25. Tertekan

534 102 9
                                    


Pelakor itu ada
Dan Nyata.

-Ata L.B


Jada sedikit melirik, menatap Arsen yang berada cukup jauh darinya. Di ujung lapangan basket, bersama seorang gadis yang tak Jada kenali.

Saat ini ia bersama Bara, duduk di bangku penonton dekat lapangan Basket. Walau sudah lama ia bersama Bara di sana, tetapi atensi Jada malah selalu fokus menatap Arsen.

Bahkan saat ini tampak Arsen tengah mengajari gadis yang Jada tak kenali sama sekali.

Jada tak cemburu jika kalian berpikir seperti itu. Ia hanya penasaran dengan siapa gadis tersebut. Dan kenapa bisa sedekat itu dengan Arsen.

Saking fokusnya Jada menatap mereka berdua, ia sampai tak mendengar bila Bara memanggilnya sedari tadi.

Hingga akhirnya jada tersentak kaget kala Bara menepuk pelan pundaknya. Menoleh ling-lung menatap Bara, lalu mengerjap pelan.

Dan tanpa Jada sadari, Bara sedikit terhenyak. Wajah Jada yang terlihat bingung, mengingatkannya pada seseorang.

"Napa kak?" Jada berusaha bersikap biasa saja, tersenyum simpul sembari membenarkan letak kacamatanya.

Walau Jada memakai kacamata sebagai penyamaran nerd---yang sampai sekarang masih belum ia bongkar. Jada sama sekali tak mengepang rambutnya. Ia lebih suka menggerainya.

Bara menggeleng pelan, "Kamu dari tadi keliatan gak fokus. Sakit?"

"Ah, enggak kok. Aku tadi cuma lagi mikirin tugas aja." Jada berusaha mengelak. Tak ingin mengaku bila sebenarnya sedari tadi ia fokus menatap kegiatan Arsen bersama gadis asing.

Bara mengangguk paham, "Tugas apa?"

Jada terdiam sejenak, "MTK, aku sama sekali gak suka sama pelajaran itu. Makanya jadi kepikiran." Ia meringis pelan, tak sepenuhnya juga ia berbohong. Karena nyatanya tugas MTK memang ada, dan MTK juga adalah pelajaran yang tak ia suka.

"Mau di bantuin?" Tawar Bara. Membuat Jada berpikir sejenak.

Bila ia menerima tawaran Bara, itu berarti waktunya akan lebih lama bersama Bara. Dan, ia juga ingin memastikan sesuatu hal.

Jada mengangguk lantas tersenyum, "Mau dong."

Bara tersenyum simpul, "Yaudah, nanti pulang sekolah saya jemput kamu."

Bara mengacak Surai rambut Jada lembut, lalu beranjak bangun. Pamit pergi terlebih dahulu karena bel masuk sudah berbunyi.

Sedangkan Jada langsung tersenyum tak jelas, masih senang dengan perlakuan Bara yang sweet menurutnya.

"Fix, gue beneran suka sama kak Bara."

"Masa?"

Jada tersentak kaget, menoleh menatap Arsen yang kini bersandar pada pohon yang berada hanya lima langkah darinya.

Jada sedikit kalang kabut karena keceplosan memanggil dirinya Lo-Gue, bukan aku-kamu seperti biasa. Namun, berbeda dengan Arsen. Ia justru malah terkekeh geli melihat raut wajah Jada yang terlihat seperti maling yang habis ketauan.

"Santai aja kali, gue dah tau kalau Lo pura-pura jadi nerd selama ini." Perkataan Arsen membuat Jada langsung bernafas lega, sekaligus heran.

Arsen berjalan mendekat, kemudian duduk di samping Jada.

"Sejak kapan Lo tau?" Tanya Jada heran.

Arsen menoleh, kemudian menunjukan raut wajah tengah berpikir. Yang dimana mampu membuat Jada merasa enek rasanya. Bahkan ia merotasikan kedua bola matanya malas.

Fake Nerd Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang