Part 37 : Epilog [Happily Ever After]

789 64 19
                                    

Oiya khusus part ini aja
Please tekan vote sebagai
Kenang-kenangan terindah buat Author dari kalian
Nggak juga nggak papa kok.

---

Ku serahkan bayi manis tadi ke Dania sebelum berjalan cepat ke parkiran. Begitu sampai di mobil, ku lihat baju ku ngga mungkin pakai ini sambil lari. Dengan cepat ku ganti baju ku dengan baju seragam biru dongker yang bisa melindungi diri dan masker karbon jelas penting.

Kembali menjadi saingan Rio Haryanto membelah kota dengan manuver gila-gilaan dan kecepatan di atas rata-rata. Mana suasana sudah mulai sore kan nggak mungkin nggak ramai orang kerja pulang. Dengan menuruni mobil, aku berlari kencang tanpa peduli banyaknya orang yang menonton.

Sampai di melewati pusat demo banyak semprotan gas air mata. Untung baju ku safety, peluru sama H2SO4 0,1 N aja nggak tembus apalagi ini. Sebenarnya untuk apa sih buang buang bahan kimia gini. Ku hentikan sejenak langkah ku dan memberanikan diri melompat sambil salto ke udara melewati kawat berduri dan tameng keamanan.

Nggak ada rasanya ini apa karena safety atau aku yang terlalu bar-bar. Ku tarik sosok yang dicari mereka di luar sana. Namun tubuh ku sudah diseret dan entah gimana bentuknya Bodo amat. Ini pertanyaan nya kenapa harus ada acara semprotan masal.

"WOI KO PUKULI SEENAK MU. DENGARI RAKYATMU,"ucapku tak di hiraukan. Dengan berani aku terlibat baku hantam di hadapan orang yang begitu dicari mereka di luar. Bahkan aku bisa mengambil senjata api mereka.

"MASOTAK SOTAK KO. WAH APAAN NIH. MAU TEMBAK PAKAI INI? DITEMBAK BELUM TENTU DIBALAS JADI TEMBAK DIRI SENDIRI. PAKAI INI YA? OKE,"

Dor

4 kali tembakan ku mengenai tubuh ku untuk mengeluarkan peluru dari pistol. Ku lemparkan peluru kosong ke arah mereka. Laki-laki ngga ada bedanya kalo situasi begini. Hantam buta semua sampai habis pokoknya. Ku keluarkan sisa logam alkali seberat 50 gram.

"KELUAR ATAU KU KASIH INI,"

Nggak dihiraukan lagi. Okey mau main ala Avengers ini. Ku lempar ke arah kolam ikan dengan gaya salto udara lagi untuk menyesuaikan posisi. Benar saja ledakan besar disertai asap memenuhi tempat itu. Dengan tatapan tajam ku langkahkan diri ku mendekati nya.

"Hai Alfredo. Masih ingat kan siapa yang pegang Chevron Pasific buat menunjang kebutuhan rakyat mu. Gimana kalo aku keluarkan Chevron dari Kalimantan. Ouh iya ingat kamu juga dari mereka makanya bisa sampai disini,"tanya ku dengan tatapan menukik. "Mrs. Ash

"Nggak usah sebut nama ku. Aku nggak mau cari gara-gara. Sana dengari mereka. Lagian aku tinggal robek kontrak ini selesai sudah ekonomi masyarakat mu. Oiya Kaltim Prima Coal juga bisa nih,"ucapku psycho. Bodo amatlah ya psycho kah gila. Dengan cepat Alfred keluar sedangkan aku ya ngapain ikut.

Lebih baik putar arah ke tujuan dengan lari. Tembakan entah apa berulang kali mengenai punggung ku tak terasa. Capek di tembak terus ya balas dong. Langsung aja ku lempar H2SO4 0,1 N ke dalam sebuah alat yang termodifikasi bisa menyemprot ke semua arah.

"CARI AQUADEST SANA,"

Begitu memasuki wilayah batalyon perasaan ku berkecamuk. Pikiran psycho ku sudah nggak tau kemana perginya menyisakan cemas tak berarti. "Maaf Anda dilarang masuk,"ucap anggota Raka membuat ku segera lepas masker. "Apa Boro,"semprot ku membuat nya shock.

Srikandi Lautan Emas Nusantara - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang