•Zahra POV
Sudah 2 minggu aku menjalani bahtera rumah tangga bersama Abigail, suamiku. Semuanya sama, hanya ada abu abu dipernikahan kami.
Abi begitu dingin kepadaku, dia bersikap seperti aku tak ada, tapi aku memaklumi semua itu karna dia terpaksa menerima pernikahan ini. Waktu kami pertama menikah dia sudah bilang padaku bahwa dia dipaksa oleh Ayahnya untuk menikahiku. Setelah kami menika aku ikut Abi tinggal dirumah pribadinya.
"Mas Abi mau kemana?, kok rapi hari ini kan minggu." tanyaku pada Abi yang terlihat rapi dan juga tampan.
Abi menjalankan perusahaan Ayanya, dan menjadi seorang CEO disana.
"Gue sebelumnya udah perna bilangkan sama lo!, jangan ikut CAMPUR." jawab Abi membentak Zahra.
"Maaf, makan dulu Mas udah aku siapin makanan kesukaan kamu." tawarku pada Abi yang sedang merapikan bajunya, aku selalu menyiapkan makanan kesukaannya walau sering kali berakhir ditempat sampah. Aku hanya bisa berharap dia akan memakannya suatuh saat nanti.
"Udah berapa kali gue bilang jangan panggil gue mas gue gak suka." bentak Abi, dia memang tidak suka bila dipanggil mas olehku. Ntalah aku tidak tau alasannya.
"Iya gak lagi Bi." balasku pada Abi, dengan menundukan pandanganku.
Abi pergi begitu saja, tampa menghiraukan panggilanku, ah sudalah aku sudah terbiasa dengan semua itu.
"Aku sudah telat buat periksa kandungan, sebaiknya aku bersiap siap." ucapku, aku ingin menyayangi dan merawat anak ini dengan sepenuh hati, aku sadar ini bukan kesalahannya tidak ada alasan untuk membencinya.
Setelah bersiap siap aku segera pergi ke dokter kandungan, untuk memeriksanya.
"Buk Zahra." panggil perawat yang bertugas memanggil pasien.
Aku berdiri dan masuk kedalam ruangan. Aku sempat melihat nama yang ada didepan pintu masuk,Dokter Karel.
"Permisi Dok,saya Zahra." ucapku memperkenalkan diri terlebih dahulu. Dokter Karel masih muda dan mempunyai ketampanan diatas rata rata.
"Oh silakan masuk," Dokter Karel memperhatikan Wajahku tanpa berkedip kemudian dia tersenyum ramah, aku jadi salah tingkah mungkin sikapnya memang selalu seperti ini pada semua orang.
"Mmm saya mau periksa kandungan Dok." ujarku.
"Baikla silakan ke tempat pemeriksaan." aku mengangguk dan berjalan ke sebuah kasur yang disediakan khusus untuk pasien yang ada di sudut ruangan itu.
Setelah pemeriksaan selesai kami kembali duduk ke tempat semula.
"Bagaimana keadaan kandungan saya Dok." tanyaku pada Dokter Karel.
Dia tersenyum kemudian berucap."Kandungannya sehat dan sudah memasuki usia 1 bulan, di usianya yang masih rentan ini sebaiknya banyak banyak istirahat dan saya sarankan untuk rutin meminum susu bumil agar janinnya tetap sehat dan kuat." ucapnya dengan tersenyum ramah.
"Baikla terimakasi Dok!, jadwal saya periksa lagi kapan yah Dok?." tanyaku dengan lembut, jujur saja aku baru pertama kali datang untuk memeriksa kandunganku karena waktunya tidak memungkinkan..
"3 minggu dari sekarang." balasnya.
"Baikla, saya permisi Dok Assalamuallaikum." pamitku kepadanya.
"Iya, waalaikumsallam." dia berdiri dari duduknya kemudian membalas salamku dan tersenyum manis, ah apa yang aku pikirkan ingat Zahra kamu sudah punya suami, ucapku dalam hati.
Setelah dari rumah sakit aku memutuskan untuk mampir ke toko untuk membeli kebutuhan sehari hari, karna aku takut setela pulang Abi akan bertannya aku dari mana, walaupun selama ini dia tidak pernah peduli, setelah selesai berbelanja aku memutuskan untuk pulang naik angkot untuk menghemat uang belanja, kalau tidak Abi akan menuduhku menggunakannya untuk membeli barang barang tak jelas deperti sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIZHA [END]
ChickLitBuruan baca part nya udah lengkap!!!!! 😀 #Dilarang plagiat #Tinggalkan jejak Ini kisah hidup dimana seorang gadis harus hidup menderita dan terbebani, semua orang membencinya bahkan jijik kepada dirinya termasuk keluarganya karna dia hamil diluar...