“Cewek kan memang harusnya dikejar, bukannya mengejar.”
***
NAMAKU Anindya Ramadhita dan hari ini adalah hari terakhir aku mengikuti Masa Orientasi Sekolah. Aku lelah sekali, pagi tadi aku mendengarkan seminar yang diselenggarakan oleh kepala sekolah. Setelah seminar selesai, aku dan kawan sekelompokku harus mengikuti perintah dan suruhan senior yang terdengar begitu menyebalkan.
Sekarang, waktu sudah menunjukkan jam 2 siang. Matahari kini sedang terik-teriknya, panasnya bisa kurasakan. Kukira, setelah senior meminta kami untuk meminta tanda tangan pada senior lain yang mereka tunjuk, kegiatan hari ini sudah selesai. Akan tetapi, dugaanku salah. Kami semua diminta untuk berkumpul di lapangan.
Aku tidak tahu apa yang akan mereka tugaskan lagi kepada kami. Yang dapat kudengar hanyalah sebuah suara setengah berteriak ke arah kami. “Cepat ke lapangan dalam waktu satu menit, langkahnya dipercepat! Jangan lambat!”
Dalam hati aku menggerutu sendiri. Instruksi apa lagi ini? Memangnya senior-senior itu belum puas mengerjai kami seharian? Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diriku.
Tahan, Anin. Ini hari terakhir lo.
Mendengar instruksi tersebut, aku dan ratusan peserta MOS lainnya langsung berlari cepat menuju lapangan.
“Baik, selamat siang peserta Masa Orientasi Sekolah SMA Harapan. Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak atas partisipasi kalian dalam mengikuti rangkaian acara yang telah kami susun.
Mengingat hari ini adalah hari terakhir dari Masa Orientasi Sekolah, kami selaku pengurus OSIS meminta maaf jika ada kekurangan serta kesalahan yang telah kami lakukan dan sebagai salah satu acara penutup Masa Orientasi Sekolah, para anggota dari ekstrakurikuler yang ada di SMA Harapan akan melakukan demo ekstrakurikuler untuk kalian semua.
Kalian hanya boleh memilih satu ekstrakurikuler yang akan kalian ikuti selama kalian SMA. Formulir akan dibagikan mulai besok dan lusa kalian harus sudah memilih ekstrakurikuler yang akan kalian ikuti. Sekian dari saya, terima kasih.”
Setelah itu, satu demi satu ekstrakurikuler mempromosikan dan menampilkan pertunjukan yang memang sengaja ditujukan untuk siswa baru. Semua orang tampak sumringah dan senang menonton acara ini, sedangkan aku hanya bisa berdoa di dalam hati supaya acara ini cepat selesai. Matahari siang ini membuat keringat perlahan-lahan membasahi keningku.
Setelah penampilan paskibra, kini tiba saatnya ekstrakurikuler yang ditunggu-tunggu oleh siswa baru tampil, yaitu Harmoni Band. Sebuah band yang cukup terkenal dari SMA Harapan. Semua siswa terutama perempuan berteriak karena melihat pesona dari anggota band yang sepertinya memesona untuk mereka.
Tidak naif, aku juga terpesona dengan band yang tengah membawakan lagu di atas panggung itu. Mereka memang sangat keren, tetapi aku mengapresiasi mereka karena kemampuan mereka dalam bermusik dan menampilkan musik mereka kepada orang-orang, bukan hanya karena tampang mereka yang dibilang keren dan ganteng oleh para siswi di lapangan ini. Lagi pula, musik itu kan memang untuk didengarkan.
“Ya ampun, Kak Dimas keren banget!” Fiona bersorak ketika melihat drummer dari Harmoni Band. Aku menoleh ke arahnya, “kenapa lo bisa tahu namanya?”
“Kak Dimas itu emang udah terkenal sebelum kita masuk ke sekolah ini, dia itu keren banget, Nin. Walaupun enggak ganteng, tapi karismanya bisa bikin meleleh. Iya, kan?” jawab Fiona sekaligus bertanya kepadaku. Aku yang semula menatap Fiona, kini mengalihkan pandanganku ke arah sosok yang tengah kami bicarakan. Setelah beberapa saat mengamatinya, aku kembali menatap Fiona. “Enggak, biasa aja ah.”
![](https://img.wattpad.com/cover/237899411-288-k30269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Layar [Completed]
Teen Fiction"Bersamamu adalah sebuah kemustahilan yang kuharapkan." "Terlalu banyak tanya dibenakku tentangmu, terlalu banyak hal yang kupikirkan tentang dirimu. Sampai aku lupa, jika aku dan kamu hanya akan menjadi sebuah kata yang berdiri sendiri dan tidak ak...