Musik gamelan mengalun merdu sepanjang jalan. Sholawat juga ber kolaborasi didalamnya. Aku duduk bersama orang tua ku di kursi dekat pelaksanaan akad. Setengah jam yang lalu kedua adik ku bukan lagi milik ku. Tapi milik orang lain.
Asmitha justru memelukku erat bersama dengan Sekar. Aish pupus lah sudah harapan menahan air mata agar tak terjatuh lagi. "Jadi istri yang baik ya,"pesanku. "Udah udah. Luntur nanti bedaknya bikin sepet mata aja,"ucapku. Giliran adik ipar ku, aku tidak terlalu ingin menjadi melakonlis. Latar belakang adik ipar ku sama-sama abdi negara.
Satunya tentara, satunya polisi. Entah gimana caranya ketemunya. Nggak paham juga aku. Selepas acara sungkeman, entah bagaimana caranya aku berusaha untuk menahan diri. Bayangkan di hari bahagia, ada aja yang nyinyir mulu.
"Adiknya dua-duanya nikah. Dia sih kebanyakan pilih-pilih,"
"Gak terimoan,"
"Gak payu Mbak. Piye toh,"
"Jadi kupu-kupu malam kali jeng,"
"Woy sepet. Dikira telinga ku budek,"batinku berkoar-koar. Aku tak terlalu fokus pada acara. Aku justru duduk di dekat gerbang depan. "Non Asha kok disini,"tanya Pak Mardi, satpam rumah. "Hust sepet Pak. Di omongin yang enggak-enggak,"ucap ku memakai rompi satpam.
Mardi sudah tau kehidupan keluarga Satyadewata sejak lama. Jadi dia juga paham kenapa anak majikan yang satu ini masih lajang. "Pak. Istri gimana kabarnya,"tanya ku. "Alhamdulillah sehat non,"ucap Mardi. Aku mengangguk mantap dan menatap tamu yang keluar masuk rumah.
Banyak orang dengan pakaian resmi berbondong-bondong masuk ke rumah. Rekan dari adik ipar ku seperti nya. "Woy ngapain,"aku menoleh melihat Jihan, sohib ku. Jihan adalah satu-satunya teman ku yang masih aktif komunikasi. Karena temanku yang lain masih fokus dengan anak-anak nya yang masih bayi dan lagi aktif aktif nya.
"Non rumah nya didalam,"ucapku menirukan suara Mardi. "Ehh ngga usah gila nah. Ngapain kamu disitu,"tanya Jihan. "Temani Pak Mardi jaga parkiran,"ucapku asal. "Yeh nih orang. Kayaknya habis berendam di minyak bumi nih orang,"ucap Jihan menepuk pundak ku.
"Hehehe. Lagian kamu kan tamu. Ngapain disini hah. Masuk sana,"ucap ku. "Lah tuan rumah nya aja disini. Udah cantik cantik pakai kebaya ngapain juga pakai rompi satpam, pintar,"ucap Jihan. "Nggak. Malas di dalam makan hati mulu,"ucapku menolak.
"Nggak usah didengarkan. Udah lah nanti suami ku cari,"ucap Jihan memelas. "Iya ya,"ucapku sebel. Aku ikut masuk ke dalam dan langsung menepi ke arah kanan. "Liat tuh siapa tau Mas Mas nya ada yang suka dengan mu,"ucap Jihan menunjuk teman-teman adik ipar ku. "Boro-boro suka. Begitu tau kerjaan ku langsung ditinggal,"ucapku.
"Jangan gitu. Pasti ada lah ya. Apa mau yang kayak gitu,"ucap Jihan menunjuk Ustadz muda dari pesantren yang datang. "Dihh masuk kriteria mereka aja nggak. Meski tampilan ku selalu gini. Tapi kalo tau latar belakang ku udah di black list duluan,"ucapku sambil meneguk sebotol air mineral.
"Jangan nyerah dong. Atau itu yang dokter sama dosen,"tanya Jihan kembali menunjuk. "Nggak. Ntar pikiran mereka gini Han. Aku kerja di tempat yang lebih banyak laki-laki blasteran. Otomatis pikiran nya gimana,"ucapku. "Yah gimana dong,"ucap Jihan. "Udahlah pasrah aja. Ayo ke kamar aja,"ajak ku.
"Mbak Sasha ya,"aku menoleh mengikuti sumber suara. Siapa pula yang panggil aku kayak anak TK itu. Jelek kali ku rasa Sasha kayak anak manja. "Siapa ya,"ucapku merasa tidak mengenal. "Saya keluarga suaminya Dek Asmitha,"aku langsung mengulas senyum simpul.
"Jihan,"ucap laki-laki bertubuh tegap. "Sha sorry ngga bisa temenin,"ucap Jihan beranjak pergi meninggalkan ku. "Ehm boleh pinjam kamarnya. Anak saya nangis ngantuk,"ucapnya membuat ku mengangguk. Aku memang bukan tipe yang friendly. Jadi biasa diam saat pertama kali bertemu.
![](https://img.wattpad.com/cover/234741281-288-k923118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Srikandi Lautan Emas Nusantara - Completed
SpiritualHighest ranking : #5 surabaya #1 teknik #5 kimia Dulu saya nggak pernah mengharap menjadi pekerjaan saya saat ini. Dulu saya berniat untuk masuk sekolah untuk abdi negara. Namun tahun pertama saya gagal karena usia saya masih 15 tahun. Ya akhirnya...