doubt - chenji ✅

Quarante-deux

Hari ini Chenle sedang membereskan kasurnya karena teman temannya akan datang beberapa menit lagi.

Hari Sabtu adalah hari yang bagus untuk bermain seharian dengan teman-temannya dirumah, bercerita tentang keluh kesah dari mereka, menonton film, makan, atau semua hal yang bisa membuat healing sebelum kembali dibuat pusing karena ujian.

"Nanti mau delivery apa Le?" tanya Renjun yang menyembulkan kepalanya di pintu kamar Chenle.

"Apa ya yang enak, pizza atau mcd gitu?" jawab Chenle yang menghampiri kakaknya keluar kamar.

"Mama masak gak ya?" tanya Renjun kembali yang membuat Chenle menggeleng ribut.

"Kan Mama mau pergi tadi katanya, lo lupa?" ucap Chenle yang dihadiahi anggukan pelan Renjun.

"Yaudah pizza aja lah" sahut Renjun yang membuka ponselnya lalu meninggalkan Chenle di depan pintu kamarnya.

Chenle masuk kedalam kamarnya kembali untuk mengambil ponselnya yang berada di atas meja belajarnya, ia menyalakan ponselnya dan menghampiri kakaknya yang berada di ruang keluarga Dirgantara itu.

"Mereka dateng jam berapa deh" tanya Chenle tanpa menoleh ke arah kakaknya sedikit pun.

"Bentar lagi sampe katanya" ucap Renjun yang disahutin dengan Chenle yang mengangguk pelan dan bibirnya mengerucut.

Disinilah mereka, sudah selesai makan siang dan sedang bersantai di kamar Renjun, mereka sedang berbincang ringan dengan candaan yang membuat semua orang di dalam kamar itu tertawa.

Chenle hanya menanggapi dengan senyum tipis atau tawa renyah juga gelengan pelan heran dengan tingkah absurd teman temannya.

Haechan tiba tiba menolehkan kepalanya serius ke arah Chenle yang membuat Chenle membelalakkan matanya tanda tidak mengerti apa maksud Haechan menatapnya seperti itu.

"Le, kapan lo mau confess" tanya Haechan yang membuat Chenle menjadi pusat perhatian diantara mereka bertujuh.

Chenle hanya memutarkan bola matanya malas dan menggelengkan kepalanya pelan, reaksi Chenle itu membuat Jaemin memukul bahu Chenle kencang.

"Serius kenapa sih lo tuh kalo ditanya" ucap Jaemin dengan nada kesalnya.

"Iyaa nanti gue pasti confess, kalian ribut banget kenapa si" tanya Chenle yang membuat Renjun mendengus kesal mendengar jawaban adiknya itu.

"Kita tuh udah ingetin lu ya, lu aja batu dibilangin ntar ntar terus" ucap Ryujin yang dihadiahi anggukan kencang Somi.

"Tau tuh, galau terus tiap hari tapi gapernah mau confess" sahut Somi yang dihadiahin dengusan kasar Chenle.

"Confess sekarang cepet, kita liatin" ucap Jungwoo yang membuat Chenle membelalakkan matanya dan menggeleng ribut.

"NGGAK MAU" teriak Chenle yang membuat Renjun menarik ponsel Chenle dengan cepat.

Chenle yang menyadari ponselnya diambil, langsung mengambil alih ponselnya kembali.

"YAUDAH IYA INI GUE CHAT" ucap Chenle sambil membuka ponselnya.

Ia memantapkan hati untuk menuliskan pesan kepada pujaan hatinya selama 2 tahun terakhir.

Chenle membuka aplikasi chatnya dan mencari kontak Jisung yang ada di ponselnya.

Chenle menarik dan menghembuskan nafasnya kasar, menatap teman temannya satu persatu menanyakan keseriusan lewat sinyal mata.

Teman temannya menganggukan kepalanya pelan dan tersenyum tenang menandakan semuanya akan baik baik saja.

Chenle sedikit bergetar melihat pesannya sendiri, ia takut ekspektasinya tidak sebagus realitanya nanti.

Chenle mendengar suara notifikasi dari ponselnya dan menatap teman temannya, ia menyalakan ponselnya lalu membaca chat dari pujaan hatinya.

Setelah membaca balasan pesan dari Jisung, raut wajah Chenle berubah membuat teman temannya kaget karena perubahan wajah Chenle, mereka spontan mengambil ponsel Chenle dan membaca chat Chenle dengan Jisung.

Renjun langsung menghampiri adiknya dan memeluk adiknya yang masih setengah sadar itu, ia tersenyum lembut menatap adiknya ia bersyujur karena akhirnya perjuangan adiknya akan dibalas.

Hai? bentar lagi bau bau mau end nih hahahaha.

btw, gimana uasnya? semoga kalian dapet nilai yang bagus bagus ya! 🥰🥰

jangan lupa jaga kesehatan! udah masuk musim hujan soalnya!

to be continue 🍉