Part 35 : Wreath of Flowers

216 27 9
                                    

⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️

Part yang bikin author kayak di negeri Disney Princess

And at last I see the light
And it's like the fog has lifted

"Mana Bos,"tanya Lauren berlalu lalang di depan meja ku. "Iya nah biasa nya kalo sudah mau dekat di darat baca buku,"ucap Diana. "Apa mungkin masih tidur karena istirahat habis begadang semalaman,"ucap Farida. "Bos bukan orang yang suka begadang tanpa alasan,"ucap Viora.

"Weh ngapain sih kalian ribut betul. Coba diam-diam dulu nah,"ucapku menurunkan buku yang sedang ku baca di meja. "Hah Mbak istri crew mana kok duduk di tempat Bos,"tanya Diana membuat ku memutar bola mata malas. "Boronya kamu Din. Liat nametag nya,"ucap Laurent meringis menyenggol Diana.

"Ashana Caraka Purwa Cakrawangsa. Ehh namanya bos kan itu,"ucap Diana. "Aish jangan bercanda ngapa Din,"ucap Farida. "Loh tapi kan Bos pakai seragam Chevron,"ucap Diana mengelak. "Din baik diem deh,"ucap Viora tak tahan.

"Dari tadi aku duduk ngga juga dilihat,"ucapku sebal. "Ehh itu Bos beda hawanya. Kalo pakai seragam begini hawa nya beda. Kalo pakai seragam Chevron itu sangar nya berasa,"ucap Viora. "Hah iya kah,"ucapku memegang kedua pipi ku.

"Beda bos kalo pakai baju hijau pupus seragam apalagi yang istri prajurit itu,"ucap Farida. "Persit,"ucap Laurent. "Nah iya itu. Jiwa keibuan sekali tapi jadi muda betul Bos,"ucap Farida. "Aish mana ada. Sudah ada anak ku satu mau,"ucapku mengelak.

"Bos tumben pakai baju Persit,"ucap Laurent. "Dapat email sewaktu mendekati Malaysia semalam. Mau ada pertemuan Persit,"ucapku menutup buku ku. "Bos pasti beda rasanya kalo biasa pakai celana pakai rok begitu. Apalagi pakai sepatu pantofel,"ucap Diana.

"Bener bangetttttt. Tapi aturan nya gitu dan ngga nyambung juga kalo aku pakai baju Persit celana seragam Chevron. Apalagi kalo sepatu safety,"ucapku memakai sepatu yang sudah ku semir. "Sama Bos. Kalo aku biasanya pakai heels dan kerjaan jadi pramugari yang gitu modelnya ganti jadi engineer,"ucap Diana.

"Bos it.. Ehm maaf bos. Itu pelabuhan Tanjung perak sudah kelihatan. Bos ini Bos kan,"ucap David. "Nggak istri ngga suami sama aja,"ucapku kesal. "Dav liat nametag nya. Speechless aku,"ucap Samuel.

"Kalian aja speechless apalagi kami,"ucap Farida. "Alay kalian. Ayo dah aku mau liat pelabuhan,"ucapku bergegas keluar dan berjalan pelan menuruni tangga. Iya pelan-pelan karena pakai rok sama setelan nya beda.

"Masya Allah bisa pingsan Pak Bos liat istrinya turun begini modelnya,"ucap Rocky. "Ngomong lagi ku hantam kamu Rock,"ucapku sebal. "Siap Bos,"ucap Rocky ikut berjalan ke dek. Menurut perkiraan 15 menit lagi akan segera bersandar ke pelabuhan.

"Bos,"aku menoleh melihat Razaq menyerahkan jaket Gold Empire Chevron Corporation milik ku. "Wah makasih ya Zaq,"ucapku menerima jaket ku. "Kayaknya memang Bos lebih cocok pakai seragam itu daripada biru dongker,"ucap Razaq.

"Nggak juga. Mau apa warna seragam ku aku tetap engineer dan Persit. Bedanya di warna dan pemakaian nya aja,"ucapku. "Bos liat Aswa tuh,"ucap Viora menunjuk sosok anak kecil di gendongan laki-laki yang seragam nya serasi dengan ku.

Ku lambaikan tangan ku begitu kapal mulai bersandar. "Bos jangan lompat. Sekarang lagi pakai seragam,"ucap Farida menahan lengan ku. "Hehehe tau aja sih lu,"ucapku berlalu turun dari kapal dengan koper besar di sisi ku. "Hah akhirnya pijak tanah lagi,"ucapku.

"BUNAAA,"ucap anak kecil yang berjalan dengan cepat berusaha mendekat. "Aswa,"ucapku membawa nya dalam gendongan ku. Ku cium pipi nya yang harum minyak telon dan parfum khas bayi. "Buna antik,"ucapku mencium pipi ku.

Srikandi Lautan Emas Nusantara - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang