23. Lamaran untuk Safa

3.4K 186 47
                                    

"Jangan lupa vote and komen❤"

Selamat membaca❤
.
.
.
.
_______

Setelah membayar semua belanjaannya, sepasang suami istri itu keluar dari pusat perbelanjaan tersebut dengan menenteng beberapa kantung plastik di tangan masing masing. Hamdan menaruh semua belanjaannya ke bagasi mobil, sedangkan Raina, ia memasuki mobil lebih dulu.

"Kenapa Na?" Tanya Hamdan saat ia memasuki mobil dan melihat Raina yang kesusahan menarik safety belt.

"Ini mas, susah." Ujar Raina yang masih berusaha menarik sabuk pengaman itu.

"Coba, sini." Hamdan mendekatkan diri ke arah Raina, menyisakan jarak yang begitu dekat. Bahkan Raina bisa dengan jelas mencium parfum mahal milik Hamdan. Ia sedikit memalingkan wajahnya ke arah lain.

"S-sudah belum?" Tanya Raina gugup, tapi tidak ada jawaban dari Hamdan.

Beberapa detik dalam posisi, Raina semakin di buat tidak karuan, ia menghela nafasnya dalam untuk menetralkan detak jantungnya yang bergemuruh, mungkin sekarang Hamdan bisa mendengarnya.

"Mas? Udah belum?" Raina semakin tidak sabaran dan pada akhirnya ia menolehkan kepalanya, tapi sial!

Cup

Refleks Hamdan menolehkan wajahnya ke arah Raina dengan wajah yang sama sama terkejut.

Blush

Pipi Raina sempurna memerah, sungguh rasanya Raina ingin menghilang saja!

"M-maaf..." Ucap Raina pelan, alih alih marah, Hamdan malah menatap Raina dengan tatapan yang menggoda.

"Sudah berani ya cium cium suami?" Goda Hamdan dengan posisi yang masih sama, kali ini, ia bisa melihat dengan jelas wajah gugup Raina dengan semburat merah di pipinya.

"A-apaan sih?! Itu gak sengaja!" Bela Raina, ia sedikit mendorong tubuh Hamdan agar menjauh darinya.

Tidak mau membuat Raina semakin malu, Hamdan pun segera melajukan mobilnya menuju rumah. Bibirnya terus tertarik membentuk lengkungan tipis, ada desiran aneh yang memenuhi hatinya saat bibir itu tak sengaja menyentuh pipinya.

________

Di sisi yang berbeda, Safa ter merenung di halte seorang diri, dengan beberapa belanjaannya. Tak bisa di pungkiri, jika Safa merasa cemburu melihat kebersamaan Raina dan Hamdan. Pantas kah ia cemburu kepada Hamdan yang sudah memiliki istri? Rasanya tidak!

Ia menghembuskan nafasnya panjang, begitu lelah berada di fase seperti ini. Ingin melupakan tapi tidak bisa, hatinya terus terselimuti rasa cinta nya terhadap Hamdan yang belum usai sampai saat ini, meski berulang kali Safa ingin melupakan pria itu.

Safa berdiri dari duduknya dan membawa belanjaannya ke dalam angkutan umum yang akan ia tumpangi.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk angkutan umum itu mengantarkan Safa pada tempat tujuannya yaitu rumah. Safa mengernyitkan dahinya heran saat ada satu mobil putih terparkir di depan rumahnya.

"Mobil siapa ini? Atau ada tamu?" Tanya Safa pada dirinya sendiri, lantas ia memasuki rumah dan memberi salam.

"Akhirnya kamu pulang juga." Sambut Ummi Safa.

"Ummi, mereka siapa?" Bisikan Safa bertanya dengan heran, lantaran ia melihat dua orang sepasang suami istri yang kira kira umurnya sama dengan orang tuanya dan seorang pria.

"Udah, nanti juga kamu akan tahu, sekarang duduk ya di samping Abi, biar ini Ummi yang bawa ke dapur." Titah Ummi nya, tanpa menunggu persetujuan dari Safa, sang Ummi langsung menarik tangan Safa dan mendudukkan gadis itu di samping Abi nya.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang