20. Tentang Aku dan Kamu

989 246 84
                                    

"Aku anggap kisahku dan dia istimewa, tapi ternyata selama ini aku jatuh cinta sendirian. Aku kira aku dan dia sama-sama peran utama, tetapi ternyata aku hanya figuran di dalam hidupnya."

***

Sudah dua minggu berlalu, selama itu pula hubunganku dengan Kak Dimas tidak seintens biasanya. Kak Dimas justru terlihat semakin dekat dengan Kak Jean karena mereka memang harus membicarakan banyak hal tentang drama yang akan dibawakan di pensi sekolah.

Pensi tersebut akan diselenggarakan satu minggu lagi, sehingga organisasiku semakin gencar latihan dan itu membuat mereka semakin dekat. Sedangkan, aku tidak banyak berbincang dengan Kak Dimas seperti dahulu, aku juga tidak pergi ke manapun dengan Kak Dimas, tidak juga pulang sekolah bersama Kak Dimas lagi.

Aku mencoba untuk biasa saja dan menjalani hidupku seperti biasanya. Walaupun, aku tidak bisa berbohong jika aku merasa seperti ada yang hilang dari dalam hidupku.

Sekarang Hari Minggu, tidak ada yang istimewa dari Hari Mingguku selain berada di dalam rumah dan beraktivitas di dalamnya. Malam ini, Bang Geri memesan satu boks pizza beberapa potong spicy chicken wings, minuman soda, dan juga teh lemon. Aku sengaja minta teh lemon pada Bang Geri karena aku kurang suka soda.

Di ruang keluarga, Bang Geri memakan sepotong pizza sembari menyalakan lagu rock dengan nada kencang, membuatku menutup telingaku dengan kedua tangan.

"Bang, berisik banget lo sumpah! Kasian tetangga tahu!" dumelku. Namun, Bang Geri seperti tidak peduli sama sekali dengan apa yang aku ucapkan.

Dia memang seperti itu, menyebalkan dan terkadang tingkahnya menggangguku. Tingkahnya juga sering sekali membuatku jadi bertengkar dengannya. Tapi, bagaimanapun juga menurutku dia adalah sosok kakak yang baik dan juga perhatian.

Ya, walaupun caranya menunjukkan perhatian dengan caranya yang seperti itu.

Karena terlalu berisik, aku memutuskan untuk mengambil beberapa potong spicky chicken wings dan meletakkannya ke atas piring. Setelahnya, aku masuk ke dalam kamarku.

Aku mengambil ponselku dan menyambungkannya dengan earphone, aku memutar beberapa lagu akustik yang menurutku cukup menenangkan.

Aku sangat menyukai lagu akustik. Menurutku, ketika aku mendengarkannya, aku bisa merasa sangat tenang dan melupakan sejenak apa yang memberatkan hariku. Sembari memakan sepotong spicy chicken wings, aku membuka aplikasi Instagramku. Aku membagikan playlist yang sedang kudengarkan di instastory milikku.

Aku ingin membagikan apa yang kudengarkan. Ya, walaupun pengikut di Instagramku tidak sampai menyentuh angka seratus. Yang mengikuti Instagramku hanya teman-teman di sekolahku saja.

Tak berapa lama aku membagikannya, sebuah pesan terlihat di notifikasi ponselku.

dimasprayuda: Lo lagi suka dengerin lagu akustik, ya, Nin?

dimasprayuda: Lagu akustik emang enak banget kalo didengerin, sih. Nanti gue dengerin playlist, lo, deh.

Tidak salah, memang Kak Dimas yang membalas cerita Instagram yang baru saja kubagikan.

Rasanya, aku ingin segera membalas pesan yang dikirimkan Kak Dimas, tetapi aku ingin menunggu beberapa saat terlebih dahulu agar aku tidak terkesan terlalu bersemangat untuk membalas pesannya. Aku yakin, pasti kebanyakan cewek pernah melakukan ini.

Di Balik Layar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang