21. Aiyaya

498 80 7
                                    


Ini bulan Oktober.
Bukan oktrouble,
Jadi jangan aneh-aneh.

-Ata L.B

"Da.." Jada di panggil, membuatnya langsung menoleh menatap Agatha. Mengangkat sebelah alisnya, menunggu perkataan Agatha selanjutnya.

"Lo tau gak? Alasan kenapa Ultraman langsung pergi kalau udah menang dari bertarung?" Mendengarnya, membuat Jada menatap Agatha aneh.

Menghela nafas sejenak, membenarkan letak kacamatanya. Lalu menjawab, "Ya supaya gak ketauan jati diri dia sebenernya lah, semua orang tau itu."

"Salah," ujar Agatha, kepalanya menggeleng.

"Terus?"

"Alasan dia langsung cabut habis bertarung adalah, dia gak mau mengganti rugi kota yang hancur karena gara-gara dia sendiri."

Jada mendengus sebal, merotasikan kedua bola matanya malas. Jada tau dan sangat tau bila Agatha masih merasakan gabut. Setelah satu jam di kelas tak ngapa-ngapain, karena jam pelajaran kosong. Agatha sangat gabut, bahkan ini bukan pertanyaan pertama yang aneh untuk Jada.

"Terserah, gue mau ke toilet." Jada bangkit dari bangkunya, namun di tahan sebentar oleh Agatha.

"Gue temenin ya."

"Ga usah, mending Lo kerjain aja tuh tugas, daripada nanya yang ngadi-ngadi Mulu."

Agatha mengerucutkan bibirnya kesal, dan ia hanya menatap kepergian Jada yang meninggalkannya di kelas bersama siswa lainnya yang terlihat sibuk sendiri.

✓✓✓✓✓

Toilet memanglah alibi Jada.

Namun tujuan sebenarnya adalah ke taman. Entah mengapa ia ingin menyendiri. Lantaran, hari ini tak seperti biasanya. Yang biasanya ia selalu mendatangi Bara ke kelas, ataupun ke rooftoof. Tapi, hari ini entah mengapa ia malas.

Dan pikirannya masih tertuju pada Arsen. Dia sudah dua hari tak sekolah, walau seperti itu. Arsen tetap menghubunginya, baik via telepon ataupun chat. Walau Jada membalasnya dengan sok acuh.

Jada sedikit mendengus kala mengingat chatannya kemarin malam. Ketika ia ingin tidur, namun urung karena suara dentingan ponselnya.

Yang Jada paling ingat pesan dari Arsen adalah kata-katanya yang mampu membuatnya tersindir. Yaitu, "Gue tuh bukan tipe orang yang hanya berani stalking, dan gak berani chating."

Tentu saja Jada tersindir. Selama ini ia selalu stalking Tentang Bara, mengikutinya. Ya, walau ia mempunyai nomor Bara. Tapi, ia sama sekali tak pernah telepon bahkan chat satu huruf pun.

Walaupun menunggu Bara untuk menge-chatnya. Sepertinya itu mustahil, mungkin Bara akan menge-chatnya duluan ketika Blackpink sama BTS kolaborasi.

"Gak belajar?"

Hampir saja Jada terjungkal kebelakang, lantaran bangku taman yang ia duduki tak ada senderan punggungnya. Menoleh menatap Bara yang tiba-tiba saja datang entah dari mana.

Masih memegang dadanya lantaran masih kaget, "Kapan Dateng? Ngaggetin tau."

"Dari tadi, pas kamu tiba-tiba kelihatan kesal entah karena apa."

Fake Nerd Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang