16. Merasa bersalah

3.6K 180 85
                                    

⚠Warning⚠

"Jangan lupa tinggalkan jejak. Jangan jadi silent readers, lagi pula apa untungnya buat kalian? Hargailah author dengan vote dan komen. Terimakasih."


Selamat membaca❤

.

.

.

__________


Hampir tujuh jam Raina beserta keluarga Hamdan menunggu di depan ruang operasi. Dan akhirnya operasi Hamdan berjalan dengan lancar, kini pria itu sudah di pindahkan ke ruang ICU karena kondisinya masih kritis.

Raina benar benar tidak bisa menahan tangisannya melihat pria yang ia cintai terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit dengan alat bantu nafas yang menutupi sebagian wajahnya dan beberapa alat lainnya.

Perlahan Raina mendekati bed Hamdan, air matanya pun kian merebak, ia jatuh tersimpuh di depan bed suaminya.

"Hiks...ini salah ku...maafkan aku mas...maafkan aku..." Hanya kata kata itu yang dapat Raina ucap kan. Ia menggapai tangan kanan Hamdan yang dingin, di kecup nya secara perlahan.

"Cepatlah sadar...aku merindukan mu..." Tangisan Raina semakin pecah, ia menangis tergugu di hadapan Hamdan yang tak sadarkan diri. Hatinya kembali tergores oleh luka yang teramat dalam.

"Raina, sayang, bangun nak." Ummi Raina menghampiri putrinya yang terduduk di lantai, ia baru saja datang saat mendengar kabar jika menantunya mengalami kecelakaan hebat.

Ummi membantu Raina untuk berdiri, ia memeluk putrinya yang menangis, "Ummi tahu ini berat buat kamu, tapi kamu harus kuat demi Hamdan...dia butuh kamu."

"La tahzan...bukannya Allah selalu ada untuk kita? Lantas kenapa kita tidak meminta pertolongan kepada-Nya? Hanya doa yang saat ini Hamdan butuhkan untuk kesembuhannya, doa dari kamu dan orang orang di sekitar. Sudah, jangan menangis lagi," Ujar Ummi menenangkan sang putri.

Tangisan Raina mulai mereda, ia mengurai pelukannya. Yang di katakan Ummi nya benar, ada harapan di dalam doa. Ada harapan Hamdan bisa sembuh karena pertolongan maha pencipta.

________

Hari semakin malam, setelah melaksanakan sholat tahajjud sebentar di mushola terdekat, Raina kembali ke ruang ICU. Tapi ia sedikit di kejutkan dengan sosok pria yang ada di depan ruangan tersebut.

Mama, Papa dan Ummi nya sudah pulang sedari tadi, itu pun karena permintaan dari Raina. Lalu itu siapa? Pikirnya.

Raina berjalan mendekat, ia sedikit memicingkan matanya, "Kak Farhan?"

Orang itu menoleh, dan benar saja! Itu Farhan.

"Assalamu'alaikum, Na."

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Kakak tahu dari mana jika mas Hamdan kecelakaan?" Tanya Raina tanpa basa basi, Farhan tersenyum simpul.

"Dari tante Citra, katanya Hamdan kecelakaan dan kondisinya kritis, jadi Kakak ke sini." Jelas Farhan, Raina memangut mangut mengerti.

Hening dan sama sama canggung.

Tidak ada lagi percakapan di antara mereka, dua duanya masih memfokuskan diri pada Hamdan. Sampai akhirnya Farhan buka suara lagi.

"Apa kamu bahagia menikah dengan Hamdan?" Raina sontak menoleh mendapat pertanyaan itu dari Farhan. Apa maksud lelaki di sampingnya ini?

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang