Part 5 : 41

399 45 0
                                    

"Le kenapa harus perempuan yang kerja di laut lepas sih,"tanya Angga, ayah Raka. "Karena Asha bukan gadis yang ada di pikiran kita selama ini. Bayangkan Yah Kalo semua orang punya pikiran sama dengan kita. Trus apa perempuan baik-baik model Asha harus jadi perawan tua,"tanya Raka.

"Ya nggak gitu juga le. Maksudnya itu kenapa perempuan baik-baik kayak Asha bisa jadi engineer di laut lepas. Apa nggak capek ngangkat berat-berat,"tanya Angga. "Yah Asha kan tentukan kedalaman minyak bumi bukan jadi kuli,"ucap Raka.

"Lapor Pak. Saya sudah mencari informasi terkait Nona Ashana Mahya Ardianti,"ucap pria berseragam loreng yang masuk sambil menyerahkan berkas.

"Makasih ya le,"ucap Angga sebelum akhirnya laki-laki itu pergi. Angga membaca satu persatu kata yang tercetak di kertas dengan serius. "Loh Asha kerja dimana le,"tanya Angga sambil membaca berkas. "Chevron Indonesia,"ucap Raka. "Weladalah. Kamu nggak minder kan kalo gaji mu lebih sedikit dari istri mu,"tanya Angga.

"Nggak Yah. Asha memang cerdas makanya jabatan nya nggak main-main. Dia jadi ketua nya Gold Empire. Baru-baru ini gaji nya 70 juta tiap kali kerja. Yang penting Raka bisa membahagiakan nya sudah cukup Yah,"ucap Raka. "Meskipun tanpa baca berkas ini, ayah selalu dukung kamu.

Tapi Bunda mu ngga mau main-main untuk urusan putra-putranya. Apalagi setelah kasus Ardila dengan Mas mu baru-baru ini,"ucap Angga memijat pelipisnya.

---

Malam ini karena malas dan sulit tidur, aku memutuskan untuk menghirup udara segar diluar. Siapa tau ada Ashana diluar. Seperti biasanya menggalau ditepi pantai beberapa hari ini. Kalau kalian bilang aku fakboi ngga papa deh. Sepertinya begitu. Tapi aku berjanji akan begini sampai tiba di Pelabuhan Tanjung Perak.

"Jaga kesehatan ya. Tenang aku dan baby kita sehat kok,"

Aku tercengang mendengar kalimat singkat yang singgah di telinga ku. Aku segera bersembunyi di balik dinding sembari mencari tahu. Perasaan waktu kesini semua Kowad dalam kondisi lajang.

"Iya lah. Aku kan cintanya sama kamu. Surya,"

Deg

Ardila Lovanya? Nggak nggak mungkin kan.

"Tenang aja. Meskipun nikah dengan Raka cintaku tetap untuk mu. Terutama baby kita ini,"

Bagai disambar petir rasanya. Aku menepi ke sisi lain kapal untuk mencari angin segar. Pengen ngamuk gitu aja Entah harus ku syukuri atau harus ku ucapkan istighfar. Memang dari awal Ardila yang mengejar ku tapi nggak dengan kenyataan kalo dia selingkuh dengan kembaran ku.

"My Sweetie Raka belum tidur,"aku tidak berminat melihatnya walau sedetik. "Ohh bukan My Sweetie Surya,"ucapku sambil tersenyum sinis.

"Apaan sih kamu Ka,"ucap Ardila tampak bingung. "Kenapa kaget saya tau semua itu,"ucapku makin menjadi. "Nggak bisa jawabkan. Ingat Dil saya nggak mau tau. Mau nggak mau kamu harus nikah dengan Surya bukan Raka.

Karena aku bukan ayah kandung anak diluar nikah mu,"ucapku sebelum masuk ke kamar. Namun tangan ku justru ditahan. "Iya aku memang cinta dengan Surya. Karena kamu nggak pernah ngertiin aku. Kamu tuh selalu dingin,"ucap Ardila berjalan ke arah lain.

Perih sekali rasanya kalo ternyata calon istri mu selingkuh dengan kembaran mu. Merasakan perih sekali, trus gimana yang 40 kali kayak Ashana. Aku sempat melihat nya menginstruksikan anggota nya sebelum akhirnya pergi karena tau fakta yang disimpan rapat Ardila.

"Kenapa bro mau nikah kok cemberut mulu,"tanya Fero. "Nggak jadi. Orang cintanya sama Surya bukan dengan ku,"ucapku. "Hah jadi mereka... Astagfirullah,"ucap Fero menepuk pundak ku berkali kali. Berarti kalo Ardila dengan Surya. Bisa lah kejar Ashana.

Srikandi Lautan Emas Nusantara - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang