Bab 34

7.7K 118 10
                                    

Di sana terlihat Zia dan Fatah yang sedang duduk di atas pelaminan. Dengan berjalan dengan cepat Zahra menghampiri keduannya.

"Hay, Zi," sapa Zahra dengan senyum manisnya.

Melihat kedatangan Zahra sontak saja membuat Zia segera berdiri dan  memeluknya erat. Tentu saja Zahra balas dengan senang hati. Mereka berdua saling berpelukan melepaskan rindu yang selama ini terbelenggu.

"Udah dong, Za. Lepasin bini gue," ujar Fatah yang merasa seperti tidak ada. Nada suaranya sengaja ia buat sedramatis mungkin.

"Iya iya, yang udah sah mah bebas," sindir Zahra kemudian terkekeh geli sendiri.

Zia justru terlihat meronah akibat perkataan Zahra barusan. Fatah dan Zia memang sudah menikah tadi pagi, dan di lanjutkan dengan acara keluarga. Semua orang berkumpul bergembira menyambut hari bahagia ini.

Zahra terdiam, kenapa ia jadi teringat Zuan. Seharusnya laki-laki itu berada di tengah-tengah kebahagiaan indah.

Zia sudah menceritakan semua yang terjadi saat di rumah sakit, termasuk tentang Zuan yang sudah menghamili dirinya. Tentu saja Zahra marah bahkan sangat marah. Tidak pama setelah Zia menceritakan itu, Zuan datang menemui Zahra. Ia bahkan menangis dan memimta maaf kepada Zahra. Semula dalam benak Zahra tak ada kata maaf untuk Zuan. Tapi melihat kesungguhannya Zahra akhirnya lulu, Zuan menceritakan alasannya kenapa ia melakukan hal bejat itu kepada Zahra. Mulai dari ayahnya yang memfitnah keluarga Zahra hingga saat ia merencanakan semuany.

Ternyata setelah kejadian itu Zuan malah mengetahui kebohongan ayahnya, dan dengan tegahnya ayahnya memutar balik fakta Seolah-olah keluarga Zahra yang bersalah. Tetapi justru ayah Zuanlah yang sudah main curang, dan saat ia kalah bersaing dengan perusahaan ayahnya Zahra ia mulai merencanakan semuanya untuk membuat keluarga Zahra malu.

Dan sekarang setelah Zahra menolak untuk menikah dengan Zuan, lelaki itu memilih pergi dengan alasan perkerjaan. Entahlah Zahra juga tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Cek cek."

Suara mikrofon itu membuat lamunan Zahra buyar, ia melihat di sana Karel sedang berdiri dan menatapnya lekat.

"Sebelumnya saya mohon maaf atas gangguannya, saya di sini ingin memberitahu sesuatu yang sangat penting," ucapnya, nada suara Karel jelas terdengar sangat serius.

Zahra menoleh ke arah Zia, sahabatnya itu hanya tersenyum kepada dirinya. Kemudian Zia merangkul Zahra dan mengajaknnya naik ke podium. Ia berdiri tepat di hadapan Karel. Sesaat kemudian Karel memegang tangannya dan berucap.

"Zahra Altara. Will you marry me."

Rasanya jantung Zahra terhenti, ini sungguh membuat dirinya shok. Sungguh Zahra tidak mempunya jawaban yang tepat untuk saat ini.
Saat Zahra terdiam seseorang naik ke atas podium dan melepaskan tautan Karel dan Zahra.

"Dia, Istriku. Dan masih sah menurut hukum dan agama!" ucap Abi penuh penekanan.

Ia menarik tangan Zahra dengan pelan kemudian membawannya keluar dari sana. Di belakang mereka Mila sudah mengumpat tidak jelas sedangkan Karel hanya tersenyum samar. Rencananya berhasil.

Ia memang masih mencintai Zahra, tapi demi kebahagiaan Zahra maka ia akan mengalah. Ini semua memang rencana dirinya dan Zia, mereka ingin lihat bagaimana reaksi Abi. Dan ternyata ia tidak rela kehilangan Zahranya. Dan ya sudahlah, mungkin dirinya memang tidak berjodoh dengan Zahra.

Zia berjalan mendekati Mila kemudian membisikkan sesuatu, "mereka cocok ya," setelah mengucapkan itu ia pergi meninggalkan Mila yang sedang kesal.

Sementara di sisi lain Zahra masih saja bungkam, Abi membawa dirinya ke sebuah taman. Setelah sekian lama berdebat dengan pikirannya, Zahra memilih untuk angkat bicara.

"Kenapa, kenapa kamu bawa aku ke sini?" tanya Zahra pelan.

"Cari angin."

Zahra di buat kesel dengan jawaban Abi barusan, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Abi yang melihat tingkah Zahra hanya terkekeh pelan.

"Bercanda, sayang," ucap Abi sembari memeluk Zahra erat.

Akibat dari perbuatan Abi barusan Zahra hanya terdiam pipinya meronah. Dengan susah paya Zahra menahan senyumnya.

"Maaf, maaf untuk semuanya," ujar Abi perlahan. Ia sungguh merindukan wanitanya ini, dan kalau harus kehilangan maaf ia tidak bisa. Apa'pun akan ia lakukan untuk mendapatkan kembali Zahranya.

"Aku udah maafin kok," balas Zahra kemudian tersenyum manis ke arah Abi.

Abi yang melihat senyum itu juga ikut tersenyum, ia memegang tangan Zahra erat. Kemudian memeluknya mesra.

" I love you, Za," lirih Abi lalu mencium kening Zahra lembut.

"I love you to, Bi."

       Tamat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABIZHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang