31. Tetap Berjuang

535 81 4
                                    


Anak-anak memang tak pandai mendengarkan apa yang orang tua katakan.
Tapi,
Anak-anak pandai menirukan apa yang orang tua lakukan.

-Ata L.B

"Udah berapa kali papa bilang? Berhenti buang waktu kamu dengan sia-sia, dan segera turutin yang papa bilang."

Arsen menghela nafas pelan, sebelah tangannya memijit pelipis. Ia pusing, tentu saja. Di tekan oleh papanya sendiri untuk menuruti apa yang dia suruh.

Yang dimana dirinya harus belajar membangun perusahaan papanya yang berada di Korea. Sedangkan dirinya ingin tetap berada di Indonesia, lantaran ia tak mau meninggalkan sang mama yang sampai saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit.

"Kalau kamu gak mau nurutin apa yang papa bilang. Jangan harap hidup orang yang kamu sayang akan tenang."

Tentu saja kedua tangan Arsen terkepal. Ia tak menyangka jika dirinya dapat mempunyai sosok seorang papa yang sangat jahat untuk anaknya sendiri.

Arsen jadi curiga, jika dirinya bukan anak kandung dari papanya.

"Lagipula, cewek yang kamu perjuangin selama ini udah punya pacar kan? Jadi buat apa lagi kamu di sini? Mending lebih baik kamu segera turutin aja kemauan saya, kalau gak mau apa yang saya katakan tadi terwujud."

Setelah mengatakan hal tersebut, Papa Aldrick---namanya. Langsung beranjak pergi meninggalkan Arsen yang sepertinya sebentar lagi akan terbawa emosi.

✓✓✓✓✓

"Yaelah da, masa gini doang Lo langsung nyerah sih?"

Jada dan Agatha baru saja tiba di sekolah, berjalan beriringan di koridor yang kini masih sangat lenggang lantaran masih cukup pagi sehingga banyak siswa maupun siswa belum tiba di sekolah.

"Ya mau gimana lagi? Dia sikapnya udah berubah jadi acuh." Jada menunduk, menaikan letak kacamatanya sebentar lantaran sedikit turun.

Agatha terkekeh pelan mendengar penuturan Jada, "Jangan Lo lupa, dulu Lo cuek bener sama Arsen pas dia berusaha deketin Lo. Tapi dia gak nyerah tuh, ya walau akhirnya sekarang dia udah nyerah. Karena mungkin dia ngerasa gak guna merjuangin cewek gila kayak Lo---akh." Agatha langsung memekik kesakitan kala Jada mencubit kencang lengannya.

Mengusap pelan, lalu berdecak, "Tuh, selain gila, Lo kasar."

Jada merotasikan kedua bola matanya malas, namun ia memikirkan apa yang di katakan Agatha barusan ada benarnya juga. Arsen malah masa Bodo dengan sikap cueknya dulu, dia selalu mengusir Arsen. Namun Arsen tak menyerah, masa dia langsung menyerah hanya merasa di abaikan dua kali oleh Arsen?

Jada menggeleng pelan, tidak. Ia tak boleh menyerah gitu aja. Arsen aja bisa, masa dirinya enggak?

Oke, Jada memutuskan akan berjuang untuk Arsen. Dengan, menunjukan diri aslinya.

Bahkan, kejadian kemarin di Roftoof. Masih ia ingat dengan jelas. Walau, setelah ia di selamatkan oleh Arsen. Arsen langsung pergi begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya.

✓✓✓✓✓

Pamit izin agar tak mengikuti pelajaran yang tak di sukai, memang sangat sering di lakukan oleh kebanyakan siswa. Mereka terlalu bosan untuk mendengat penjelasan, dan terlalu malas untuk melihat tulisan yang berada di papan tulis.

Salah satu siswi yang memakai alasan tersebut adalah Jada. Dia tak suka MTK, dan pelajaran yang sedang berlangsung adalah MTK.

Ia ke toilet, karena kalau ke kantin nanti takut ketauan sama guru BK. Kan bisa berabe, dirinya masih menyamar jadi Nerd untuk saat ini. Tetapi besok, liat aja. Ia akan menjadi dirinya yang sebenarnya, Jada yang bar-bar dan mendekati bad girl.

Menghela nafas pelan, lalu berkaca di depan cermin wastafel di dalam toilet. Mencuci kedua tangannya sebentar, lalu mendongak. Namun, ketika ia mendongak, ia menemukan sesosok gadis yang tak asing di matanya.

Gadis yang menatapnya dari belakang terlihat tersenyum, atau lebih tepatnya senyum miring. "Ternyata ada cupu di sini."

Kening Jada sedikit mengkerut, kenapa gadis itu mengatakannya cupu? Atau, jangan bilang kalau orang itu akan mau membully dirinya?

Yaelah, telat. Jada tak membutuhkan gang cabe lagi sekarang, soalnya yang sedang ia perjuangkan sekarang kan beda orangnya. Kalau dulu mah iya.

Aneh, pas lagi di cari lowongan gang cabe, malah susah bener sampai-sampai ia harus nyewa. Lah, sekarang, malah dengan mudah ada yang mau membully dirinya.

"Maaf mbak, saya gak butuh lagi bully-an nya." Mendengar penuturan Jada, membuat gadis yang berada di hadapannya tersebut sedikit membuat keningnya mengkerut heran. "Permisi," dan ketika Jada pamit akan pergi dari sana, namun lengannya langsung di cengkram oleh gadis tadi.

"Eh cupu, mau kemana? Gue belum selesai ngomong."

Jada menghela nafas, melepas paksa lengannya yang di pegang oleh gadis tersebut. Lalu bersidekap, "Yaudah ngomong. Gue dengerin."

Terlihat gadis tadi sedikit heran kala Jada malah manggil Lo-gue. Sedangkan kalau cupu pada umumnya itu pasti selalu manggilnya aku-kamu.

Tapi ia berusaha tak perduli, lalu langsung mengatakan apa yang ingin ia bicarakan pada Jada. "Jangan deketin Arsen ataupun kak Bara lagi. Atau, hidup Lo bakal gue bikin gak tenang."

Jada mengangkat sebelah alisnya, mendengar penuturan gadis di depannya saat ini membuatnya terkekeh. "Lo ngancem gue?"

Gadis tersebut sedikit mengangguk ragu, dan Jada langsung menarik kerah seragam gadis tersebut. Sampai-sampai gadis tersebut hanya bisa melongo dibuatnya, tak menyangka bila Jada bisa melakukan hal ini.

"Gue gak takut sama anceman Lo. Tunggu aja besok di kantin, oke." Setelah mengatakan hal tersebut, Jada langsung berlalu pergi. Meninggalkan gadis yang tadi dengan raut wajah yang tak bisa di ekspresikan.

Sedangkan Jada tersenyum puas, kembali menjadi dirinya tanpa harus pura-pura lagi. Cukup membuatnya lega, walau belum sepenuhnya lantaran ia masih berpakaian Nerd sekarang.

Tetapi, tunggu aja besok.

Besok juga ia akan mulai mendekati Arsen, apapun caranya.







UP

BANTU SHARE DAN VOTE.
THANKS

WATTPAD : Atalia_balqis
IG : Ata.l.b

Fake Nerd Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang