Adanya apa,
Punyanya apa,
Di syukuri gitu aja.
Entar juga bahagia.-Ata L.B
Ngomong sama orang yang kesadaran nya belum di pastikan itu, ibarat ngomong sama tembok. Tapi, masalahnya dia manusia.
Arsen, bisa di katakan gila atau memang anak yang berbakti.
Hampir setiap hari ia selalu datang ke rumah sakit hanya untuk menjenguk sang mama. Mama yang dulu selalu setia mendengar semua ocehan nya, Merawatnya, serta menjaganya.
Namun, sekarang yang mama hanya bisa lakukan padanya adalah. Mendengar semua isi curahan hati arsen. Hanya itu, itupun sang mama mendengar atau tidak Arsen tak tau.
"Mah, memperjuangkan cinta itu ternyata sulit ya." Masih dengan tema yang sama dengan kemarin.
Yaitu cinta, cinta itu banyak ceritanya. Ada yang suka, ada yang duka, dan ada yang hambar.
Dalam seumur hidup, yang arsen hanya tau tentang cinta adalah kepada sang mama. Hanya mama nya, tapi untuk satu bulan belakangan ini. Entah kenapa rasa cintanya terbagi untuk seorang gadis. Yang Arsen juga belum tau pasti latar belakang keluarganya.
"Mah, Arsen mau perjuangin dia. Tapi, dia malah perjuangin orang lain." Arsen tersenyum kecut kala terlintas di benak nya, bayangan Jada yang lebih banyak tersenyum pada dan untuk Bara, ketimbang dirinya.
"Arsen nyerah sekarang?"
"Ikuti ego mu."
Bukan mama nya yang menjawab, melainkan Linda. Salah satu suster di rumah sakit ini yang sering merawat sang Mama.
"Orang banyak berpikir bila manusia harus mengikuti kata hati. Tapi, nyatanya ego yang lebih banyak di turuti. Kata hati itu omong kosong, jadi kamu ikuti saja egomu."
Arsen terdiam, dan berusaha mencerna apa yang di katakan oleh suster Linda.
✓✓✓✓✓
"Hai kak Bara."
Walau Bara terdiam, tapi Jada tetap tersenyum dan mengambil tempat duduk di samping nya. Sudah kebiasaan Jada selama hampir seminggu ini. Bara pun tak melakukan sesuatu yang membuat atau menyuruh Jada pergi.
Untung saja Jada sekolah di tempat seperti ini, dimana banyak orang yang tak ingin ikut campur atas masalah atau kegiatan yang di lakukan orang lain. Bahkan anak cupu pun di anggap sama rata dengan mereka.
Jadi, Jada juga tak perlu khawatir bila dirinya akan di bully.
"Semalem aku chat kak bara, kenapa gak di bales?" Tanya Jada, membuat Bara menoleh sejenak lalu kembali menatap bukunya.
"Gak tau."
"Gak tau kalau aku chat?"
"Ga tau hp nya dimana."
Jada menghela nafas, berbicara pada Bara memang harus mempunyai niat dan ilmu yang hakiki agar tak mudah menyerah.
Hingga waktu berdua mereka di ganggu oleh kedatangan nya Lays serta Dio. Sedangkan Taro entah kemana perginya.
"Wih, si Nokia."
Mendengar perkataan lays membuat Jada merengut kesal. Lays, memanggil Jada Nokia bukan tanpa sebab, melainkan Hp Nokia zaman dulu ketika di aktifkan pasti akan muncul tulisan 'Manjada wajada' plesetan dari namanya yaitu, Manjada adelka.
Tapi, terkadang Jada Bodo amat. Dirinya harus selalu ingat bila ia tetap menyamar menjadi nerd. Dan tak boleh bar-bar, always stay kalem.
"Lo dah ngapain aja sama si api?" Tanya Dio, membuat kening Jada mengkerut heran.
"Hah?"
"Hei, gak usah sok polos deh. Lo dah tau juga pasti kan, cuma Lo doang cewek satu-satunya yang di bolehin sama Bara untuk bisa Deket sama dia," ujar Lays, sedangkan Jada terdiam. Bara? Tak usah di tanyakan, dia selalu aja diam.
Sebenarnya, ke tiga teman Bara juga bingung. Lantaran baru kali ini Bara merasa tak masalah atau terlihat acuh ketika Jada berada di dekatnya. Sedangkan selama ini, banyak cewek yang jauh lebih cantik dari Jada mendekati bara.
Namun, apa yang terjadi?
Belum juga cewek itu berbicara satu kalimat, Bara sudah menyuruh nya pergi. Jangan kan duduk di samping Bara, berada di radius lima meter darinya saja langsung menyuruh orang menjauh, atau masa depan mereka taruhan nya.
Ya, masa depan. Bara tak segan akan mengeluarkan siapa saja yang melanggar peraturan nya. Bara bisa mengeluarkan mereka lantaran kekuasaan keluarganya.
Jadi tak heran bila ia bisa semaunya di sekolah, walau kemauan nya hanya untuk dirinya sendiri.
"Pergi."
Lays maupun Dio terdiam, lalu tersenyum. Ternyata dugaan mereka bila Bara berubah salah, buktinya ia langsung berucap dan menyuruh Jada pergi.
Sedangkan Jada terdiam, walau jauh di dalam lubuk hatinya ia kesal pada kedua sahabat bara ini. Bisa-bisanya mereka mengingatkan perlakuan bara yang biasanya. Kan Bara jadi ingat.
Baru saja Jada ingin beranjak, namun lengan nya di cekal oleh Bara. Membuat Dio maupun Lays terkejut, sedangkan Jada terdiam kaku. Maklum, baru kali ini bara menyentuh nya. Dan rasanya aneh.
"Mereka berdua yang pergi, bukan kamu."
Sontak saja Lays serta Dio hanya mampu melongo. Namun detik kemudian langsung pergi, lantaran Bara sudah beralih menatap mereka dengan tajam. Jadi, daripada kena masalah. Lebih baik mereka cepat pergi.
Meninggalkan Jada yang kini entah harus apa. "Duduk." Dan Jada menuruti apa yang di suruh oleh Bara, lalu kemudian kembali hening.
Bara yang kembali melanjutkan membaca, sedangkan Jada yang masih terdiam dan berusaha mencerna apa yang terjadi. Lalu berharap bila ini bukan di mimpi.
Ya, ini bukan di mimpi.
Tapi di wattpad.
Do you know wattpad? Tempat nya, halu.
Tapi, jujur. Jada masih merasa heran, apa yang di katakan teman nya bara tadi ada benarnya. Bara yang ini, berbeda. Membuat Jada penasaran, Bara memang berubah untuknya, atau hanya pura-pura berubah saja?
BANTU SHARE.
THANKS
WATTPAD : Atalia_balqis
IG : Ata.l.b
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Girl (COMPLETED)
HumorCERITA INI KALIAN COPY? SIAP-SIAP GUE BULLY! Nerd, apa yang kalian pikirkan setelah membaca seuntai kalimat tersebut? yang pasti kalian langsung tergambar pada sosok yang berpakaian cupu, memakai kacamata, dan hobi sekali membaca. iya kan? namun, a...