Part 1

3K 186 2
                                    

Terlihat rumah mewah di kawasan elite. Rumah bercat putih dengan segala ornamen-ornamen yang unik dan bernilai seni tinggi. Dan jangan lupa bagian dalam rumahnya yang diisi dengan perabotan yang mewah. Karena hampir seluruh sudut ruangan dihiasi dengan kristal-kristal yang berkilauan. Rumah kediaman keluarga Rein memang menjadi salah satu rumah idaman.

Seorang gadis berdiri di atas balkon rumah. Gadis itu memper-hatikan satu persatu mobil yang masuk ke halaman rumahnya. Beberapa orang keluar dengan memakai tuxedo dan gaun indah dari dalam mobil. Mereka mendecak kagum melihat kemewahan rumah yang ada didepan mereka saat ini. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Rein. Keluarga terpandang, terkaya di Indonesia.

Malam ini, putri tunggal keluarga Rein sedang merayakan ulang tahunnya. Yuki Azzahra Rein, gadis cantik paling beruntung di dunia, karena telah lahir di tengah-tengah keluarga yang penuh dengan kemewahan. Seorang wanita paruh baya menaiki tangga dan menuju sebuah kamar. Kemudian ia mengetuk pelan pintu kamar itu.

Kreekk... Pintu terbuka. Wanita itu masuk dan memandang ke seluruh sisi kamar. Kemudian ia berjalan menuju balkon.

"Tamu sudah menunggumu, sayang." ujar wanita itu sambil tersenyum lebar.

"Tamu siapa?"

"Cepatlah berkemas, Yuki. Jangan mengacaukan pesta malam ini. Aku sudah banyak menghabiskan uang untuk ini semua." ujar wanita itu tegas.
Yuki menoleh dan tersenyum.

"Mereka yang datang adalah tamu Tante. Dan aku ngga pernah menginginkan ini semua," ujar Yuki dingin.

"Kutunggu kau di bawah 15 menit lagi, kalau tidak aku akan menyeretmu keluar dengan paksa. Oh ya, satu lagi, mungkin aku akan menghanguskan barang-barang yang ada di gudang itu." ujar wanita itu sinis. Yuki tercekat. Ia menatap nanar wanita paruh baya itu.

"Jangan sentuh sedikit pun, Tante. Aku akan segera turun." ujar Yuki mengalah. Wanita paruh baya itu tersenyum lalu berjalan keluar.

"Wanita itu selalu berhasil mendapatkan apa yang dia mau," gumam Yuki seraya berjalan menuju lemari pakaiannya.

Ia membukanya dan memilih gaun yang akan dikenakannya. Gaun cantik berwarna kuning pastel. Dengan desain sederhana namun elegan. Sangat manis saat Yuki mengenakannya. Yuki pun memoles sedikit wajahnya dengan bedak dan sedikit lipgloss dibibirnya. Setelah dirasa nya cukup, Yuki pun keluar.

Yuki melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Yuki tersenyum pada semua orang yang melihatnya. Semua mata menatapnya terkesima. Siapa yang tidak mengenal gadis cantik putri tunggal keluarga Rein. Yuki dikenal sebagai gadis yang ramah. Dia tidak pernah menghilangkan senyum di wajah nya. Yuki mengedarkan pandang annya. Tak ada satu pun orang yang dikenalnya.

"Tante Cathy, memang wanita yang sangat menyebalkan. Dia hanya mengundang teman-temannya dan teman-teman anaknya. Oh ya, kemana gadis centil itu. Kenapa aku tidak melihatnya." gumam Yuki sambil terus mencari, siapa tahu ada orang yang dikenalinya.

"Bahkan dia tidak mengundang satu-satunya sahabatku," rutuk batin Yuki.

"Berikan tepuk tangan untuk putri cantik yang kita," ujar Tante Cathy sambil tersenyum.

Yuki tahu senyum itu penuh dengan kepalsuan. Semua orang bertepuk tangan. Sesaat kemudian, acara dimulai. Tiup lilin dan potong kue telah dilakukan Yuki. Lalu terdengar musik meng alun pelan. Saatnya pesta dansa dimulai. Yuki pun berjalan mening galkan pesta. Ia lebih memilih menghabiskan pesta ulang tahun nya dikamar. Yuki merebahkan tubuhnya ke ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya.

"Coba ada Nina dan..." Yuki ter senyum saat mengingat siapa yang ia inginkan hadir dipesta nya malam ini. Yuki mengambil sebuah bingkai foto. Mengusap nya pelan. Ia pun tersenyum tipis.

"Aku kangen sama kalian..." ujar Yuki pelan.

Lalu memeluk bingkai foto tersebut. Yuki memejamkan matanya. Ia membayangkan apa yang akan terjadi 20 tahun akan datang. Kebahagiaan atau penderitaan, ia pun tidak tahu. Cukup lama ia larut dalam bayangan tentang masa depannya. Ia tersenyum kecil saat membayangkan tentang seseorang yang selama ini telah mencuri perhatiannya.

Sesaat kemudian Yuki membuka kedua matanya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Berbeda. Lalu ia pun segera duduk dan menatap sekeliling kamar. Berbeda. Seluruh pandangan matanya ia edarkan ke seluruh isi kamar. Lagi-lagi berbeda. Yuki pun beranjak dari duduknya dan melangkahkan kaki untuk keluar. Kenapa semuanya terlihat berbeda setelah ia membuka matany. Apakah ini mimpi? Tapi semuanya terlihat nyata bagi Yuki. Ketika ia ingin memegang handle pintu, tiba-tiba pintu terbuka. Yuki tercekat.

"Elo siapa?" tanya seorang gadis yang seumuran dengannya. Yuki menatap gadis didepannya itu.

"Harusnya gue yang tanya elo siapa? Kenapa bisa ada dikamar gue," ujar Yuki.

"Heh, pertanyaan itu lebih cocok buat lo. Kenapa lo bisa ada di kamar gue. Lo pencuri ya,"

"Bukan. Ini kamar gue," jelas Yuki.

"Mama...Papa...ada pencuri..." teriak gadis itu kemudian yang membuat Yuki terkejut. Kenapa tidak, ia dituduh pencuri dikamar nya sendiri. Paling tidak itu yang Yuki tahu sekarang. Kalau tiba-tiba saat ini berada ditempat lain, ia pun tidak tahu..Terdengar langkah kaki menaiki tangga. Seorang wanita dan pria dewasa muncul. Yuki menatap kedua orang itu dengan bingung.

"Stefan," lirih Yuki. Lelaki yang dipanggil Stefan hanya diam.

"Kamu harus pergi sekarang, Yuki." ujar seorang wanita yang kini tengah berdiri dihadapan Yuki. Dengan susah payah Yuki menelan ludahnya.

"Elo..."

continue...

Back in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang