Lo itu orang yang menyenangkan
Ketika tutup mulut.-Ata L.B
"Jadi, dia yang bakal pura-pura Lo bully?"
Jada berdecak, "Gue yang di bully, bukan gue yang ngebully elah."
Agatha langsung merotasikan kedua bola matanya malas, "Iya-iya,"
Tatapan keduanya langsung kembali teralih menatap satu sosok yang kini sudah berada di hadapan nya. Sosok cewek yang bisa di katakan 'Gemuk' agak pendek, bahkan lebih tinggi Jada.
Menilik penampilan nya dari atas sampai bawah, lalu bersidekap. "Lo tau cara nge-bully orang?" Tanya Agatha, dan di balas gelengan oleh wanita itu.
"Lah? Gimana sih?" Jada menyengir ketika Agatha menatap nya heran dan seolah-olah meminta penjelasan.
"Dia emang gak pernah nge-bully orang, makanya ga tau. Tapi, gue bakal ajarin dia kok."
Tentu saja Agatha tak habis pikir atas pemikiran Jada yang terlalu waw. Saking waw nya, Agatha sampai pusing sendiri memikirkan nya. Baru kali ini ia berteman dengan orang yang terlampau mempunyai halu tingkat tinggi.
"S-E-R-A-H!" Agatha sengaja mengeja nya, terlihat jelas jika ia kesal dengan Jada.
"Serah? Oh, sayuran yang di pake buat sama bakso itu ya?"
"ITU SERE!" Buset dah, Agatha dari tadi nge-gas Mulu, PMS kek nya.
Jada hanya mengangkat bahunya acuh, tak terlalu memikirkan Agatha yang kenapa. Ia malah kembali fokus ke orang yang akan mendapatkan tugas negara milik nya.
Sedangkan Agatha kembali memainkan ponsel nya. Beruntung saat ini sedang jam istirahat, jadi mereka bisa merencanakan nya di rooftoof. Namun, Agatha sepertinya tak yakin bila rencana Jada akan berhasil.
Hei, bagaimana Agatha tak yakin. Bila orang yang akan pura-pura nge-bully Jada adalah cewek yang bertubuh bongsor, wajah yang tak bisa dikatakan cantik, plus poin penting nya adalah dia termasuk orang yang introvert. Ya, Agatha cukup tau soal itu. Lantaran ia cukup kenal dengan nya.
Wajar memang, kan Agatha dari kelas satu sudah sekolah di sini. Sedangkan Jada baru hampir satu bulan ini sekolah nya.
"Paham?"
Lamunan Agatha langsung buyar seketika, setelah mendengar perkataan Jada yang sudah bilang paham saja. Sedangkan dirinya sama sekali tak mendengarkan.
Sedangkan Jada tersenyum senang ketika orang yang di hadapan nya ini mengangguk. "Oh iya, nama Lo siapa?"
"Linda." Jawaban yang singkat, sudah terlihat jelas jika tak suka banyak omong.
Tapi, "Itu nanti nge-bully, aku nya harus marah-marah?"
Jada mengangguk, "Iya,"
"Marah nya karena apa?"
"Terserah, sebisa Lo aja. Ya pokoknya yang biasa orang lakuin pas waktu nge-bully."
"Tapi, aku gak pernah tau dan liat gimana orang nge-bully."
Jada terdiam sedangkan Agatha hanya menggelengkan kepalanya. Sudah ia duga ini mah.
"Da." Jada menoleh, menatap lewat ekor matanya ketika Agatha mendekatkan mulut nya di samping telinga Jada.
"Mending Lo kursus-in aja dia di sekolah tips tukang bully." Agatha menyengir ketika tatapan Jada berubah menjadi tajam.
Menghela nafas pelan, lalu menatap Linda. "Lo nge-bully gue nanti dengan cara gue duluan yang mulai. Nanti pas di jam istirahat kedua, gue bakal sengaja numpahin minuman ke seragam Lo. Nah, karena posisi kita itu bakal ada di kantin, jadi gue bakal liat dulu di mana tempat duduk nya si kak Bara. Setelah itu, baru deh jalanin misi nya. Lo marahin gue sepuasnya bahkan usahain selebay mungkin buat marahin gue. Nanti pasti kak Bara bakal datengin dan bantuin gue."
Mendengar penjelasan dari Jada, mampu membuat Agatha cengo. Ternyata teman nya ini benar-benar sudah memiliki penyakit halu stadium akhir. Jelas-jelas kalau kejadian yang di rencanakan oleh Jada hanya bisa terjadi di Wattpad. Sedangkan di nyata, hanyalah 2% nya saja. Ya, semoga Jada termasuk di 1% nya.
✓✓✓✓✓
Sudah hampir lima menit bel istirahat berbunyi, namun kelas Arsen sama sekali belum bisa keluar. Lantaran Gara-gara sebuah pertanyaan yang tadinya ke IPA, malah melenceng ke IPS.
Aneh tapi nyata.
Dan bukan hanya Arsen saja yang bosan. Seisi kelas pun sama, bahkan si juara 2 paralel saja terlihat mulai menguap ngantuk.
"Oke, pertanyaan terakhir. Dan yang bisa jawab, kalian semua bisa langsung istirahat." Mendengar perkataan guru tersebut, tentu saja membuat seisi kelas yang tadinya mengantuk jadi auto bersemangat.
"Pertanyaan nya, Sebutkan contoh apa saja hal yang tidak berguna."
"Mengikuti pelajaran bapak." Yakin lah, seisi kelas ingin menjawab itu. Namun, mereka masih sayang terhadap masa depan. Bisa-bisa gak naik kelas cuma perkara nilai di kosongkan.
Arsen terdiam, lantas kemudian mengangkat tangan ketika merasa tau jawaban nya. "Saya pak!"
"Bagus, silahkan semuanya bisa istirahat. Sekian dari bapak, terima kasih." Setelah mengucapkan hal itu ia langsung pergi keluar kelas. Meninggalkan Arsen serta teman sekelas nya yang cengo.
"Bentar deh, jawaban nya apa?" Lily, sang ketua kelas bertanya. Menoleh ke arah Arsen yang kebetulan berada di belakang bangku nya.
"Si kusen tadi ngomong, 'Saya pak.' sedangkan pertanyaan nya adalah, 'Sebutkan hal apa saja yang tak berguna.' itu berarti.."
"ANJIR, SI KUSEN DI ANGGAP GAK BERGUNA AMA PAK BOLANG." Sontak saja teriakan dari Andra mampu membuat seisi kelas langsung riuh, dan mengejek arsen yang kini mukanya terlihat masam.
Tatapan Arsen berubah menjadi datar, sedangkan di dalam hatinya tak hentinya ia menyumpah serapahi gurunya. Btw, sebutan gurunya itu adalah bolang. Kenapa bolang? Karena dia satu-satunya guru yang ada di sekolah ini yang sangat menyukai film bolang. Bahkan, kotak bekal nya saja bergambarkan tokoh anak kecil yang memakai topi merah serta membawa tas tersebut.
Jadi, tak heran bila ia di sebut oleh semua siswa dengan panggilan pak bolang. Dan yang di panggil juga tak merasa keberatan, yang ada malah dia terlihat senang ketika di panggil seperti itu.
Yah, setiap sekolah pasti setidaknya mempunyai satu guru yang unik. Kayak sekolah gue dulu, yang pernah ada guru hobi banget nonton Upin-ipin. Kalau guru kalian keunikan nya apa?
Eits, jangan jawab kalau guru kalian hobi ngasih tugas ya.
UP, AND THANKS
WATTPAD : Atalia_balqis
IG : Ata.l.b
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Girl (COMPLETED)
UmorismoCERITA INI KALIAN COPY? SIAP-SIAP GUE BULLY! Nerd, apa yang kalian pikirkan setelah membaca seuntai kalimat tersebut? yang pasti kalian langsung tergambar pada sosok yang berpakaian cupu, memakai kacamata, dan hobi sekali membaca. iya kan? namun, a...