Selamat membaca
.
.
.
.
___________Raina menatap dirinya di pantulan cermin, ia berkali kali menghembuskan nafasnya gusar, entah apa yang sekarang ia rasakan, dirinya benar benar merasa aneh.
"Engga Raina, itu hanya masa lalu!"
Tok tok tok
Suara pintu kamar mandi di ketuk, sepertinya itu Hamdan. Raina segera merapihkan kerudungnya dan membukakan pintu.
"Kamu sedang apa di dalam? Kenapa lama sekali?" Tanya Hamdan merasa heran karena tidak biasa nya Raina berlama lama di kamar mandi.
"Hm? Engga kok mas, tadi Rain cuma buang air kecil. Oh iya, Mama sama Papa sudah datang?" Ucap Raina mengalihkan pembicaraan, sebisa mungkin dirinya harus terlihat baik baik saja di depan Hamdan dan kedua mertuanya.
"Iya, mereka sudah datang, dan mereka sangat kecewa dengan kelakuan putri nya." Timpal Hamdan terlihat begitu berat mengetahui kejadian ini.
"Kita turun sekarang? Mungkin saja Mama membutuhkan Rain." Ajak Raina, Hamdan mengangguk dan menggandeng tangan istrinya untuk menemui Papa dan Mama di bawah.
Raina menghampiri Mama mertuanya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga, matanya terlihat melancarkan kekecewaan teramat dalam saat mengetahui Hanum berbuat seperti itu, ia seakan gagal menjadi Ibu yang baik untuk anak perempuan satu satunya itu.
"Ma.." Panggil Raina lembut, Mama menoleh ke arah Raina seraya tersenyum.
"Mama tenang ya? Rain yakin kok ini bukan salah Hanum sepenuhnya." Ucap Raina menenangkan Mama nya.
"Ma... Pa..." Lirih seseorang yang membuat mereka menoleh ke arah tangga.
Hanum berjalan tertatih ke arah kedua orang tuanya, tak bisa di sembunyikan lagi jika sedari tadi air mata nya terus mengalir membasahi kedua pipinya, ia begitu menyesal atas kejadian semalam.
"Ma..." Hanum menubruk tubuh Mama nya dan terisak di dalam pelukan nya. Ia melirih kan maaf beberapa kali membuat hati Mama terasa sakit.
"Hanum minta maaf udah kecewain Mama...Hanum-Hanum minta maaf ma..." Katanya dengan tangis.
Papa Hamdan hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, selama ini beliau rasa, beliau terlalu keras kepada Hanum hingga menjadikan Hanum seperti ini.
"Hanum bisa jelasin semuanya ma... Pa..." Ujar Hanum seraya melepaskan pelukannya, ia menatap Mama dan Papa nya bergantian.
"Baiklah, ceritakan semuanya." Titah Papa tanpa basa basi.
Hanum menghembuskan nafasnya pelan sebelum bercerita, "Ya, Hanum akui Hanum memang salah, Hanum benar benar gila karena cinta, sampai sampai Hanum melakukan hal nekat kayak gini. Awalnya Hanum di paksa masuk ke dalam club itu, Hanum di paksa minum sampai beberapa gelas di sana, Hanum kira semuanya akan baik baik aja, tapi enggak! Mereka semua menjebak Hanum dan berusaha untuk melec*h kan Hanum." Suara Hanum kembali bergetar, ternyata benar jika musuh sebenarnya itu bisa saja datang dari sahabat terdekat.
Raut terkejut terpancar dari wajah Mama dan Papa Hanum, tapi mereka hanya diam membiarkan Hanum bercerita hingga selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)
ActionLengkap. (Revisi ke 2 menyusul) Harap follow akun author sebelum membaca. _________ Aku memang mencintainya, tapi berbeda dengan dirinya yang hanya menganggap ku seperti bencana. Cinta memang tak selamanya indah bukan? Pasti ada ujian yang harus k...