Part 11 : Janur Kuning

318 34 3
                                    

Janur kuning melengkung di area rumah ku. Gending kebo giro pun mengalun syahdu. Seluruh sisi rumah di hias sedemikian rupa. Karangan bunga bahkan terpajang sepanjang jalan Avtur perumahan milik Chevron.

Bunga melati yang menggantung di dada sebelah kanan turut menambah kesan anggun. Ish tapi ku rasa aku melihat orang lain bukan diri ku yang biasanya pakai seragam biru dongker nya Chevron. Selain karena acara ini melibatkan tokoh besar KPC, tau sendiri kan bagaimana Mrs. Jean Austen Malfoy bahkan sangat bersemangat sekali.

Wajah ayunya yang khas barat sangat menawan dengan balutan kebaya bewarna maroon seperti anggota keluarga lainnya. Sedangkan kebaya ku sendiri bewarna putih bersih. Sohib Kowad ku yang koplak saja sampai pangling melihat penampilan setelah make up.

"Mbak Ashana,"ucap Asmitha memeluk ku erat. "Ya Allah gimana kabar mu? Ehh ini kok,"ucapku menyentuh perutnya yang tampak lebih membesar. "Iya Mbak keponakan lucu nya Mbak,"ucap Asmitha. "Alhamdulillah ya Allah. Berapa bulan Mit,"tanyaku.

"4 bulan mau 5 bulan,"ucap Asmitha membuat ku cemberut. "Jahat ya sama Mbak mentang-mentang sudah di Kalimantan ngga ngabarin,"ucapku kesal. "Hehehe biar surprise. Mbak juga dekat sama Mas Aruna ngga ngomong,"ucap Asmitha.

"Aku nggak pernah merasa dekat sih Mit,"ucapku. "Masa iya. Terus yang sempat viral langsung di hapus,"ucap Asmitha membuat ku mencep. "Mbak Asmitha,"ucap Sekar sangat bahagia. Perasaan mereka kan satu pulau satu provinsi kok kayak nggak ketemu 10 tahun aja.

"Mbak kandungan mu ngga ada morning sickness kan,"tanya Sekar. "Nggak ada Kar. Kamu ada,"tanya Asmitha membuat ku cengo. "Iya Mbak tapi waktu dua Minggu kemarin aja,"ucap Sekar. "Wait kalian ini adek macam apa hah. Nggak ngabarin Mbak,"ucapku.

"Mbak juga Mbak macam apa diam-diam langsung lamaran,"tanya Sekar. "Err itu Aku kan nggak tau tapi kalian. Astaghfirullah sudahlah,"ucap ku memutar bola mata malas. Banyak banget obrolan hari ini ya Allah.

"Mbak undang...,"ucap Asmitha. "Hmm ku rasa istrinya cemburuan dan lagi kami terlalu lama lost kontak,"ucapku. "Huh syukurlah,"ucap Sekar menghela nafas lega.

"Ini ngobrol terus lagi. Udah mau akad nah,"ucap Tasya masuk ke kamar. "Mereka jahat sekali Sya. Masa ada kabar baik ngga kasih tau,"ucapku. "Ish memang adik macam apa kalian ini. Udah ehh dengari itu. Apalagi namanya... Akad ya akad udah mau mulai,"ucap Tasya.

Akad nikah memang diadakan di rumah Aruna. Makanya Aswin juga kesana. Tinggallah kaum hawa disini. Anindita sedang mengurusi diluar. Padahal semua sudah ku serahkan WO. Tapi ya tau lah gimana sih euforia kalo anak pertama yang selalu gagal nikah akhirnya nikah juga.

"Saudara Aruna Candrakanta Brata Wijaya bin Almarhum Dewangga Brata Wijaya. Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri pertama saya Ashana Mahya Ardianti Satyadewata binti Aswin Dinanta Iswara Satyadewata dengan maskawin berupa peralatan engineer, perhiasan red diamond beserta seperangkat alat sholat dibayar tunai,"

"Allahuakbar banyak kali maharnya,"ucap Arum membuat ku berdesis. "Perasaan kemarin aku cuma bilang sederhana aja loh,"ucap ku dalam hati. "Hmm beda memang ehh dengan kita yang remahan rengginang,"ucap Asmitha.

"Gila besok aku cari sepupu nya Mr. sama Mrs. Draco aja dah,"ucap Bava. "Aku ikut juga kalo gitu,"ucap Arum. "Resepsi bisa ini makan banyak,"ucap Tasya. "Astaghfirullahaladzim sya ngga bikin malu napa,"ucap Arum memukul jidatnya.

"Aku nggak bayangkan Mas Aruna sebut nama Mbak Ashana gimana ya. Dulu aja waktu aku akad suami ku ngap sendiri sebut nama bapak yang mirip kereta api. Tapi nama ku sama Sekar pendek aja. Lah ini gimana ya,"ucap Asmitha. "Nah iya gimana tuh,"ucap Arum.

Srikandi Lautan Emas Nusantara - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang