Jaemin sedang bermain di rumah Chenle dan Renjun, lebih tepatnya ia mengerjakan tugas kelompok bersama Chenle yang ditugaskan oleh guru Sejarahnya.
Jaemin sedang menunggu Chenle yang sedang mandi dengan memainkan ponselnya, salah satu notifikasi dari seseorang membuatnya tersenyum lebar.
Setelah selesai membalas chat dari kekasihnya, Jaemin menoleh ke arah Chenle yang sedang mengeringkan kepalanya dengan handuk, Chenle berjalan menghampiri Jaemin dan duduk di hadapan Jaemin.
"Le ayo kerjain cepetan, habis ini gue mau keluar sama Jeno" ucap Jaemin yang hanya ditanggapi dengan tatapan datar Chenle.
"Iya bentar mau jemur handuk dulu tuh ke balkon, habis ini kita kerjain" jawab Chenle yang beranjak menuju balkon kamarnya untuk menjemur handuknya.
"Lagian juga tugasnya deadline sampe minggu depan, kalo lo mau pergi sama Kak Jeno pergi aja kak, gue mau kerjain cerpen aja" sambung Chenle yang telah kembali dari balkon kamarnya.
"Gapapa selesein ini aja dulu, sampe setengahnya lah biar nanti ga banyak lagi, nyicil aja" ucap Jaemin yang sedang mempusatkan perhatiannya pada pekerjaannya.
"Atau setengah lo, setengahnya lagi gue aja biar gampang" ucap Chenle yang memperhatikan Jaemin sedang mengerjakan tugas kelompoknya.
"Oke gampang lah itu" jawab Jaemin cepat, ia segera menyelesaikan pekerjaanya dan ingin bertemu dengan kekasihnya.
Semenjak Jeno mulai masuk kuliah, Jeno sibuk dengan ospek dan tugas tugas kuliahnya, ia jarang bertemu Jaemin, tapi Jaemin memakluminya karena dunia perkuliahan pasti lebih sibuk dari pada sekolah menengah.
"Enak ga punya pacar anak kuliahan?" tanya Chenle kepada Jaemin yang membuat Jaemin menoleh ke arah Chenle.
"Enak ga enak si, enaknya kalo kita mau minta ajarin dia bisa, gaenaknya kalo dia mulai sibuk kita jadi jarang ketemu" ucap Jaemin santai.
"Takut juga kalo Jeno nemu orang baru terus dia lebih nyaman sama orang itu" sambung Jaemin yang hanya dibalas dengan anggukan Chenle.
"Jangan bilang gitu lah, kak Jeno pasti gabakal ninggalin lo demi orang baru" ucap Chenle sambil meletakkan tangannya di atas pundak Jaemin.
"Yaa siapa tau kan, gue cuma takut begitu" jawab Jaemin yang masih mengerjakan tugasnya.
"Kak Jeno gue perhatiin gapernah nunjukin sifat pedulinya ke orang lain kak, kecuali ke lo" ucap Chenle yang dihadiahi senyuman manis dari Jaemin.
"Kak Jeno kalo ke orang lain cuek banget" sambung Chenle yang membuat Jaemin terkekeh kecil, Jaemin teringat bagaimana saat dia mengenal Jeno pertama kali, datar dan cuek, seperti tidak ada kehidupan.
Tapi lambat laun, Jaemin berhasil membuat Jeno luluh dan akhirnya mereka menjalin hubungan, Jeno benar benar cuek dia tidak pernah menunjukkan atensi pedulinya kepada temannya sekalipun, benar benar cuek.
"Nih udah selesai" ucap Jaemin yang menyerahkan tugasnya kepada Chenle dan merapikan kamar Chenle.
"Oke gue tinggal kerjain setengahnya" jawab Chenle mengambil tugasnya dan menaruhnya di meja belajarnya.
"Gausah diberesin, mending lo minta jemput sekarang daripada kelamaan" sambung Chenle yang melarang Jaemin membersihkan Kamarnya.
Jaemin hanya menanggapinya dengan anggukan pelan dan segera mengabari Jeno untuk segera menjemputnya di rumah Chenle dan Renjun, ia merapikan tasnya dan memakai jaketnya lalu duduk di tepi ranjang milik Chenle.
"Udah?" tanya Chenle yang memperhatikan Jaemin.
"Udah, dia baru aja jalan" jawab Jaemin yang meletakkan ponselnya di saku jaketnya.
"Renjun kemana dah, gue ga liat daritadi" tanya Jaemin kepada Chenle.
"Pergi dia belanja bulanan sama Mama, paling bentar lagi sampe rumah" jawab Chenle yang hanya ditanggapi dengan anggukan pelan Jaemin.
Tidak lama, ponsel Jaemin berdering dan Jaemin langsung turun ke bawah ditemani Chenle menemui Jeno.
"Ati ati ya kak, Kak Jeno jangan ngebut, Kak Jaemin harus sampe rumah sehat, gaboleh ada yang lecet" ucap Chenle panjang lebar saat Jaemin sudah naik ke motor Jeno.
"Iya bawel, masuk sono deh" jawab Jaemin yang dihadiahi tatapan datar Chenle.
"Kak Jeno beneran loh" ucap Chenle yang dihadiahi kekehan kecil Jeno.
"Masa gua mau buang pacar gua ke rawa rawa, gila kali susah dapetin Nana" ucap Jeno yang membuat Jaemin memukul punggungnya pelan.
"Yaudah deh sana pergi" ucap Chenle yang ditanggapi dengan putaran bola mata Jaemin.
"Ngusir lo" ucap Jaemin.
Jaemin dan Jeno akhirnya meninggalkan perkarangan rumah Chenle dan Renjun, Chenle masuk ke dalam rumah dan melanjutkan pekerjaan yang tadi Jaemin kerjakan dengan alunan musik dari ponselnya.
to be continue 🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
doubt - chenji ✅
Ficção AdolescenteTentang Dirfa yang ragu harus melupakan atau menetapkan hatinya untuk Nevan. on going ; lokal au! kinda aangst warn! ⚠bxb⚠ ⚠harshword⚠