Bab 5

2.6K 132 0
                                    


•Author POV

Setelah kejadian seminggu yang lalu, Abi bersikap lebih baik kepada Zahra, Zahra selalu tersenyum bersemangat bila pagi datang, ia menyiapkan masakan terbaiknya untuk sang suami. Hari ini adalah jadwal ke rumah sakit, Zahra sangat bersemangat untuk melihat perkembangan bayinya.

Dia selalu meminta pada Tuhan agar ia diberi seorang putri. Ia ingin melihat anaknya tumbuh dan bermain setiap hari dengannya.

Setelah selesai memasak, Zahra membersihkan dapur kemudian berjalan ke kamar atas untuk membangunkan Abi.

"Kamu jangan ke rumah dulu."

Zahra baru saja ingin mengetuk pintu kamar Abi, tetapi belum sempat ia mengetuknya, Zahra mendengar Abi sedang bicara dengan seseorang,

"Aku janji bakal temuin kamu, tapi nanti, gak sekarang."

Apa maksud Abi, siapa yang mau ia temui? Zahra semakin tidak mengerti. Sebenarnya Abi sedang bicara dengan siapa? kenapa nada suarannya terdengar sangat khawatir.

'Tok tok tok'

"Abi, makanannya udah siap, ayo turun," Zahra mengetuk pintu kamar Abi.

Saat Zahra ingin mengetuknya lagi, Abi membuka pintu kamarnnya.

"Apa?"

"I...itu, ayo sarapan," Abi hanya menganggukkan kepalannya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju meja makan dengan Abi yang berada didepan.

Setelah sampai di meja makan, Zahra segera memgambilkan nasi dan lauknya untuk Abi. Mereka berdua makan dengan posisi berhadapan. Haning mengiringin acara sarapan mereka berdua. Zahra membersihkan bekas makanan mereka, lalu mencuci piring yang kotor.

"Abi, tunggu dulu," Zahra sedikit berteriak memanggil Abi, dia ingin memberitahu bahwa ia akan keluar sebentar. Semoga saja Abi mengizinkannya.

"Iya kenapa, Za?"

"Em itu, aku mau pergi ke pasar bentar, boleh gak?" Abi memperhatikan Zahra kemudia mengangguk.

"Boleh, hati-hati yah," ujarnya, Zahra tersenyum kemudian mengaggukkan kepalannya.

Abi berlalu pergi dari hadapan Zahra menggambil kunci mobilnya dan pergi dengan terburu-buru. Zahra melihat kepergian Abi.

"Apa, Abi, mempunyai janji yang peting hari ini, hingga dia sangat terburu-buru seperti itu."

Zahra memilih mengabaikanya, kemudian pergi ke kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Kamar yang Zahra tempati sangat sederhana. Namun Zahra tak mempermasalahkan itu yang terpenting baginnya ia bisa tidur dengan nyaman.
------
"Permisi," ucap Zahra sopan.

"Zahra, masuk aja," ucap Karel bersemangat.

Memang dari pertama melihat Zahra, ia sudah merasakan ada yang berbeda dengan dirinnya.

Karel memaksa keluar dari rumah sakit, karena dia tau bahwa hari ini Zahra ada jadwal chek up dengannya. Entahla ia juga tidak mengerti dengan sikapnya ini. Karel memperhatikan Zahra, dia sangat manis dan sopan, membuat Karel adem setiap kali melihatnya.

ABIZHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang