Part 26 : Menjemput Ksatria Negara

223 25 0
                                    

⬆️⬆️⬆️
Lumayan Bos buat temen syahdu makin nambah feel

Sorot tajam mata ku tak mampu membendung amarah pada para pemberontak. Dalam hati aku yakin Raka baik-baik saja tapi tanpa melihat kondisinya ngga mungkin aku yakin begitu saja.

Mrs. Jean Malfoy bahkan ikut juga menyediakan keamanan yang sudah disiapkan. Kata dokter usia kehamilan ku saat ini sudah memasuki minggu kesebelas. Artinya dia lebih tangguh. Semoga ya Allah...

Meskipun kabar mengatakan jika Raka sudah tiada bukan berarti aku diam. Aku percaya jika aku sendiri yang menemukan jasadnya meskipun sudah tiada. "Bos mari makan dulu kasihan adeknya,"ucap Farida menyodorkan salad buah.

Aku menerima salad buah itu, lumayan lah ngga bisa juga aku harus kesana tapi anakku kelaparan. "Bos kita sudah memasuki perairan Papua. Tapi masih mencari posisi yang tepat untuk mendekat,"ucap David. Aku meletakkan salad buah yang sudah habis sebelum kembali memantau.

"Mereka cari apa sih Bos,"tanya Rocky. "Pemberontakan Rock,"ucap ku dingin. "Jadi bagaimana kita mengintai dengan kapal sebesar ini,"tanya Samuel. "Bisa aja cuma nanti kita gunakan ilmu engineer,"ucap ku mengingatkan rencana yang sudah ku buat secara matang.

"Siap Bos. Kabar nya Pak Bos hanya mau memancing keluar. Nah saat sudah ditangani justru Pak Bos yang jadi tawanan mereka,"ucap Razaq. Perih sekali rasanya jika ada kabar dinyatakan meninggal sedangkan kamu nggak pernah liat mayatnya terbujur kaku.

Makanya pantang bagiku meskipun banyak yang mengatakan ditawan pun dalam kondisi tak bernyawa. Apa ya meskipun begitu aku yakin pasti bisa ku temui walau dalam wujud jasad. Baju Chevron yang ku pakai kali ini memang tampak biasa namun memiliki lapisan anti peluru sampai jilbab nya sudah dibuktikan dengan lisensi resmi.

Biasanya untuk menghindari kobaran api dan perompak di tengah lautan. "Bos boleh ditemani,"tanya Viora. "Hmm Silahkan,"ucapku berdiri memandangi lautan yang mulai memasuki pulau Papua. Aku merasa kan Viora memakaikan syal untuk menghindari dari panasnya terik.

"Bos meskipun aku tau banyak luka yang terpendam sendiri dibalik dinginnya sikap. Namun jika boleh saran keluarkan saja Bos. Jangan banyak pikiran untuk saat ini. Lepas yang berat dan fokus untuk menemukan kembali Raka,"ucap Viora membuat air mata ku kembali menetes.

Lihat aku, sayang, yang sudah berjuang
Menunggumu datang, menjemputmu pulang

Air mata yang awalnya hanya setetes berubah jadi banyak. Hingga isakan pun tak terelakkan. Bohong kalo selama dari perairan mendekati Tanjung Perak sampai sekarang ngga pernah sekali pun aku nangis. Justru saat kapal lengang itulah aku menitikkan air mata.

Tapi semua selalu ku tahan karena yang dibutuhkan adalah usaha dan doa bukan air mata. Dalam sujud terakhir Tahajud yang biasanya ku isi dengan rasa rindu. Baru kali ini mata ku basah kembali karena kabar duka yang menyelimuti.

Viora menenggelamkan ku dalam pelukannya. "Bilang Bos semua yang Bos pendam sebelum kita masuk daerah pemberontak,"ucap Viora makin membuat ku makin terisak. "Vi jujur aku memang sudah jatuh hati dengannya. Panggilan dan tingkah  anehnya yang lebih suka pakai sepeda daripada motor.

Malam yang diisi dengan hangatnya pelukan hingga mataku terpejam. Aku rindu semua dan yang lagi aku yakin dia masih hidup. Meskipun dia mungkin sudah pergi setidaknya ada tubuh kokoh yang selama ini menghangatkan ku bisa rasakan untuk terakhir kalinya.

Kenapa Allah beri kehidupan penuh lika-liku begini? Apa memang takdir engineer seperti ku buruk. Vio kamu tau malam itu dia bilang. Dek nanti kalo sudah sampai di Tanjung Perak aku pasti orang yang paling pertama mendekap erat mu dengan mendatangi persinggahan Chevron.

Srikandi Lautan Emas Nusantara - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang