Chenle dan Jisung sudah menjalani hubungan selama 1 tahun. Mereka menjalaninya dengan penuh ketulusan dan saling menjaga satu sama lain. Banyak sekali rintangan yang mereka dapatkan seperti banyak perempuan ataupun laki-laki manis yang meminta Jisung untuk menjadi pacar mereka, dan tentunya Chenle merasa biasa karena sejak SMA Jisung memang jadi primadona di sekolah.
Jadi, Chenle tidak heran jika sekarang banyak yang mendekati kekasihnya di fakultas. Chenle menjalani hubungannya dengan penuh kesabaran, sering kali ia di ejek oleh teman yang ada di fakultasnya karena mereka iri dengan Chenle yang bisa berpacaran dengan primadona kampus.
"Bengong aja kamu, hati-hati nanti ada yang lewat" ucap Jisung yang membuat Chenle menatap kekasihnya itu malas.
"Jelek banget sih ngomongnya!" jawab Chenle sambil memukul paha Jisung. Jisung menanggapinya dengan pura-pura kesakitan.
"Ada cerita apa hari ini?" tanya Jisung dengan suara yang sangat lenbut. Jisung merapihkan rambut Chenle yang agak berantakan karena tertiup angin.
"Ya kaya biasa aja, kelas, istirahat makan di kantin, kan emang di kampus kayak begitu" jawab Chenle sembari memainkan celananya yang sedikit robek di bagian dengkul.
Jisung tahu, Chenle sedang berbohong, karena Chenle tidak menatapnya saat bicara. Jisung sering di marahi Renjun karena ia kesal adiknya selalu dimaki bahkan dijelekkan di kampus. Chenle tidak pernah menceritakan itu semua kepada Jisung, Chenle selalu bahwa bilang hari harinya biasa saja.
"Kamu bohong ya?" tanya Jisung sambil menatap Chenle lembut.
"Nggak, siapa yang bohong?" tanya Chenle sambil menatap Jisung dan tersenyum dengan sangat manis.
Jisung tahu, dibalik tatapan kekasihnya itu, sebenarnya ia ingin sekali mengadu kepadanya. Mengeluh akan hari harinya yang selalu saja dimaki oleh teman kampusnya karena dianggap tidak pantas berpacaran dengannya. Jisung tahu bahwa Chenle ingin sekali menangis saat ini, suara Chenle terdengar sedikit bergetar dan Jisung mendapati bahwa diam diam Chenle menghela dan mengatur nafasnya.
"Kalau ada sesuatu yang mengganjal di hati kamu, bilang aja sama aku, jangan selalu dibiasain mendam semuanya sendiri sayang, bahu aku disini buat kamu bersandar, telinga aku buat dengerin seluruh keluh kesah kamu" ucap Jisung setelah hening yang ia dapatkan.
Chenle mulai bergetar dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia sedang tidak bisa menahan diri saat ini, ia merasa hatinya terlampau sangat lelah karena semua yang ia terima selama setahun belakangan.
Jisung yang melihat Chenle mulai bergetar dan menangis, menariknya dan membawa ke pelukannya yang hangat. Chenle menangis sangat deras serta nafas yang tersenggal. Jisung mengelus bahu dan lengan Chenle dengan kata kata penenangnya, rasanya ia harus lebih menjaga Chenle kedepannya. Ia merasa telah terlalu lalai dan tidak pernah menjaga Chenle sehingga kekasihnya telah terluka seperti ini.
Jisung menenangkan Chenle yang mulai meredakan tangisnya dan mengelap air matanya dengan sapu tangan milik Jisung yang selalu Jisung bawa di saku jaketnya.
Chenle menatap Jisung dengan polos dan disambut dengan senyum manis Jisung yang hanya Jisung perlihatkan kepada Chenle. Hanya Chenle yang bisa melihat senyuman itu, bahkan bunda maupun papanya jarang melihat senyum manis itu.
Hallo semuanya!
Aku kasih sedikit bonus chapter hehe, semoga kalian suka ya! Aku bikin ini karena tiba tiba lagi kangen sama Nevan dan Dirfa.
aku harap kalian suka ya!
xoxo, 🦢
KAMU SEDANG MEMBACA
doubt - chenji ✅
Roman pour AdolescentsTentang Dirfa yang ragu harus melupakan atau menetapkan hatinya untuk Nevan. on going ; lokal au! kinda aangst warn! ⚠bxb⚠ ⚠harshword⚠