Setelah sepekan lebih lamanya Zara berada di rumahku, pekerjaan yang di janjikan telah tuntas kini ia akan kembali ke apartemen nya, Fifi dan Jie juga sudah menandatangani perjanjian bahwa setelah selesai maka dia akan pergi, namun Aku tak setuju.
eeeittsssh.... Jangan fikir kalau aku mulai kembali menaruh hati padanya, tidak, sebenarnya seharian Aku berfikir keras bagaimana caranya agar dia tetap di rumah, jika dia pergi maka siapa yang membersihkan rumah bibi dan paman masih belum kembali.
Satu alasan yaa hanya satu alasan yaitu membuat kembali tugas untuknya dan kali ini Fifi yang membantuku, Jie tentu akan bertanya banyak hal dan menduga kalau aku telah kembali ke Rayn yang dulu itu membuat ku sangat pusing.
Zara setuju Untuk tinggal di rumah selama pengerjaan proyek baru dimana pesan besar-besaran tiba-tiba masuk.
Memesan makanan dari luar, mengingat semua perlengkapan stok makanan sudah habis di rumah.Membuka pintu, aku melihat mobil biru itu terparkir jelas tandanya kalau dia sudah pulang.
Tak ada suara apapun, sunyi begitu juga kamarnya tampak gelap dimana dia, kerena sedikit lapar dari siang belum makan aku memutuskan untuk segera menyiapkan makanan yang ku beli tadi, ketika tiba di dapur mataku terpaku saat melihat di Mejah makan banyak sekali barang belanjaan."Sebanyak ini?"
Tanyaku pendek dan sedikit jengkel kenapa harus meletakkan nya di atas Mejah.
"Aku menarik uang dari rekening pemberian Fifi tadi, hanya sedikit karena tak banyak yang di butuhkan. Aku hanya membeli semua ini karena tak ada yang bisa di masak selain mie instan"
Heh dia bicara seraya memasukkan semua sayur dan yang lainnya ke lemari.
Rasa lapar ku mengusik mengubah rasa ingin debat ku menjadi ingin cepat-cepat makan....... ..... ...... ...... ......
Jam makan siang aku mulai sedikit santai karena semua pekerjaan selesai, jujur sejak kedatangan Zara di kantor sebagai perancang baru mulai menaikkan bursa penjualan, namun tetap saja perdebatan itu terjadi aku menganggap semua tetap salah.
Makan malam di luar bersama teman-teman termasuk Vitia.
Vitia jauh berbeda dari Zara ku akui memang Zara jauh lebih cantik, namun yang saat ini lebih nyaman bersama ku adalah dia, jangan mengungkit masa lalu apalagi membandingkan nya.Setelah makan bersama aku seperti bisa pulang, kembali ke kantor namun ketika baru membuka pintu ruangan ku handphone ku berdering, sepuluh panggilan tak terjawab, aku tak menyadari nya dari tadi kalau handphone ku berdering. Tertera tulisan I..BU.... Ibu menelfon sudah hampir sepuluh panggilan. Ada apa ini.
Mataku terbelalak kaku, aku menutup handphone dan bergegas keluar mencari keberadaan Zara, kantor tentu saja sudah sepi Karena malam yang semakin larut, tidak ada yang bisa ku fikir kan selain pulang tentu dia sudah ada di rumah. Setibanya di rumah aku bergegas mengetuk pintu kamar nya dia keluar.
"KENAPA kau selalu menganggu ku, oh astaga bahkan di malam hari seperti ini. Dasar pria aneh."
"Hehyy gadis jalang, ini rumahku terserah jika aku ingin melakukan apapun, dengar aku tak ingin berdebat malam ini. Satu hal yang harus kau tahu bahwa IBU KU AKAN DATANG!!"
"Jadi???"
Tanya nya begitu santai dan acuh.
"Jadi Kau tidak boleh di rumah ku"
"Hah.... Baru tadi siang kau membuat perjanjian baru pada ku untuk perusahaan, apa kau tahu beberapa jam yang lalu Aku memutuskan untuk meninggalkan apartemen, dan kau tahu apa artinya meninggalkan yaaa Aku tidak akan tinggal di sana lagi, semua barang-barang ku sudah ada di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MY WIFE
Cerita PendekEND!!! "Kau begitu ingin mempermalukan kan ku, KENAPA? Apa di antara kita ada sesuatu, atau kau memang ada dendam padaku?? Dan yaaa.... Bikini kau ingin melihat ku memakai bikini? Baiklah..... Itu yang kau mau"