Zahra menatap bayanganya sendiri di cermin, kebaya berwarna gold melekat indah di tubuh ramping. Rambut panjang yang dulu lurus kini di buat bergelombang tidak di ikat. Ia terlihat manis dengan make up naturalnya.Dua bulan sudah berlalu dari kejadian memilukan itu, Zahra bahkan sudah mulai mencoba untuk ikhlas. Hari-hari yang ia jalani terasa sama, namun setitik bahagia mulai ia rasa. Zahra tinggal di salah satu perumahan di daerah Bogor. Ia memilih pindah rumah dan melupakan masa lalunya yang pahit termasuk Abi.
Hari ini adalah hari yang spesial untuk Zahra, karena sahabatnya akan menikah, Zia. Awalnya Zahra menolak untuk di jemput tapi dengan sedikit paksaan dari Zia dan Fatah akhirnya Zahra hanya pasrah. Sebenarnya ada rasa enggan untuk kembali ke jakarta, ada sesuatu yang terasa menganjal.
Dan di sinilah ia sekarang, sedang bersiap untuk pergi ke acara pernikahan Zia dan Fatah.
"Mbak, kok ngelamu?" tanya seorang perias wanita di sebelah Zahra.
"Mbak."
"Mbak," Ia terus memanggil-manggil Zahra, tapi karena tidak mendapatkan respon apa-apa ia sengaja menepuk pelan bahu Zahra.
"Eh," jawab Zahra karena kaget saat seseorang menepuk bahunya.
Ia menoleh dan melihat seorang wanita dewasa sedang tersenyum tipis ke arahnya. Dia adalah jayu, seorang perias yang di kirim langsung oleh Zia. Zahra saja bahkan sangat kebingungan melihat kedatangan orang ini, tapi setelah mendengar perkataannya mau bagaimana lagi tidak mungkin juga kalau hatus di usir.
"Supir yang mau jemput sudah di luar, Mbak."
Zahra mengangguk dan segera berjalan menghampiri seseorang yang sudah menunggu dirinya di halaman rumahnya.
"Selamat pagi, Mbak Zahra. Silakan masuk kita akan segera berangkat supaya tidak terlambat."
"Baiklah, Pak," setelah mengucapkan itu Zahra bergegas masuk ke dalam mobil.
Hari terlihat sedikit gerimis, cuaca di Bogor sangatlah dinggin. Zahra bersanda menghadap ke arah kaca mobil, ia merasa rindu dengan Abi. Zahra juga menyesal karena mengusirnya waktu itu, dan ia juga sudah melupakan semua salah Abi.
Setelah beberapa jam akhirnya mobil yang Zahra tumpangi berhenti di salah satu gedung yang mewah. Zahra bahkan tak berkedip melihat dekorasi yang sedemikian rupa.
Dengan langkah perlahan ia mulai memasuii Aula besar itu, ternyata di bagian dalam jauh lebih mewah dari bagian luar.
"Zahra!" panggil Karel. Karena suaranya sedikit kencang membuat beberapa tamu memperhatikan mereka berdua.
Zahra tersentak saat Karel tiba-tiba memeluknya erat, perlakuan Karel yang tiba-tiba berhasil membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Ekhmmm."
Suara deheman seseorang dari belakang membuat Zahra melepaskan pelukannya dengan Karel.
Deg
Semua sendinya terasa kaku, saat ia berbalik Zahra melihat Abi dengan pakaian pormalnya sedang berdiri di dekat dekatnya. Tapi bukan itu yang menjadi pokusnya, tapi tangan yang melingkar indah di genggaman Abi.
"Wah wah wah, Zahra. Lama tidak bertemu ya," Mila, wanita itu tersenyum sinis kepada Zahra.
"Ayo kita pergi," setelah menatap Zahra singkat Abi berjalan meninggalkan Mila. Ia tidak suka saat Karel memeluk Zahra.
Mila yang tinggal Abi langsung saja berlarih mengejar Abi, "Abi tungguin dong!"
Abi sama sekali tidak berniat untuk menunggu Mila, bahkan ia sengaja berjalan lebih cepat agar bisa menghindari wanita itu.
...........
Jg lupa Vote end comen yh 💕🖐
Tamat
Karena ceritanya sudah mau di novelkan jdi cerita hanya sampai di sini...
Kalau mau beli buku silakan dm kakak yh

KAMU SEDANG MEMBACA
ABIZHA [END]
ChickLitBuruan baca part nya udah lengkap!!!!! 😀 #Dilarang plagiat #Tinggalkan jejak Ini kisah hidup dimana seorang gadis harus hidup menderita dan terbebani, semua orang membencinya bahkan jijik kepada dirinya termasuk keluarganya karna dia hamil diluar...