Bab 3

2.8K 154 0
                                    


•Author POV

Zahra sedang sibuk memasak di dapur untuk sarapan pagi ini, setelah berkutat dengan peralatan dapur, akhirnya selesai juga,dia kemudian  memilih untuk mendi rasannya sudah sangat gerah.

Setelah selesai membersihkan diri, Zahra kembali kedapur untuk meminum susu ibu hamilnnya yang dibelinnya waktu pulang dari rumah sakit, sengaja dia meminumnnya diam diam agar Abi tidak tahu.

Dia melihat kesegalah arah untuk memastikan tidak ada yang akan melihatnnya, kemudian mengeluarkan kotak susu itu dari lemari yang ada di pojok dapur.

"Semoga Abi belum turun," lirih Zahra kemudian bergegas membuat susu dan meminumnya.

Zahra memasukkan lagi kotak susu itu ketempat semula, sengaja ia sembunnyikan di pojok agar Abi tidak tahu.

"Lo ngapain?"

Zahra terlonjak kaget melihat Abi berdiri debelakngnya,"eh Abi i-itu aku tadi lihat kecoak, iya kecoak," balas Zahra sedikit gugup.

"Hmm," gumam Abi tidak peduli.

"Bi aku izin keluar yah, mau ke pasar, boleh gak?" tanya Zahra pada Abi.

"Gue gak PEDULI!"Abi kemudian berlalu pergi dari hadapan Zahra, Zahra hanya diam menatap punggung Abi yang mulai menjauh.

Zahra bersiap siap untuk ke pasar ia ingin membeli sayur, dia hanya memakai rok panjang dan baju lengan pendek yang tertutup, rambut panjangnya di gerai indah menambah kesan cantik padannya.

"Angkot dimana yah? kok dari tadi gak nongol nongol," omel Zahra, karna sedari tadi dia menunggu angkot tapi tidak kunjung datang.

'Tin tin'

Zahra mengerutkan keningnya, dia seperti tidak asing dengan mobil itu.

"Siapa yah?" gumam Zahra.

Seorang wanita paru bayah yang masih terlihat cantik keluar dari mobil tersebut.

"Loh Zahra, kenapa kamu panas panasan disini,Mama kira tadi salah liat eh ternyata bener kamu," tanya wanita itu.

"Mama, kok mama ada disini?" wanita itu adalah Mama Liza, mertuannya Zahra.

"Jawab dulu pertannyaan Mama Za, kata papa Abi bilang kamu sakit, kamu udah sembuh?" tanya Mama Liza beruntun.

Zahra bingung harus menjawab apa, tapi kalau dia tidak jujur pasti akan tetap ketahuan. Ah sudalah lebih baik Zahra berkata jujur.

"Za, udah sembuh mah," balas Zahra.

"Terus kamu ngapain disini panas panasan?"

"Za, lagi nungguin angkot Ma  mau ke pasar, tapi dari tadi gak dateng dateng," balas Zahra.

"Ngapain kamu nungguin angkot, Abi mana kok dia gak anter kamu ke pasar?.

"Mas Abi sibuk Ma, kan entar malem acara peresmiannya," balas Zahra lembut, dia tidak akan menjelek jelekkan suaminnya di depan orang lain karna sama saja Zahra mengumbar masalahnya pada orang lain.

"Oh iya," balas Mama Liza lalu memegang tangan Zahra," kamu ikut mama sekarang Za," belum sempat Zahra bertannya tapi Mertuannya itu sudah menariknnya masuk kedalam mobil.

"Pak kita ke salon langganan saya dulu." ujarnya pada sang supir, kemudian beralih menatap Zahra yang masih terlihat binggung.

"Ma, kok ke salon, kita mau ngapain di sana?" tanya Zahra binggung.

"Kan ntar malem kita mau ke acarannya Abi Za, jadi kita harus mempersiapkan penampilan yang bagus.

Bagaimana ini, Zahra bingung dia kan sudah berjanji pada Abi, gak mungkin ia ingkari. Tapi lebih gak mungkin lagi bilang ke Mama kalau dia gak bisa dateng. Nanti kalau ditannya kenapa Zahra harus jawab apa.

ABIZHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang