22. Bertemu Safa

2.7K 204 57
                                    

⚠WARNING⚠

"komen yok!!! Makasiii:)"

Selamat membaca❤

.
.
.
.
______

Hembusan angin malam dan kebisingan sekitar menjadi teman untuk Raina dan Hamdan menikmati makanannya. Tidak ada percakapan di antara kedua pasangan itu, mereka sama sama diam, menikmati nasi goreng yang mereka pesan tadi.

"Lain kali, kalau kamu mau nunggu sesuatu di malam seperti ini, harus ada teman atau cari tempat yang ramai." Celetuk Hamdan memulai percakapan.

"Iya mas, maaf karna selalu merepotkan," Timpal Raina seraya sedikit menundukkan kepalanya.

Hamdan menghembuskan nafasnya panjang, ia menatap Raina yang menunduk, "saya hanya khawatir." Sontak perkataan itu membuat Raina mendongak, menampakkan wajah terkejutnya.

"A-pa?" Tanya Raina, meminta agar Hamdan mengulang ucapannya, ia sedikit tidak percaya jika suaminya berbicara seperti itu. Bagaimana tidak?! Hamdan begitu kejam padanya dulu, bahkan melihatnya pun tidak mau, tapi sekarang malah sebaliknya.

Hamdan terbelalak, ia berdehem sebentar, "tidak." Elaknya sedikit salah tingkah. Lalu ia kembali memakan makanan nya.

________

Tepat pukul sebelas malam, mobil milik Hamdan terparkir di garasi. Raina yang kelelahan akhirnya tertidur saat di perjalanan. Mau tidak mau, Hamdan harus menggendong Raina ke kamarnya.

Dengan perlahan, Hamdan menidurkan Raina di kasur. Ia menatap sebentar wajah Raina seraya mengelus pucuk kepala istrinya itu.

"Kamu memang wanita baik, tapi hati saya tidak bisa berbohong, jika saya masih mencintai Safa. Maafkan saya Raina, karena sangat sering menyakiti mu." Ucap Hamdan begitu pelan, entah apa yang sekarang tengah ia rasakan, hatinya selalu di buat nyaman saat berdekatan dengan Raina tapi di sisi lain juga, Hamdan masih sibuk memikirkan Safa.

"Jujur, saya tersiksa dengan ini, terjebak dalam masa lalu sedangkan sekarang saya punya masa depan yaitu kamu." Lanjut Hamdan masih memandangi wajah polos Raina, hembusan kecil keluar dari bibirnya. Hamdan mengecup kilas kening Raina sebelum beranjak pergi.

Namun tanpa ia sadari, jika Raina mendengar semua ucapan yang tadi Hamdan lontarkan. Raina tidak sengaja terbangun saat Hamdan mendaratkan tubuhnya di kasur. Ia menatap kepergian Hamdan dengan mata yang kembali berkaca kaca dan hati yang kembali terluka.

Baru saja Raina merasakan perbedaan dari Hamdan, tapi lagi lagi Raina salah. Hati Hamdan masih tetap untuk Safa, walau jiwanya selalu bersama Raina.

"Begitu sulit kah menemukan kebahagiaan? Kenapa di saat aku bahagia, harus ada luka yang kembali datang?" Lirihnya.

Tangan Raina bergerak untuk mengusap air matanya, ia tidak boleh menangis, Raina tidak boleh cengeng!

"Baiklah! Aku akan membuatnya sadar, aku tidak boleh terus seperti ini." Tekad Raina. Biarlah untuk kali ini saja Raina bersikap egois, ini demi rumah tangganya, ia juga berhak untuk di cintai bukan?

________

Seperti biasanya, Raina akan bangun di waktu shubuh lalu setelah itu ia akan menyiapkan sarapan untuk suaminya.

Tapi kali ini berbeda, tidak ada sapaan hangat dari Raina dan tidak ada senyuman cantik yang Raina tunjukan untuk Hamdan. Wajahnya terlihat datar, tidak berekspresi.

Pria yang berstatus sebagai suaminya itu mengernyitkan dahinya saat tidak melihat senyuman dari Raina. Ada apa? Pikir Hamdan.

"Selamat pagi." Sapa Hamdan lebih dulu, Raina hanya menyauti seperlunya.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang