Part 34 : Engineer Description

218 24 4
                                    

"Aswa ikut eyang ya. Besok capek loh kalo nggak istirahat,"ucapku. "Ayah?,"ucap Aswa. "Ayah itu memang nggak mau dikasih tau. Nanti Bunda bilangin Ayah biar nggak gangguin Aswa,"ucapku. "Hmm iya Buna. Bial nda ampul keju cama acang di susu,"ucap Aswa membuat ku melongo.

"Keju sama kacang di masukkan ke susu? Kamu suka?,"tanyaku. "Nda enak. Enak susu ampul sayul,"ucap Aswa membuat ku tersenyum lebar. "Tos dulu kita. Bener itu enak banget Wa,"ucapku setuju. "Anak sama istri kok satu frekuensi sih,"ucap Raka.

"Bukan satu frekuensi kamu nya yang usil iya kan sayang,"ucapku menyentuh pipi nya saat berpamitan. "Heem. Buna amat bubu kalo Ayah ganggu teplon Awa ya,"ucap Aswa membuat seisi ruangan tergelak. "Tau memang dia yang mana yang resek,"ucap Anggita mengusap kepala ku.

"Sha kita pulang dulu ya,"ucap Angga berpamitan. "Iya Yah hati-hati,"ucap ku. "Hmm malam ini kayaknya Draco kangen dengan ku Sha,"ucap Jean ikut bergegas pulang. Sepeninggal mereka, Raka menutup korden dan mengunci pintu kamar. "Tidur sini nah,"ucap Raka memindahkan kepala ku di pangkuannya sambil di usap pelan setelah membuka jilbab sebelumnya.

"Mas kamu kasih apa itu,"tanya ku merasakan kepala ku terasa dingin. "Ini vitamin rambut. Biar rambut mu tetap sehat,"ucap Raka melanjutkan aktivitas nya membuat ku lekas tertidur. "Dasar kembaran Aswa baru kesentuh rambut nya sedikit sudah mau tepar aja,"ucap Raka.

"Memang anak ku,"ucapku tetap menutup mata. "Iya sudah Sha. Aku mau tidur cuma nggak mau malam ini cepat habisnya,"ucap Raka. "Nah kan kalo aku datang ketemu juga,"ucapku. "Hmm iya dah. Putri duyung mah bebas,"ucap Raka.

"Iya kan aku cantik,"ucapku asal. "Ish PD nya, siapa bilang,"tanya Raka. "Aswa dong emang kamu,"ucapku. "Aish memang satu itu ada aja masuk pembahasan. Kamu ngapain nanti di kapal,"tanya Raka. "DX768 sama itu larutan di kandungan mesin GEO terlalu asam perlu titrasi,"ucapku.

"Apa sudah itu,"ucap Raka menarik selimut ku. "Itu the life of engineer dan memang keahlian ku. Nah kalo masalah berapa jumlah peluru sama seberapa tepat posisi membidik. Aku angkat tangan aja,"ucapku. "Iya sudah itu. Tapi nggak mungkin nggak paham kok bisa tembak tepat sasaran pakai senjata rakitan,"ucap Raka.

"Ya bisa lah tinggal tembak aja,"ucap ku santai. "Dek kenapa nggak coba daftar jadi dosen,"ucap Raka. "Nggak Mas. Dosen itu harus S2. Aku cukup S1 sama urus keluarga di rumah sudah seneng. Dulu memang aku mau pekerjaan yang bisa tampil elegan tapi sekarang passion ku jadi Engineer.

Dari rumah tetap memantau sembari membesarkan Aswa,"ucapku. "Kamu loh anggun juga Sha,"ucap Raka. "Beda Mas. Kamu sudah terbiasa liat aku tapi setiap orang nggak gitu. Dulu setiap pendidikan jadi chemical engineering itu perlu banyak perjuangan.

Aku mungkin nggak tau gimana rasanya ditempa di lembah Tidar. Tapi kamu juga sama, ngga pernah rasakan terjangan ombak menghantam kapal. Perihnya cairan kimia kena tangan, lelahnya titrasi larutan sampel, kontak langsung dengan crude oil.

Keras tapi aku suka karena memang dunia ku. Dan ya gimana kamu bisa tampil menarik sedangkan pada akhirnya juga berbalut jas lab lengkap dengan sarung tangan lateks sama kacamata safety. Dokter sama apoteker juga?

Maaf tapi ketika masuk dunia kerja, apa mungkin cantiknya baju bisa melindungi dari zat kimia selama di anjungan? Apa flat shoes sama heels bisa melindungi kaki dari kecelakaan kerja? Kalo pun aku kurang senyum ya maaf. Nggak mungkin aku tebar senyum manis saat fokus.

Mudah membuat relasi tapi maaf aku bukan labu ukur yang bisa mudah terbuka untuk sesuatu yang berbau ke arah pribadi. Aku lebih suka jadi buret tapi sayang nggak ada yang mau terima apa adanya. Dan fine this is me,"ucapku gamblang.

Srikandi Lautan Emas Nusantara - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang