Jangan gampang tertarik
Karena di perlakukan baik.
Di manja,
Belum tentu terlalu cinta.-Ata L.B
"So, Lo mau ngomong apaan?"
Jada menggigit bibir bawahnya, ia gugup. Tentu saja, menatap Arsen ragu yang kini berdiri di hadapannya.
Entah perasaanya saja atau memang iya, Arsen terlihat hanya memasang raut wajah datar. Tak seperti biasanya.
Biasanya dia itu selalu saja senang dan semangat ketika berada dengannya, tapi mengapa dia seolah-olah malas menatapnya?
Jada menggeleng pelan, mengenyahkan pikiran yang aneh-aneh di dalam benaknya.
Mengambil nafas dalam, hendak berkata. Namun sayangnya, "Arsen!" Seseorang memanggil Arsen.
Membuat keduanya menoleh, menatap seorang gadis. Cecil namanya, ia berlari dan melangkah mendekat ke arah mereka berdua. Lalu tersenyum lebar.
"Ayo, katanya mau ngajarin aku."
Jada dapat melihat jika Arsen tersenyum lalu mengangguk, "Iya, bentar." Lalu menoleh kepada Jada. "Cepetan ngomongnya. Gue mau ajarin dia main."
Jada menggeleng pelan, "Gak jadi. Udah sana, ajarin dia main aja."
Mendengarnya membuat Arsen mengangguk, lalu berlalu pergi. Bersama Cecil yang diam-diam tersenyum senang.
Sedangkan Jada, entah kenapa hatinya agak sakit. Bahkan lebih sakit dari dulu ketika dirinya di bentak oleh Bara.
Arsen tak membentaknya sih, tetapi nada bicaranya tadi terdengar sangat berbeda dari sebelumnya. Terkesan datar, acuh, dan dingin.
Dan ketika Cecil tadi datang, nada bicara Arsen seketika berubah menjadi lembut.
Jada menghela nafas pelan, pilihannya untuk memilih Arsen sepertinya salah. Dan mungkin, ia bisa memilih Bara. Walau, ia tau jika Bara tak benar-benar menyukainya. Tetapi, setidaknya nanti waktu bisa merubah semuanya.
✓✓✓✓✓
"Eh, Lays. Lo lahir premium kan?"Lays yang tadinya fokus dengan gamenya, kini langsung menoleh menatap Taro dengan pandangan heran. "Premium apaan?"
Taro berdecak sebal, "Itu, yang Lo kata waktu kecil pas umur Lo 7 bulan. Lo lahir premium kan?"
"Prematur itu bangsat!"
"Eh?"
Keduanya terlihat langsung adu mulut, dan Bara sama sekali tak menghiraukan. Acuh seperti biasa, dia bakal perduli kalau salah satunya ada yang meninggal. Mungkin.
"Kak."
Bara mendongak hendak tersenyum, namun urung ketika mengetahui bila bukan Jada yang datang menghampiri. Melainkan Cecil, heran dah, dia ada dimana mana.
Bara sebenarnya heran, sejak seminggu ini. Jada terlihat beda, dia jadi jarang bertemu dengannya. Dan kalaupun bertemu, pasti cuma sebentar. Tak ada dua puluh menit, lalu dia langsung pergi.
"Kak Bara bisa bantu aku gak?" Cecil bertanya, menampilkan wajah memelasnya agar Bara mau mengabulkannya.
"Gak." Namun sayangnya, Bara tetaplah Bara. Ia tak mau melakukan apa yang menurutnya tak penting, mungkin terkecuali Jada yang menyuruhnya.
"Tapi ini tentang ulang tahun Jada kak." Mendengar nama Jada membuat Bara langsung menoleh menatapnya. Dan hal itu mampu membuat Cecil diam-diam tersenyum.
"Kakak gak tau ya? Bentar lagi ulang tahun Jada, dan aku mau kasih kejutan sama dia. Dengan Cara pemberian ucapan, tapi kakak harus bantu aku dengan hanya mengatakan Ya aja."
Bara terdiam sejenak, hanya ya saja. Tak membuat suaranya habis kan? Akhirnya ia mengangguk setuju, membuat Cecil langsung kegirangan.
"Oke, nanti aku sebut sebuah pertanyaan. Dan Kak Bara tinggal jawab ya aja. Oke."
"Hm." Bara hanya berdehem pelan sebagai jawaban.
"Oke, pertanyaan pertama. Aku memilih warna biru, apakah kamu suka?"
"Ya."
Cecil tersenyum, namun matanya tentu saja melirik sekitar untuk memantau. "Pertanyaan kedua, baju gaun beludru itu sangat cocok denganmu bukan?"
"Ya."
"Pertanyaan ketiga..." Cecil semakin melebarkan senyumannya, kala melihat Jada yang akan hendak kemari. Dengan keras ia berkata, "Kak Bara mau balikan sama aku?!"
"Ya." Tanpa sadar sebenarnya Bara berkata demikian.
Sedangkan Jada tentu melihat dan mendengarnya, di pikirannya saat ini adalah. Jika Cecil pasti orang yang dimaksud oleh seseorang di toilet tadi. Tetapi, wajah Cecil sangat berbeda dengannya. Namun, jika Cecil bukan orang yang di maksud. Kenapa dia berkata demikian? Mengajak balikan Bara seolah-olah mereka adalah mantan kekasih.
Jada tak bisa berpikir sekarang, akhirnya ia memutuskan untuk pergi saja dari sana. Ia juga sudah tau dan dengar jawaban Bara tadi. Yaitu iya. Sudah di pastikan mereka kembali berpacaran.
Namun, setelah kepergian Jada. Cecil langsung menyengir kala Bara menyorot dirinya tajam. "Bercanda kok kak yang tadi. Peace."
✓✓✓✓✓
"Jadi, Cecil-Cecil itu Deket sama Arsen ataupun Bara?"
Jada langsung mengadu pada Agatha, ia memutuskan untuk pergi ke kelas saja. Lalu bercerita semuanya kepada Agatha. Sebal? Tentu saja.
Padahal tadi Jada sudah memutuskan untuk memilih Arsen. Karena dia adalah orang yang pantang menyerah, sekalipun Jada sendiri mengusirnya dan mengacuhkannya.
Namun sayangnya Arsen malah terlihat berubah. Dan ketika ia memilih Bara, hal seperti tadi yang terjadi.
Agatha menghela nafas pelan, "Lo gak bisa milih hanya tergantung sifat mereka, Da."
Kening jada mengkerut,"Maksudnya?"
"Maksudnya, Lo jangan asal pilih. Lo harus bener-bener kompromi sama hati Lo sendiri. Gak perduli sifat dia, mau dia Deket cewek ataupun dingin sama Lo. Kalau Lo cinta, Lo bakal rela berjuang demi dia."
Jada mengerjapkan matanya pelan, apa yang di katakan Agatha ada benarnya juga. Ia sama sekali tak pernah berjuang untuk Arsen. Dan ketika Arsen ngomong dengan nada dingin dan terlihat acuh padanya saja, langsung membuat dirinya menyerah.
"Oke, mulai sekarang gantian. Gue yang bakal berjuang untuk si kusen."
Mendengar sang sahabat berkata demikian, membuat Agatha senang dan langsung menyemangatinya.
Jada sebenarnya memang sudah suka dengan Arsen dari pertama kali bertemu. Agatha dapat melihatnya, namun sayangnya Jada selalu menyangkal.
Dan akhirnya, Jada sendiri yang mengaku bila akan berjuang mendapatkan hati Arsen kembali.
Ya, semoga pilihan Jada tak salah.
Bara juga, terlalu aneh menurut Agatha. Makanya ia mendukung Jada dengan Arsen saja di bandingkan Jada dengan Bara.
UP.
VOTE+KOMEN+SHARE
THANKS.
WATTPAD : Atalia_balqis
IG : Ata.l.b
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Girl (COMPLETED)
HumorCERITA INI KALIAN COPY? SIAP-SIAP GUE BULLY! Nerd, apa yang kalian pikirkan setelah membaca seuntai kalimat tersebut? yang pasti kalian langsung tergambar pada sosok yang berpakaian cupu, memakai kacamata, dan hobi sekali membaca. iya kan? namun, a...