24. Pergi

579 90 6
                                    


Meski sulit,
Jangan pernah menyerah.
Meski sakit,
Jangan pernah berhenti melangkah.

-Ata L.B

Jada hanya melamun sepanjang jam pelajaran sedang berlangsung. Ia mengabaikan Agatha yang entah berkata apa padanya. Bahkan sampai pulang sekolah pun, ketika dirinya di jemput oleh Kai. Jada tetap saja melamun, tak menghiraukan protesan dari Kai lantaran di acuhkan selama di perjalanan menuju arah pulang.

Bukan tanpa sebab, Jada melamunkan atas perkataan Arsen yang entah membuatnya menjadi kepikiran sendiri.

Padahal, Jada tak merasa tak tertarik padanya. Sangat acuh malah.

Tapi, karena perkataan Arsen yang tadi siang ketika di kantin. Seolah-olah Arsen akan pergi jauh.

Seharusnya Jada senang, Arsen tak ada. Artinya tak ada pengganggu dirinya yang ingin dekat dengan Bara.

Tapi, lagi dan lagi Jada di buat bingung dan bimbang sendiri.

Ia yakin suka dengan Bara. Ya pasti, masa ia sudah berjuang dari awal masuk dan gak suka sama Bara? Gak lucu kan.

Jada yakin bila ia hanya penasaran pada perkataan Arsen. Tak lebih.

"Si adek kenapa?"

Bunda langsung bertanya pada Kai, ketika melihat Jada yang langsung nyelonong pergi begitu saja ke lantai atas. Hanya mengucap salam, tanpa menyalim tangan bunda seperti biasanya.

Kai mengangkat kedua bahunya, "Patah hati mungkin."

"Dih, emangnya kamu?"

Kai mendengus, bunda nya ini masih saja mengejeknya. Semenjak ia putus, bundanya ini selalu menyuruhnya untuk segera mencari peganti. Bahkan Agatha di masukan ke dalam list oleh bunda untuk menjadi pacarnya. Dan tentu saja Kai menolak, ia hanya ingin berpacaran dengan orang yang ia suka.

Lagipula, tak ada yang tau. Bila kai masih menyukai sahabat kecil Jada, yang sampai sekarang ia belum ketemu dengannya lagi.

"Udah ya Bun, aku juga mau ke kamar." Pamit Kai.

Bunda hanya mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Kai langsung berjalan pergi ke arah tangga untuk naik ke lantai atas.

✓✓✓✓✓

"Nilai Lo merah anjir."

Lays mendengus, Taro mengejeknya. Melihat lembar jawaban miliknya yang tertulis tinta merah dengan angka Nol besar.

Bara, Dio, Lays dan Taro baru saja menjalani ujian bahasa Inggris. Dan setelah itu baru bisa pulang.

Karena Lays memang orang yang paling tak suka pelajaran tersebut, akhirnya ia hanya mengisinya dengan asal-asalan. Yang penting pulang.

"Tau ah, bukan salah gue."

"Lah? Kok bukan salah Lo?" Tanya Dio heran.

Mereka berempat sudah berada di bascame mereka. Gudang sekolah, yang memang sekolahan tetap buka sampai Maghrib walau sudah jam pulang sekolah. Alasannya, masih banyak beberapa guru ataupun murid yang mengikuti ekskul. Sehingga memutuskan untuk tak menutup gerbang sekolah sampai Maghrib.

Fake Nerd Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang