40. Masa lalu (bagian 1)

2.1K 133 40
                                    

"D-dia?" Raina membulatkan mata nya saat melihat sosok pria yang di maksud oleh Ayana. Pikirannya secara tiba tiba berputar ke kejadian beberapa tahun lalu.

________

Flashback.

Raina celingukan menunggu angkutan umum lewat, namun tidak ada satu pun kendaraan itu yang searah dengan rumahnya.

"Mana ya? Udah sore banget lagi, " gumam Raina seraya mendongakkan kepala menatap langit yang sudah berubah warna.

Halte sudah sepi namun angkutan umum itu belum juga datang dan sampai akhirnya mobil hitam berhenti di depan Raina.

"Hai Na! Lagi nunggu angkutan umum ya?" Tanya seorang pria di dalam mobil, Raina mengangguk.

"Iya nih, tapi belum lewat lewat, " jawab Raina kepada seseorang itu tanpa melihat ke arahnya.

"Bareng aku aja yu? Cuacanya lagi dingin gini, gak baik buat kesehatan." Raina berpikir panjang untuk tawaran itu, ia merekatkan jaketnya karena udara semakin dingin dan langit mulai mendung.

"Ayo Na, aku bakal anterin kamu sampai rumah kok, liat langitnya mendung, kamu bisa sakit, " katanya lagi menawarkan, Raina masih bergeming.

"Gak usah deh Dev, makasih." tolak Raina halus, bukan Devan namanya jika ia tidak memaksa.

"Ayolah Na, cuacanya gak baik buat kamu, kalo kamu kelamaan di sini. " katanya yang turun dari mobil dan menghampiri Raina. Ia membawa sesuatu di balik tangannya.

Tanpa pikir panjang Devan langsung membius Raina yang membuatnya tidak sadarkan diri, dengan cepat Devan mengangkat tubuh Raina dan membawanya ke dalam mobil.

________

Devan tersenyum miring, ia menatap Raina penuh nafsu dan perlahan ia membuka kerudung yang Raina kenakan, kerudung yang selama ini Raina jaga untuk menutup mahkota berharga nya, tapi di lepaskan begitu saja oleh laki laki kurang ajar seperti Devan.

"Kalo emang, orang tua mu tidak menerima ku, maka aku akan memaksa mu agar tetap menjadi milik ku." Gumam nya.

Raina meringis, memegangi kepalanya yang pening, ia mulai sadar dari obat bius yang Devan berikan untuknya tadi, dan betapa terkejutnya Raina saat mendapati Devan tepat di depan wajahnya.

"Yahh... Sayang sekali kamu sudah sadar, padahal kita belum bersenang senang malam ini." Ujar Devan sedikit berbisik.

"Ngapain kamu di sini huh?!!" Bentar Raina seraya mendorong tubuh Devan.

"Ini kamar aku loh Na, tadi kamu pingsan makanya aku bawa kamu ke rumah aku." Ucap Devan tanpa beban, ia menyunggingkan senyum simetris nya.

"Gak!!! Apa yang kamu lakuin ke aku van!!" Teriak Raina saat menyadari bahwa rambutnya terurai bebas tanpa penutup di depan laki laki berengs*k seperti Devan.

"Aku cuma pengen kamu Na.."

"Kamu udah gila ya? Huh?! Kenapa kamu bawa aku ke sini?! Kamu bener bener udah gila!!" Bentak Raina, air mata nya perlahan turun membasahi pipinya, ia berusaha untuk menutupi rambutnya namun di cegah oleh Devan yang menarik tubuh Raina mendekat ke arah nya.

"Iya! Aku memang sudah gila! Itu semua salah Abi kamu Raina, dia yang sudah menolak aku mentah mentah, padahal aku bisa saja pindah keyakinan demi menikah dengan mu!!" Suara Devan meninggi beberapa oktaf.

"Itu yang aku gak suka dari kamu! Aku gak mau kamu pindah keyakinan hanya karena aku Van!! Dan tentu saja Abi gak bakal biarin aku nikah sama laki laki berengsek seperti kamu!!!" Jawab Raina ikut membentak, dan tentu saja Devan tidak Terima dengan ucapan yang Raina lontar kan, Devan menampar Raina cukup keras, membuat pipi wanita itu memerah dan mungkin saja sebentar lagi akan terlihat memar.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang