7. Kebimbangan

2.3K 150 21
                                    

{Sudah Revisi}

Assalamu'alaikum readers....

Komen dongggg biar rame, sepi mulu nih:(

Jangan lupa vote juga yaw...

Selamat membaca❤❤
.
.
.
.
.

_______________

"Apa?! Melamar?!" Pekik Raina kaget, Hamdan hanya bisa menghela nafas pasrah, sudah ia duga jika Raina akan merespon seperti itu.

"Iya nak Raina, karna om dan Abi kamu sudah bersahabat sangat lama, kami ingin jika kamu dan Hamdan bisa menikah," kata Papa Hamdan lagi.

"T-tapi om...

"Saya ingin bicara dengan Raina sebentar, apa boleh?" Tanya Hamdan memotong perkataan Raina. Ia langsung memberi intruksi agar Raina mengikutinya.

"Silahkan nak Hamdan." Abi Raina buka suara dan mempersilahkan Hamdan untuk bicara dengan putrinya.

Kini Raina dan Hamdan sudah berada di teras rumah. Hamdan tidak langsung bicara, ia menghela nafasnya sebentar, sungguh Hamdan benar benar tidak menyangka jika ia di jodohkan dengan Raina.

"Rain sebelumnya saya minta maaf, tapi jujur, sejak awal saya tidak setuju dengan perjodohan ini." Ucap Hamdan, ia sedikit menolehkan kepalanya ke arah Raina yang sedari tadi hanya menunduk diam.

Meski di jodohkan sekali pun, jika hati mas Hamdan hanya untuk Kak Safa, aku bisa apa selain mengikhlaskan?

Raina tersenyum getir, dengan berat ia mendongak, "tidak apa apa mas, Rain ngerti kok, InsyaAllah Rain akan berusaha membatalkan perjodohan ini tanpa harus mengecewakan siapa pun."

"Terimakasih." Hamdan menghembuskan nafasnya lega dan tersenyum ke arah Raina.

"Tapi untuk sementara ini, biarkan Rain menunda jawabannya dulu ya mas? Rain hanya tidak mau mengecewakan Abi."

"Ya, tentu."

Setelah perbincangan singkat itu, lantas Raina dan Hamdan kembali memasuki rumah.

"Bagaimana nak jawabannya?" Tanya Abi Raina pertama.

"Eum..begini Abi, izinkan Rain untuk shalat istikharah dulu ya sebelum menjawab lamaran ini?" Ujar Raina pelan, ia menundukan kepalanya.

Abi Raina tersenyum maklum dan menggenggam tangan Raina, "tidak apa apa sayang, tapi jika kamu sudah mendapat jawabannya, cepat beritahu nak Hamdan atau Abi ya? Jangan buat dia menunggu." Raina mengangguk seraya menggulum senyum tipis.

"Kalau begitu, mari kita makan jamuannya," kata Ummi Raina mencairkan suasana yang tegang, semuanya tersenyum dan memgangguk, tapi tidak dengan Raina yang sedang bergelut dengan isi hatinya.

Kenapa semuanya jadi seperti ini Ya Allah? Aku memang mengangguminya, tapi apakah harus aku menghancurkan hati kak Safa demi perasaan ku ini? Ya Allah bantu aku, sabarkan hati ku serta yakin kan lah aku bahwa rencana-Mu jauh lebih baik dari pada rencana ku.

Raina melirihkan istighfar berkali kali agar hatinya lebih tenang, lalu beranjak dari dudunya menyusul sang Ummi di dapur.

_________

Huufffttttt

Hembusan nafas itu kembali keluar dari bibir mungil Raina. Entah sudah berapa kali ia menghembuskan nafasnya berat, setelah acara lamaran itu, Raina menjadi lebih murung dan kurang tidur, bahkan kantung matanya pun terlihat menghitam. Ia tidak pernah sebimbang ini sebelumnya.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang