Bab 13

2.2K 102 0
                                    


Zahra sudah berkerja di toko kue ini selama tiga hari, semuanya berjalan dengan baik walau ada beberapa karyawan yang tidak suka dengannya.

Mereka selalu seja menuduh Zahra yang tidak-tidak untuk hal yang tidak dilakukannya. Mereka semua memandang Zahra sebagai wanita hamil tidak bersuami dan mengira Zahra hamil di luar nikah.

Sering pulang sangat malam akibat di jadikan babu sudah sering ia alami. Zia sudah menyuruh Zahra untuk berhenti bekerja, tapi Zahra masih saja ingin berkerja dengan dalih mencari pekerjaan yang cocok itu susah.

"Zahra, mending kamu jangan kerja dulu, kamu kelihatan pucat," ucap Zia hawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

Lihat saja wajah Zahra terlihat sangat pucat, sepertinya dia sedang sakit, pikir Zia.

Sementara Zahra hanya menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan usul Zia. Ia masih sanggup berkerja apalagi baru beberapa hari dia berkerja masa mau cuti langsung bisa-bisa pegawai di sana makin gencar menjelek-jelekkan dirinya.

"Aku gak pa-pa, pasti kuat kok, Zi,"balas Zahra berusaha menyakinkan Zia. Memang kepalanya terasa pusing sedikit tapi itu bukan alasan yang kuat untuk menyuruh Zahra libur dulu.

"Hmmm, yasudah kalo ada apa-apa cepat kasi tahu aku," tutur Zia.

"Gimana caranya? Aku gak punya ponsel, Zi," timpal Zahra pelan,  sejujurnya ia merasa tidak tahu apa-apa setelah kehilangan semuanya.

Zia berjalan menjauhi Zahra ke arah kamarnya, setelah beberapa saat ia kembalin dengan membawa pena dan kertas.

Menuliskan sesuatu di kertas itu lalu memberikannya kepada Zahra.

"Ini nomor HP aku, kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi aku pakai telepon umum.

Zahra melihat kertas itu kemudian beralih menatap Zia,  ia memeluk sahabatnya itu dengan erat. Zia sangat baik dan pengertian dengannya, semoga saja persahabatan mereka utuh dan tetap abadi selamanya.

"Yaudah, aku mau siap-siap buat pergi kerja, Zi," tutur Zahra, kemudian berlalu pergi untuk bersip-siap.

Ia memakai pakaian pegawai toko kue itu, Zahra sangat bersemangat hari ini karna setelah bekerja  ia akan memeriksa kandungannya.

"Semoga hari ini berjalan lancar," gumam Zahra memperhatikan dirinya di cermin.

Ia berpamitan dengan Zia lalu berjalan cepat untuk mencari angkot. Semoga saja ia bisa cepat menemukan angkot agar tidak terlambat.

Setelah angkot datang Zahra segera memberikan alamat Toko kue tempatnya bekerja kepada supir. Zahra sampai tepat waktu.

Tapi kenapa Toko ini terlihat sangat sibuk, Zahra meletakkan tasnya kemudian berjalan menghampiri salah satu pelayanan di sana untuk bertanya.

"kil, ini kenapa kok semuanya kayak sibuk?" tanya Zahra kepada Kila yang lebih sering ia panggil Kil. Memang ada beberapa pegawai yang mau berteman dengannya, salah satunya Kila.

Yang ditanya seketika melihat ke arah Zahra yang sedang menatap bingung para karyawan yang terlihat sangat sibuk.

"Hari ini ada pesanan kue yang banyak, Zahra," jawab Kila.

"Lah kok, kenapa gak dari hari-hari sebelumnya."

"Pesanannya tiba-tiba, dan acarannya malam ini,  Za," Zahra terkejut dengan penuturan Kila, kenapa sangat mendadak itu artinya hari ini ia tidak bisa memeriksa kandungannya jika acarannya sampai malam.

"Eh lo, ngapain diam di situ? mending lo bantuin teman-teman yang lain biar sedikit berguna," Sarah salah satu yang selalu merendahkan Zahra di setiap kondisi.

Zahra mengangguk patuh, toh tidak ada gunanya melawan, mereka berhak menilainya seperti apa Zahra.

Mereka berkerja dengan semangat yang tinggi, selain kue mereka yang di pesan pemilik Toko ini juga bilang para pegawai di sini juga akan pergi ke sana untuk membantu menghidangkan kuennya.

Ada banyak kue yang dibuat untuk nanti malam.

Setelah selesai dengan urusan di dapur para karyawan di perbolehkan pulang untuk segera bersiap-siap.

Zahra juga sudah memberitahukan Zia yang sedang berkerja di kantornya menggunakan telepon Kila.

Setelah selesai mandi Zahra memutuskan untuk memasak makanan dulu untuk Zia. Hanya nasi goreng telur yang sempat ia masak, selesai memasak Zahra bergegas mengganti pakaiannya dengan seragam khusus pelayanan untuk malam ini.

Ia memakai baju berlengan pendek dan rok selutut yang berwarna hitam, rambut indahnya ia ikat menjadi satu.

Walau hanya memakai pakaian seperti itu ia masi terlihat cantik.
-----
Saat pertama kali menginjakkan kakinya di tempat acara pesta di laksanakan Zahra berdecak kagum. Di sini sangat mewah dan indah,  pasti tamu-tamunya orang yang berkelas.

"Waw," lirih Zahra, saat sedang melihat indahnya tempat pesta ini tiba-tiba Sarah mengejutkan dirinya dari belakang.

"Woy."

Zahra yang terkejut spontan menolehkan pandangannya ke arah dimana Sarah berdiri menatapnya dinggin.

"Kamu apa-apaan sih," ketus Zahra.

Sarah berdecak sinis menatap Zahra benci.

Sejak kedatangan wanita ini di toko dirinya seperti mendapatkan saingan, memuakkan. Padahal dulu dialah orang yang selalu tepat waktu  semenjak kedatangan Zahra dia selalu menjadi nomor dua dalam segala hal.

Sarah tidak menjawab pertanyaan Zahra ia berjalan menjauhi Zahra yang sedang kesal, ia memang sengaja ingin membuat perempuan itu kesal kepada dirinya.

Sementara Zahra yang merasa di abaikan berusaha menetralkan emosinya. Ia memiliki pekerjaan yang menunggunya.

Saat berbalik tidak sengaja ia melihat seseorang yang ia kenal baru saja memasuki area pesta.

......

ABIZHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang