Memasuki ruangan Lucy setelah sebelumnya memastikan bahwa Orang-orang yang akan membawa Lucy pergi sudah siap, Lucy yang di temani Bibi Afy sudah siap lengkap dengan koper dan administrasi nya sudah selesai, susunan rencana agar bisa lolos dari pengawasan mata-mata keluarga Rayno pun sudah selesai."Tenaga saja rumah mu sudah siap, di sana kau hanya perlu menenangkan pikiran tenang saja Secepatnya kau akan memiliki teman tapi untuk sementara Bibi Afy yang menemani, Aku tidak bisa mengantar karena Ada pekerjaan yang harus di selesaikan!!!"
Ujar ku seraya menarik nafas dalam-dalam dan menghempas lega Akhirnya semua beban ku akan segera berakhir namun Aku benar-benar terkejut saat melihat di depan pintu ruangan berdiri Zara, tangannya menarik masker penutup wajahnya yang seketika membuat jantungku terasa berhenti berdetak.
Wajah ku kaku seolah terkunci hingga Seorang dokter tak lain adalah yang merawat Lucy selama ini datang dengan berlari berteriak menghampiri Zara, jujur Sesaat di sela-sela keadaan jantung ku yang sesak Aku bertanya pada diri sendiri Ada apa semua, Aku bergegas ingin menghampiri Zara namun dia langsung pergi dengan tatapan penuh Amarah. Aku ingin mengejar namun dokter yang merawat Lucy yang ku ketahui bernama Xia tersebut Menghentikan ku, wajah yang sebelumnya Aku lihat selalu menunjukkan senyuman kini berubah seperti harimau yang marah, selama ini tak seorangpun yang berani menatap ku seperti itu kecuali Zara, kali ini Xia semakin menatapku bahkan membuat alisku bertaut tak paham apa maksud tatapan itu.
Perdebatan dan adu pertanyaan terjadi, Pikiran ku kacau Entah kenapa Xia semakin memperkeruh keadaan. Namun jika aku memutuskan untuk meninggalkan Xia mungkin pertanyaan ku akan semakin banyak, Xia menarik ku masuk ke sebuah ruangan yang tak lain ruangan pribadi luas dan rapi namun bukan itu yang sedang ada di otak ku yaitu mengejar Zara, Xia awalnya mempertanyakan banyak hal membuat ku sedikit terbakar kekesalan hingga sedikit berteriak, Xia bukan dokter yang ku kenal dia seketika berubah menjadi sangat emosi dan mengatakan segalanya.Aku berlari meninggalkan rumah sakit perasaan ku kacau, di satu sisi Ini bukan masalah kecil di sisi lain Amanah pertemanan ku masih belum selesai, Dari kejadian itu Aku bingung dan harus berbuat apa, Lucy Aku perintahkan agar menaiki mobil agen rahasiaku bersama bibi Afy menuju kediaman yang sudah aku persiapkan untuk bertemu dengan Rayno, sudah cukup samai di situ kembali lagi ke keadaan ku
Tak perduli bagaimana keadaan ku sekarang yang pasti masalah ini bukan Semudah yang aku pikirkan, Akibatnya fatal.
Menerobos pintu utama, Tubuh ku kaku saat apa yang ku lihat, di sana dekat sofa ruang utama berdiri bibi dan paman sementara di antara keduanya Berdiri Zara dengan penampilan rapi serta koper besar berwarna biru. Dia menghadap ke arahku namun aku tak tahu apakah dia sudah melirik ke arahku atau tidak mengingat kacamata hitamnya menutupi.
Aku menghambur memeluk nya dan memohon penjelasan namun dia hanya diam, diam, dan diam.
Air mataku kini benar-benar mengalir deras entah sejak kapan itu terjadi karena aku menyadarinya. Permohonan ku dan penjelasan ku sia-sia dia tak bergeming sedikitpun, malah sebaliknya bicaranya datar dan bukan menjawab pertanyaan ku dia malah mengajukan pertanyaan lagi dan mengakhiri nya dengan kata "berpisah" Aku menjadi kaku bak patung yang di kutuk.Hancur......
Hancur......
Hancur.......Zara pergi, Aku berteriak entah apa yang pasti semua kacau, Zara pergi meninggalkan ku dengan kata-kata yang begitu menghancurkan hatiku "tidak masalah membakarnya" tak mungkin bagiku membakar begitu saja semua.
Duniaku gelap, rumah ku sepi, bibi dan paman tak berani menghadapi ku, Aku tahu mereka takut menghadapi ku. Hanya dua buah handphone yang tergeletak di lantai tempatku duduk, di masing-masing handphone terhubung dengan semua asisten ku mereka mencari keberadaan Zara, Namun mereka masih belum menemukan nya.
Aku benar-benar hancur, kesalahan yang di anggap kecil berakibat fatal.Zara menganggap Aku telah berbuat curang padanya, dia mengira Aku berselingkuh dan wanita yang aku selingkuhi sedang mengandung, betapa hancur hati nya Aku paham akan hal itu tapi tidak bisakah dia mendengarkan penjelasan ku.
...............
Sudah beberapa hari kejadian di rumah yang membuat ku hampir ingin bunuh diri, Tak ingin makan dan minum bahkan untuk keluar kamar. Zara membuat ku merasa sangat bersalah.
Hari ini Aku memutuskan untuk pergi ke kantor, pekerjaan menumpuk.Jie datang mengejutkan ku seakan pintu di tabrak begitu saja, dia langsung duduk di hadapan ku.
"Ke mana saja kau belakangan ini, pekerjaan dan semua menjadi sedikit menumpuk jujur saja Pertanyaan ini Sudah lama ingin aku katakan, di hari ulangtahun LBOW kau pergi entah kemana, kau tahu Nona Zara bahkan sering mengunjungi kantor bertanya di mana Kau, apa ini? Apa semua baik-baik saja?"
Aku hanya terdiam, entah kenapa Jie bicara begitu cepat dan tak seperti biasa dimana dia kini bertingkah seperti seorang Ayah yang mengintrogasi anaknya, mungkin dia kesal denganku.
"Apa Zara bertanya dimana Aku ketika dia mengunjungi kantor?"
"Tentu saja. Bukankah itu hal aneh, saat pasangan berada dalam satu rumah dan hidup bersama dan salah satunya mempertanyakan dimana keberadaan suaminya bukan kah itu aneh?"
Aku tak menjawab bahkan perasaan ku tambah kacau.
.
..
.
.Meraih telpon genggam dan menyandarkan diri di sofa, rumah sepi saat pulang Aku hanya melihat secarik surat datang dari bibi dan paman, mereka mengatakan bahwa Meraka kembali ke negara kami untuk menemui anak mereka itu artinya mereka akan cuti panjang, entah ini salah satu rencana atau bukan yang pasti saat ini pikiran ku tak menentu, Zara dimana dia.
Dalam helaan nafas panjang yang belum usai tiba-tiba suara getar handphon mengejutkan ku, Ternyata Jie yang menelpon mengatakan bahwa dirinya melihat seseorang mirip Zara tengah berada di sebuah cafe, Tanpa pikir panjang Entah siapa yang jie maksud apa benar itu Zara dan besar kemungkinan bukan Aku tetap bergegas menuju tempat yang di kirim Jie.
Setibanya di cafe Aku bergegas turun dari mobil menghambur masuk ke dalam cafe Mengundang banyak pandangan entah apa maksudnya yang pasti bukan pandang an kagum mengingat keadaan ku yang penuh keringat dan memompa nafas tak beraturan.
"Bos!!!"
Aku terkejut, Jie menghampiri namun ada yang aneh dia menunjukkan senyuman santai seraya menepuk pundak ku , aku bertanya dimana Zara dan apa jawaban Jie.
Dia mengatakan bahwa dirinya tak melihat siapapun apalagi Zara membuat ku sedikit tak memahami apa maksud Jie.
Dia hanya menjawab bahwa semua hanya lelucon agar Aku datang ke cafe tersebut untuk memenuhi jadwal meeting yang sebelumnya aku abaikan, Aku marah dan benar-benar marah, Aku membentak dan memaki Jie karena kesal, membuat raut wajah jie seketika berubah, Kami sedikit adu cek-cok Hingga dia bertanya Masalah yang aku hadapi, Awalnya amarahku menghalangi untuk bicara apapun namun setelah berfikir bahwa tak ada lagi orang yang paling dekat sama aku Selain bibi dan paman sebagai yang dia tua kan akhirnya aku bercerita.
Cerita yang menguras semua emosiku, mengutuk ku seakan menjadi manusia paling bodoh, Jie hanya diam memangku dagu Menatap Mejah kosong, sepi dan sunyi hanya suara pelan televisi di dinding di ruang keluarga."Sejak kapan?"
" Lima hari yang lalu"
"Itu artinya Dia masih ada di sini, dia tak mungkin kembali ke Hawaii dalam waktu sesingkat itu mengingat bahwa Visa. Nona Zara ada di tangan mu"
Aku meliriknya mengerutkan kening tanda tak percaya, bukankah itu artinya sangat mudah bisa menemukan Zara.
.
..
.
Jangan menjadi manusia paling bodoh Dengan sikap gegabah!
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MY WIFE
Short StoryEND!!! "Kau begitu ingin mempermalukan kan ku, KENAPA? Apa di antara kita ada sesuatu, atau kau memang ada dendam padaku?? Dan yaaa.... Bikini kau ingin melihat ku memakai bikini? Baiklah..... Itu yang kau mau"