ZARA KEMBALI

179 3 0
                                    

        2 Bulan............

         Seperti menunggu terlahir kembali, Hari ini Aku harus duduk diam di ruang IGD karena Zara mengalami drop hingga jatuh pingsan.

Sudah hampir dua bulan lebih dia Melupakan semua dan dengan sabar juga Aku terus menunggu nya. Tak semudah yang ada di pikiran karena dalam waktu panjang itu Usaha ku menahan diri dan bersabar menjaganya dan menuruti semua yang ia jalani semasa ingatannya hilang.
Hingga hari ini Terjadi hal yang sangat membuat ku menyesal, karena terlalu Lalai Dan memanjakan nya Hingga Aku lupa menyembunyikan foto-foto pernikahan kami dan akibatnya Dia mengalami drop lagi karena banyaknya pertanyaan yang memenuhi  kepalanya.
           Aku begitu cemas dan berdoa agar dia  tidak apa-apa.
Dokter yang menangani Zara akhirnya keluar dan menghampiri ku, Dia. tersenyum dan mengatakan bahwa Zara baik-baik saja, dia sadarkan diri dengan kembali nya ingatan delapan puluh persen, dan dokter juga mengatakan bahwa Zara tengah menanti kehadiran ku. Aku menghela nafas panjang dan lega Hanya saja rasa was-was masih membuat ku harus gemetar.

       Membuka pintu masuk melihat di atas ranjang rumah sakit Zara tengah termenung menatap langit-langit kamar.

      "Sayang..... Apa kau?"

Aku menghentikan langkahku dan menarik kata-kata yang baru saja aku sebutkan, oh bodoh nya aku kenapa harus memanggil Sayang.
Zara kini menatap ku namun masih tidak ada perubahan raut wajah, dia hanya menatap datar ke arahku.

        "Apa kepalamu masih sakit?"

      "Di mana Aku? Tempat apa ini? Kenapa aku di sini?"

      "Zara Apa kau sudah mengingat ku?"

Pertanyaan ku tak sabar seraya duduk di samping ranjang nya dengan harapan bahwa semua akan terkendali.

      "Aku ada dimana?"

      "Kau ada di rumah sakit"

Zara sesaat menatap ku dalam lalu terdiam, wajah nya menjadi murung ia tak sedikit pun menatap ku lagi setelah itu.

       "Kenapa kau disini?, Bukankan tidak ada hubungan apapun lagi antara kita?"

Pertanyaan itu membuat darah ku seketika terasa beku, Itu artinya semua ingatan telah kembali.
.
.
       Setelah merasa keadaan Zara jauh lebih baik, Ayah dan Ibu memutuskan untuk membawa Zara pulang dan di rawat di rumah saja, sementara Aku yang merasa kacau tak mampu berkata-kata, aku takut kehilangan nya lagi, bagaimana caranya agar dia bisa paham tentang semua kejadian sebelumnya.

       "Bawalah ini ke kamar nya, bicarakan semua dengan lembut. Nak ingatlah bahwa cinta nya yang besar tak kan pudar dengan hanya satu masalah."

Aku mengangguk seraya menerima Semangkuk Sup spesial buatan Ibu, menguatkan hati agar bisa bicara.
Namun setelah tiba di kamar terlihat Zara tengah tertidur pulas.
.
.
.
.
         Hari-hari berlalu, Tak begitu berubah, keadaan masih sedikit mencekam, walaupun kini Zara telah mengingat semua namun hubungan kami tak berubah sedikit pun karena ingatan ny tentang perceraian menjadi kendala besar. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah dan pindah ke rumah ayah dan Ibunya. Jujur hal ini tentu sangat tak mungkin bagiku karena Aku harus tetap bersama nya sekali pun kami sering bertengkar karena jika tidak maka hubungan kami akan semakin buruk.
             "Perceraian telah di ajukan Beberapa bulan yang lalu atas Nama Nona Aqueenia Zara. Bos!!!"

Aku terdiam kaku saat menerima panggilan dari Jie, rupanya sebelum kejadian hilang ingatan Zara telah mengajukan surat cerai di New York. Aku dengan cepat menghubungi Ayah mertua, kami mengadakan pertemuan.
.
.

Terdiam entah apa kata-kata yang harus aku utarakan pada Ayah.

    "Dia kembali mengingat semua Tapi Ayah sungguh Aku tidak pernah mengkhianati nya, kenapa dia ingin menceraikan ku"

Ayah hanya menghempas nafas panjang Terdengar begitu berat.

       "Perceraian tidak akan terjadi nak kecuali Kau menyetujui nya, terbang lah ke new York dan urus semua"

      "Tapi bagaimana dengan Zara Ayah?"

      "Di sini ada Ayah dan Ibu mu dan kami juga Orang tua mu jadi jangan khawatir, kami akan menjaganya"
.
.
.
.

               Terbang menuju New York bukan perjalanan yang mudah, Aku harus meninggalkan kecemasan dan kegelisahan, terbang dengan harap-harap cemas, Walau bagiamana pun Aku tidak akan pernah Membiarkan perceraian sampai terjadi.

Di dalam pesawat Aku sedikit gelisah seakan merasa ada sesuatu yang akan terjadi.

     "Maaf Tuan Rayn, ada telpon untuk mu!"

Sebuah suara yang tidak asing di telinga ku.

Perlahan membuka mata dan melihat seorang wanita berdiri di hadapan ku........

              Hayooooo siapa dia?

SHE IS MY WIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang