Part 27 : Let's go home

204 26 3
                                    

Caraka POV

Hari ini dengan semangat dan senyum mengembang aku berharap cepat pulang. Berjumpa dengan navysha yang baru datang dari CA. Katanya dia memang nggak ikut berlayar namun tetap jadi anggota Chevron Corporation.

Wajahnya yang dikirim kan tempo hari makin membuat ku di mabuk rindu. Rindu kalo sudah ngomel panjang lebar gara-gara panggilan Batara Kala, kijang, Superman. Belum lagi meski warga sipil, fisiknya dalam joging pun setingkat dengan ku.

Bahkan 15 kali lari pun masih sanggup. Memang kijang kan dia kalo sudah gitu, mana main voli ngga mau kalah sama sekali. Basket pun bisa biar badannya yang imut. Imut ya bukan minimalis. Masa iya cantik, imut, enak dipeluk, completed lah.

Apalagi kalo masak jarang betul masakan Indo, tapi semua tetap bergizi. Publik speaking nya ngga usah ditanya gimana lancarnya. Hmm aku sendiri yang minder karena ngga ada apa-apanya daripada istri hebat ku. 

Memang dia nggak biasa senyum sama terkesan judes kalo sudah fokus. Ingat cuma kalo fokus sekarang sudah murah senyum ke semua orang. Nggak masalah kalo itu karena tiap aku pulang pasti sudah siap di pintu dengan cantik sama bau harumnya masakan. "Sabar ka Sabar. Bentar lagi berlayar,"ucapku menyemangati diri.

Bugh

Bugh

"Siapa baku pukul jam setengah 3 pagi ini?,"tanyaku heran sambil mengusut bunyi misterius dibalik pepohonan. Mataku menangkap banyak orang di rantai kaum pemberontak yang sedang di giring menuju kapal.

"Astag

"Hust diam heh. Kamu balik aja sana, nanti aku balik nah susun penyerangan biar aku yang intai,"ucapku dingin langsung di sanggupi. Penyusuran ku terhenti begitu fajar menyingsing untuk menunaikan sholat Subuh sejenak.

Selagi mereka mengatur kapal, aku mulai melepas satu per satu dari mereka biar kembali ke markas ku untuk keselamatan nya. "Ko nanti kasih tau teman ku lokasinya disini ya,"ucapku membantu melepaskan tawanan.

Namun sayangnya ada juga yang memang sudah tiada. "HEI KO KASIH MANA ITU,"ucap pemimpin pemberontak mengamuk padahal tinggal 5 orang lagi. Aku mulai menyerang dan terlibat baku hantam dengan mereka. 15 orang bersenjata tajam dengan ku yang tangan kosong. Awalnya aku mampu melawan keseluruhan pemberontak.

"KO LEPASKAN MEREKA ATAU PEMIMPIN MU YANG MATI,"tanyaku mencekik leher pemimpin nya.

"AHAHAHA NGGAK SEGAMPANG ITU SA MATI,"ucapnya tertawa keras.

Bugh

Aku merasakan benturan keras mengenai tengkuk kepala, harusnya aku lebih teliti kalo begini tinggal menjemput kegelapan. Hanya tawa membahana dan pukulan di tubuhku yang sudah terkulai.

---

"Ehh bapak tentara sudah sadar kah,"aku mulai mengerjapkan mata dan melihat sekitar. "Dimana kita,"tanyaku. "Kita di kapal sekarang. Tapi ada orang mau selamatkan kita mereka perusahaan minyak besar. Selama seminggu bapak pingsan,"ucapnya membuat ku langsung tercetus satu nama.

"Chevron?,"tanyaku. "Ehh bagaimana ki bapak tau. Kan bapak pingsan dari tadi,"ucapnya. "Serius Chevron?,"tanyaku memastikan langsung dijawab dengan anggukan serempak. "HEH KELUAR KALIAN,"ucap pemberontak memaksa kami keluar.

Pemandangan yang pertama kali ku lihat adalah lautan luas dan tunggu itu bendera Chevron. Meskipun ngga terlalu dekat tapi aku bisa mengenali perempuan yang berdiri tegas di barisan itu. Ashana? Ini bukan mimpi kan ya dia di sini? Bukanlah ya ngapain pula disini?

"Auhh perih Bos. Mereka tembak pakai bahan kimia ini,"aku menoleh melihat salah seorang pemberontak yang tangannya melepuh. "Siapa yang tembak kamu?,"tanyaku penasaran. "Itu cewek berjilbab. Gila memang habis hampir ledakkan kapal dia kasih serang beginian,"ucapnya membuat ku semakin yakin didepan sana memang Ashana.

Srikandi Lautan Emas Nusantara - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang