SEMUA UNTUK MU

180 6 1
                                    

2 Minggu berlalu

Akhirnya Aku bisa menghempas nafas lega, akhirnya semua selesai tanpa merugikan siapapun, pengajuan cerai telah di batalkan, Aku mengurus semua dan kembali menemui Zara istriku yang telah ku rindukan.
.
.
.
Menarik koper melepaskan jas dan menyeka rambut, memakai kacamata memasuki gerbang rumahku.

Di teras utama terlihat seorang Gadis cantik tengah berdiri dengan rambut panjang terurai.

"Apa kau Menungguku?"

"Jangan bicara apapun, Aku membutuhkan penjelasan semua dengan jelas"

Aku menyeringai penuh pertanyaan, Seketika tangan ku di tarik masuk ke dalam rumah, Jujur saja Aku merasa kebingungan dengan sikap tersebut, Bahakan semua orang tengah memandang ke arah kami, Ayah Ibu bahkan kedua mertua ku.
Semua asisten dan orang-orang kepercayaannya Ayah dan Ibu turut berkumpul.

"Apa semua baik-baik saja?"

Kreekkkkk ...... Duorreee!!!

Pintu Kamar tertutup, pertanyaan ku semakin menjadi-jadi.

"Ada apa ini, A....apa yang terjadi?, Dan.... Dan kau Masuk ke kamar ku, Apa semua baik-baik saja?"

Terlihat gadis di hadapan ku Menatap ku tajam seakan penuh dengan rahasia tersembunyi, Jantung ku berdetak kencang Di tambah saat melihat sekeliling kamar Terpampang jelas menempel di dinding kamar lukisan raksasa Pernikahan kami.

"Apa kita sudah bercerai, Apa yang kau lihat di dinding?".

"Zara..... Apa, apa semua ini Aku tidak memahaminya?"

"Apa gadis itu sekarang baik-baik saja, apa kau sudah memastikan bahwa dia baik-baik saja?"

Terdengar seakan pikiran nya melayang jauh dan tertuju pada sesosok orang yang ia Benci.

"Zara, dengar......"

"Apa ini caramu memanggil namaku? Bukankah kau Biasa memanggil ku sayang..... Heh ya, Aku sudah lupa bukan kah kita sudah berpisah"

Nada seakan memperjelas dan menuntut

Ujian apalagi ini, Zara bahkan Menatapku tajam tanpa memberi kesempatan ku Untuk bicara.
.
.
.
.
Aku melepaskan koper yang tadi nya masih ku genggam, Bibir ku bergetar hebat entah apalagi yang harus Aku jelaskan, Aku lelah dalam perjalanan dua Minggu mengurus diri seorang diri dengan Pikiran kacau.

"Dengar Zara, Semua Adalah kesalahan ku, Rayn ini adalah pengecut tapi Rayn ini tidak akan mengulangi kesalahan yang sama setelah sepuluh tahun yang lalu, bagaimana pun Kau adalah Gadis yang ku cintai, gadis yang Telah membuat seorang Rayn menjadi gila. Dan tentang semua yang terjadi adalah kesalahpahaman, Aku tidak akan membiarkan mu Lepas dariku walaupun satu detik pun, kau milikku. Kau Zara ku, Kau gadis ku, Kau segalanya.
Perceraian tidak akan terjadi walaupun Aku harus kehilangan segalanya, uang harta dan semua untuk menebus nya, jangan lari dari ku Bahakan walaupun kau melupakan ku dan membenci ku kau tetap gadis yang ku cintai, hari ini Aku menjelaskan sekali lagi bahkan jikalau ini yang terakhir Aku akan mengatakan bahwa yang terjadi di rumah sakit itu adalah kesalahpahaman, Lucy......."

"Cukup!!!! Apa...h...apa kau Akan bicara seperti ini di hadapan Seorang wanita? Dimana Rayn yang ku kenal begitu Tegas?"

Nada bicara begitu jengah seakan penuh tuntutan

"Kau bukan wanita, kau adalah Istriku"

Ujar ku memperjelas

Aku tak sanggup melanjutkan kata-kataku memilih ingin keluar. Jujur saja sejak tadi air mataku sudah menetes, seorang Rayn menangis kali ini.

"Rayn...."

Jantungku seakan terhenti, suara lirih Zara memanggil ku, Aku memberanikan diri berbalik.

Aku terkejut saat melihat wajah Zara memerah, bibirnya bergetar dia menangis.

"Apa kau tidak merindukan ku? Apa kau tidak membiarkan ku meluapkan semua emosi ku?, H....h.... Rayn...."

Nada pasrah dan penuh emosi sedih, aku terdiam kaku
Dia menghambur memeluk ku, hingga mundur dua langkah saking kuatnya.
Aku menangis sejadinya dengan tubuh keringat dingin.

"Apa Kau lelah, Aku merindukan mu. Aku merindukan mu Rayn...."

Suara bergetar Zara, Aku menatapnya yang masih bergelayut seperti koala membuat ku tersenyum dengan air mata. Bibir merah alami dengan nafas memburu Dia menatap ku.
Aku tak mampu berkata apapun, bahkan hanya bilang ya aku juga merindukan mu, semua tak mampu ku ucapkan.

Zara tiba-tiba mencium ku, bibirnya Menempel lembut menyentuh bibirku membuat ku terdiam kaku, ku rasakan Air mata di pipinya mengalir ikut membasahi pipiku.
Ini ciuman pertama darinya tanpa permintaan dan tanpa godaan dari ku, dia mencium ku dengan sendirinya.

"Apa kau.......em....emmhhhh"

Suaranya terhenti saat Aku membalas lembut ciuman nya, Aku terlalu lama membiarkan nya berdiam diri tanpa membalas, hingga ia melepaskan ciuman dan bicara namun terhenti Karena Aku baru mulai sadar dan membalas, Zara hanya diam saja kali ini hingga nafas kami sesak masing-masing.

"Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Apa? H...h..."

"Kau mencium ku tiba-tiba membuat ku terkejut"

"Kau memulainya, Apa ini mimpi ku?, Bisakah kau mencubitku?"

Zara tersenyum dengan tangan menghentak pelan di pipiku lalu mencubit nya, ku rasakan sakit itu artinya ini bukan mimpi, ini nyata.

"Bisakah kau Melepaskan ku?, Ibu bilang Aku terlihat gemuk an jadi pasti Aku begitu berat"

Ujarnya namun tetap melingkar kan tangan di leherku, membuat ku tersenyum.

"Tidak berat sama sekali, sekalipun kau Minta Aku menggendong mu sepanjang hari aku bersedia melakukan nya"

Dia memonyongkan bibirnya dengan pipi merah merona, ia menyembunyikan wajahnya di leherku karena malu.
Membuat ku tersenyum lebar menggendong nya kembali sejenak seperti bayi, lalu mendudukkan dirinya di bibir ranjang.

"Apa ini artinya Kita bisa tidur di kamar yang sama?"

"Hah?...."

Aku tersenyum mengalihkan pandangan, Aku ingin mempermainkan nya dengan lelucon ku.

"Kau adalah Istriku, kau tahu beberapa bulan belakangan Aku tidak Banyak melakukan hal bahkan olahraga pun tidak, Aku menjaga seorang gadis kecil dan berusaha menjadi orang baik, Aku tidak Melakukan Gym bahkan seperti nya otot di perutku...."

"Cukup..... Kau tidak perlu menceritakan semua,,,,, (dia tertunduk malu) E....e.... Seperti nya Ayah dan Ibu sudah memanggil"

Ujarnya beralasan, lalu berlari keluar kamar meninggalkan senyuman ku yang tumpah menjadi tawa.

SHE IS MY WIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang