Dua hari bermalam di pulau, Lelah jelas bahakan rasanya Tubuhku remuk, kegilaan kami Membuat kami seakan lupa segalanya, Zara terkulai di ranjang Membiarkan sepatu nya masih mengikat di kakinya.Suara pintu di ketuk, Ibu masuk membuat kami berdua seketika bangkit dari ranjang, rambut Zara berantakan dia sangat kelelahan setelah perjalanan panjang, Ibu tersenyum entah apa maksud senyuman itu, Zara melirik ku tajam seketika Aku menyadari kalau diriku tengah telanjang dada Karena saat ini aku tengah Melepas pakaian yang Terasa lengket, Apa Aku sudah gila pasti di pikirkan ibu sudah Aneh dengan melihat keadaan ku.
"Aah Ibu, Ada apa Bu?"
"Hem...... Maaf Ibu mengejutkan kalian"
"Tidak Ibu, Hemm....."
"Kalian pasti Lelah, perjalanan sangat panjang. Nak kemari lah!!!"
Aku mengangguk dan duduk di samping Ibu bersama Zara, Ibu tersenyum pada kami.
"Sekarang Ibu merasa lebih tenang, Ibu sepenuhnya yakin Pada kalian berdua, Apa rencana kalian setelah ini nak?"
Zara memandang ku meminta jawaban agar Aku yang mengawali nya.
"Bu, kami memutuskan untuk kembali ke New York, perusahaan Tidak mungkin di tinggalkan, Fifi dan Jie sangat Sibuk di sana, Dan ya..... Rumah sakit Rehabilitas LL Zara juga Tidak mungkin di Tinggalkan"
Ujar ku begitu pelan, Ibu hanya diam, dan menghela nafas panjang.
.
.
.
.
Persiapan Menuju New York, Bhie dan Bobo sudah menunggu kami berdua di ruang Keluarga bersama Ayah dan Ibu, Membuat Aku dan Zara menyeringai penuh pertanyaan."Apa yang kalian berdua lakukan di sini?"
"Kami ingin mengantar Kalian ke Bandara, dan satu hal lagi Bukankah dulu Bhie tidak hadir saat mengantar mu ke bandara? Jadi sekarang dia Memutuskan untuk ikut serta Benar kan sayang?"
"Emm....... ""
Aku semakin penasaran apa maksud Dari pasangan Aneh itu, tentu saja Aku mengenal siapa Bobo, dia tidak akan menghabiskan waktu sedetik pun jika tidak berharga, dia pasti ada tujuan.
Duduk bergabung Menikmati capuccino pagi, Bhie Ibu dan Zara Sibuk Membiarkan perbincangan mereka yang entah apa Itu.
Hingga Ayah yang bicara."Melihat perkembangan Kalian Ayah dan Ibumu senang melihat nya, Tapi putraku Dan Putri cantik kami Zara, Kami pikir kalian berdua Akan menemani masa tua Kami di Kota ini bersama-sama, Tidak ada lagi tujuan setelah ini. Hanya Teriakan anak kecil yang memanggil kami dengan Kakek dan Nenek itu Tujuan kami, tapi kalian berdua akan Kembali Ke kehidupan di mana Semua memang tidak bisa di tinggalkan. Kami bangga pada kalian berdua"
Zara menggenggam erat tangan ku, membuat ku Tersenyum nanar jujur saja Mendengar perkataan Ayah seperti itu membuat ku Ingin menjatuhkan air mata.
.
.
.
.
Melambaikan Tangan Memandang ke arah Tempat di mana orang-orang terkasih ku Berdiri, Wajah Ayah Ibu, mertua ku, serta Bhie dan Bobo yang setia Ikut Bersama."Sayang......"
"Emmm...... Apa kau Sedih?"
Zara hanya diam, ia semakin kencang menggenggam lenganku, tidak bisa terlihat oleh ku bagaimana matanya sekarang pasti sudah memerah, di balik kacamata nya.
Kami terbang menuju new York dan kembali ke kehidupan kami.
.
.
.
Memasuki kawasan rumah, semua sudah menunggu kedatangan kami, Jie dan Fifi juga sudah ada.
Rasanya seperti kehidupan baru telah di mulai lagi, kami Akhirnya kembali ke istana Kami.
Jie dan Fifi tak henti menceritakan keluh kesah mereka selama Kepergian kami, Membuat ku tersenyum lebar dengan bangga tapa ku sadari Banyak sekali Orang-orang baik di sekeliling ku.
.
.
.
Memasuki kamar, melirik Zara yang melepaskan Mantel nya, Dengan helaan nafas panjang yang terdengar seakan telah melepaskan semua beban. Senyuman nya terlihat dari balik dinding kaca.Memeluknya pelan, menyadarkan Kepala di bahunya .
"Istriku...... Apa yang selanjutnya kita lakukan, Aku menginginkan kehidupan Bersama orang terkasih Sepenjang perjalanan ini, Istriku...."
"Emm...... Jangan membuat ku ingin menangis lagi, Aku merindukan Semua. Sekarang kita berdua harus membuat Suasana Kehidupan bahagia Tanpa batasan, Selamat menjadi rekan hidup Ku tuan Rayn....."
Aku tersenyum lebar, mencubit pipi Zara yang Menggemaskan.
.
.
.
Merapikan dasi Memakai Kacamata Menutupi Mata panda ku yang tentu terlihat Akibat kurang tidur, Fifi dan Jie datang dengan Siap membacakan jadwal pertemuan dan semua Yang telah meraka susun."Suamiku......!!!"
Aku menghentikan langkahku berbalik, Berjarak sepuluh Meter Di sana Zara berdiri, Ia terlihat Mengenakan pakaian santai.
"Emm.... Apa tidak ke rumah Sakit?"
"Aku ingin Di sini bersama mu!!!"
Aku sedikit menyerngitkan dahi sikap ini terlalu manis, Apa yang terjadi kenapa Zara tidak bisa jauh dari ku.
Jie dan Fifi langsung mengerti memilih meninggalkan kami.
Duduk berdua Di ruangan yang sangat damai, Zara datang bukan hanya Merindukan ku namun ia Mengungkapkan bahwa Dirinya Memutuskan Memindahkan Pusat rehabilitasi Orang berkebutuhan khusus ke tempat kami, Ia ingin tinggal berdekatan dengan orang-orang terkasih terlebih lagi Ayah dan ibu Juga berada di sana.
Aku paham dan mengerti semua, jalan yang ku ambil juga akan sangat besar, Aku juga akan meninggalkan kantor pusat Perusahaan besar LBOW New York dan membangun perusahaan di negara kami dengan menjadikan nya sebagi pusat. Aku akan Mengorbankan semua Yang terjadi selama 10 tahun dan memulai Nya dengan yang baru.
Kami resmi Pindah dari new York dan pulang ke tempat tercinta mengulangi Masa indah itu.
.
.
.
.
Dr Zara dengan kaki jenjang dan rambut panjang nya Menarik koper Besar menuju mobil, Aku tersenyum menunggunya dengan sabar, Ia menyerahkan Penanganan Rumah sakit LL di new York Pada Xia. Namun tentu saja semu tak luput dari pengawasan nya.
Istana mewah Kami harus kami tinggal Dan selamanya meninggalkan semua. Kenangan yang penuh ukiran jelas.
Fifi dan Jie Menjadi Pemegang kantor LBOW New York dengan resmi sebagai cabang, bukan pusat lagi.Jie bersama istri dan anak-anaknya yang sudah seperti keluarga datang Memberikan salam perpisahan. Fifi bersama pacarnya Turut serta.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MY WIFE
NouvellesEND!!! "Kau begitu ingin mempermalukan kan ku, KENAPA? Apa di antara kita ada sesuatu, atau kau memang ada dendam padaku?? Dan yaaa.... Bikini kau ingin melihat ku memakai bikini? Baiklah..... Itu yang kau mau"