Tepat hari ketiga Ujian Kenaikan Kelas, Chenle sudah sampai rumahnya lalu langsung membersihkan badannya dan istirahat, ia berencana untuk tidur siang tapi ia dikejutkan dengan kedatangan Ryujin yang tiba tiba masuk ke kamarnya.
"Kak? lu ngapain kesini?" tanya Chenle yang langsung duduk di tepi ranjangnya.
"Males ah pulang kerumah" jawab Ryujin yang menutup mukanya dengan kedua tangannya.
"Ih kenapaa? lo habis nangis ya? mukanya merah gitu" ucap Chenle yang menarik tangan Ryujin yang masih setia menutup wajahnya.
"Jangan bilang siapa siapa ya kalo gue disini" ucap Ryujin yang menunjukkan wajahnya yang sangat bengkak karena banyak menangis.
"Ih kenapa kak, gue panggil kak Renjun ya" ucap Chenle yang langsung bergegas menghampiri kakaknya, Chenle mengetuk pintu kakaknya, begitu kakaknya membuka pintunya Chenle langsung menarik tangan Renjun untuk dibawa ke kamarnya.
"Lah Jin, lo ngapain disini" ucap Renjun yang langsung menghampiri Ryujin yang kembali menangis.
"Kenapa Le? kok Ryujin nangis?" sambung Renjun yang membuat Chenle menggelengkan kepalanya dan mengusap punggung Ryujin pelan untuk menenangkan.
"Gue, putus" ucap Ryujin yang masih terbata bata karena tangisannya yang belum reda dan sesak.
"Kok bisa?" tanya Renjun lembut sambil mengelus punggung Ryujin yang masih bergetar.
"Dia," ucap Ryujin yang diselingi dengan helaan nafas panjang, mungkin ia sesak karena banyak menangis sedari tadi.
"Dia katanya suka sama Jeongin sekarang, jadi dia mutusin gue" lanjut Ryujin yang sudah mulai tenang dan menghapus air matanya kasar.
Chenle hanya menatapnya iba dan mengelus pundak Ryujin, Chenle menyodorkan tisu yang ada di meja sebelah ranjangnya untuk Ryujin.
"Yaudah, berarti lo harus move on dari dia, lo pasti bisa kok move on dari Hyunjin" ucap Renjun yang merangkul Ryujin dan mengelus lengannya lembut.
Ryujin hanya menjawab dengan mengangguk karena ia masih sesegukan, Chenle keluar kamar untuk mengambilkan minum Ryujin, setelahnya ia kembali ke kamar dan memberikan air itu untuk Ryujin.
"Nih kak, minum dulu" ucap Chenle yang memberikan segelas air putih kepada Ryujin dan memegangi gelasnya, karena tangan Ryujin yang sangat gemetar.
"Makasih Le" ucap Ryujin seusai minum dan mulai mengatur nafasnya.
"Jangan bilang bilang ya Jun, bisa bisa Haechan marah banget sama gue" sambung Ryujin yang menunduk dalam dengan masih menyeka air matanya dengan tisu yang Chenle beri.
"Gabisa Jin, lu harus kasih tau Haechan sama Jaemin, lo jangan pendem sendirian" ucap Renjun yang tetap pada pendiriannya untuk memanggil temannya itu kerumah.
"Gue suruh kak Jaem sama kak Haechan kesini aja ya, bilang aja belajar bareng" ucap Chenle dengan tatapan meminta persetujuan kakaknya.
"Suruh aja kesini, suruh nginep sekalian" sahut Renjun cepat karena ia melihat Ryujin ingin membuka mulutnya mengatakan sesuatu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin dan Haechan sudah sampai di rumah Chenle dan Renjun, mereka langsung bergegas naik ke kamar Chenle setelah menghampiri mama Chenle terlebih dahulu.
Cklek "Ada apaan lu nyuruh gua kesini, HEH LU NGAPA" teriak Haechan yang melihat wajah Ryujin bengkak karena terus menerus menangis.
"Ryujin lo ngapa bego, biasanya diem diem aja kok muka lo bengep bengep gitu" ucap Jaemin yang meringis melihat wajah Ryujin.
Ryujin semakin menangis ketika Haechan sudah sampai di kamar Chenle, ia menutup wajahnya dengan tangannya.
"Kenapa Jun?" tanya Haechan serius dengan menatap Ryujin dengan tatapan sinisnya.
"Diputusin Hyunjin gara gara Hyunjin suka Jeongin katanya" ucap Renjun lembut sambil mengelus punggung Ryujin agar Ryujin tenang.
"Apa gue bilang? Hyunjin kan brengsek, lo masih mau mau aja nerima dia, gue tau busuknya dia pas SMP dulu Ryu" jawab Haechan setengah lantang kepada Ryujin yang masih sesegukan dan menunduk dalam.
"Pusing gue kalo kaya gini, Hyunjin itu dari dulu fuckboy, gapernah dia jadi good boy" sambung Haechan yang duduk di sofa kamar Chenle.
"Udah Ryu, jangan nangis besok kan masih ujian masa lo banyak pikiran, nanti yang ada ngeblank" ucap Jaemin yang duduk di depan Ryujin dan mengelus tangan Ryujin pelan.
"Gue minta maaf ga dengerin omongan lo Chan" ucap Ryujin yang enggan menatap Haechan karena Ryujin sangan takut.
"Iya gapapa, tapi lain kali kalo gua udah bilang dia bukan cowo baik baik yaudah bukan" sahut Haechan dengan tenang, ia tidak ingin menambah beban pikiran Ryujin, karena besok masih ujian.
"Yaudah mending sekarang tidur siang dulu, baru deh nanti bangun belajar oke?" ucap Chenle yang membuat mereka berbaring di kasur Chenle yang besar, Ryujin memilih untuk mencuci muka dan tidur di sofa panjang milik Chenle, karena saat ini ia membutuhkan waktu untuk sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.