10. Rayuan

831 133 0
                                    


Manusia yang tak pernah berhalu itu,
Pasti gak ada.

-Ata L.B

"Da..."

Hening, tak ada sahutan.

"Jada..."

Yang di panggil tak menjawab, malah melamun.

"WOY! JADA!"

Akhirnya Teriakan terakhir mampu membuat Jada tersentak kaget, menoleh ke samping menatap Agatha lalu menyengir bodoh.

"Napa?" Jada bertanya dengan Ling-lung, membuat Agatha hanya mampu menghela nafas pelan.

Dan tanpa sepatah katapun, Agatha hanya menyodorkan satu buah kertas kepada Jada. Dan tentu saja di sambut Jada dengan heran, menatap Agatha yang kini sudah acuh dan mulai memakan bakso pesanan nya tadi.

Pandangan Jada beralih menatap kertas putih yang berada di genggaman nya saat ini. Membalik nya, lalu kemudian membacanya.

Dan dalam hitungan detik setelah di baca, Jada hampir saja berteriak kencang kalau saja Agatha tak menyumpal mulut Jada dengan satu buah bakso. Hingga akhirnya tersedak.

"Lo mau gue mati ya?" Jada langsung menyembur marah ketika sudah minum air jus milik Agatha.

"Iya." Agatha menjawab enteng, kembali melanjutkan acara makan nya mengabaikan Jada yang mendengus sebal.

Untung saja suasana kantin saat ini cukup sepi, sehingga ia tak perlu terlalu berpura-pura menjadi nerd. Karena tadi ia kelepasan memakai kata panggilan Lo-Gue.

Pandangan Jada kembali beralih ke arah kertas yang masih setia di genggam nya. Huh, sama kertas aja setia, apalagi nanti sama Bara.

Senyum-senyum sendiri ketika membayangkan sesuatu hal yang ada di ekspetasi nya, membuat Agatha yang melihat nya hanya bisa menggeleng maklum.

✓✓✓✓✓

Arsen itu termasuk orang yang humble. Mudah bergaul, cuma di sekolah aja tapi. Soalnya, kalau udah di luar sekolah dia akan menjadi orang yang berbeda.

Lebih banyak diam, dan datar.

Dan tak ada yang tau hal itu, kecuali dua teman nya. Gavin dan Andra, berteman semenjak kelas 1 SMA hingga sampai sekarang---2 SMA. Mereka bertiga lebih sering barengan. Apalagi kalau di sekolah.

Dan Arsen nyaman-nyaman saja berteman dengan mereka. Selain itu juga sifat mereka hampir sama. Sama-sama bobrok, dan jahil.

Seperti saat ini, pertanyaan aneh yang di mulai dari Andra membuat yang kedua nya ikut menjawab.

Bertanya tentang sekolah mereka masing-masing, yang sebelum didirikan terdapat bangunan angker apa tidak.

"Sekolah gue yang SD, dulu itu ternyata kuburan," ujar Gavin, ia yang memulai menjawab.

"Ihh serem nya." Andra menimpali, sedangkan Arsen hanya diam menyimak.

"Kalau gue, pas sekolah SMP ga taunya dulu bekas rumah sakit peninggalan Belanda."

"Ihhh nambah serem." Andra menimpali, sedangkan Gavin hanya meringis pelan.

"Kalau Lo? Gimana?" Gavin bertanya, menatap Andra yang kini terdiam sejenak.

"Gue,.... ternyata sekolah kita sekarang ini bekas peninggalan mantan gue."

"Anjay lebih serem ini mah." Gavin maupun Arsen berkata kompak, membuat ketiganya tertawa.

Fake Nerd Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang