Suasana di basecamp terasa hening. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Stefan beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju pintu."Lo mau kemana?" tanya Gio.
"Gue ngga bisa diem aja. Gue harus pastiin kalo Max itu salah." ujar Stefan sebelum ia menghilang di balik pintu. Kevin, Kimmy, dan Gio saling berpandangan. Sepertinya mereka mengerti maksud Stefan. Mereka harus bertanya pada orang lain tentang Yuki. Apakah mereka mengenal Yuki atau tidak.
Stefan, Gio, Kimmy, dan Kevin bertemu di depan kelas Yuki. Sepertinya mereka memiliki pemikiran yang sama. Nina. Yah, mereka harus bertanya pada Nina. Satu-satunya sahabat Yuki. Mereka pun berjalan menghampiri Nina yang sedang ngobrol bersama temannya. Nina sedikit kaget melihat kedatangan Stefan dan lainnya. Kimmy tersenyum.
"Hai, Nina." sapa Kimmy.
"Hai, juga. Ehmm...ada apa nih? Tumben rame," ujar Nina sembari tersenyum.
"Yuki masuk ngga hari ini?" tanya Gio cepat. Nina mengerutkan keningnya. Kedua alisnya bertaut.
"Yuki?" tanya Nina bingung.
"Iya, Yuki. Cewek yang duduk di sebelah lo. Sahabat lo!" jelas Kevin. Stefan memandang Nina lekat. Ia memperhatikan jelas wajah bingung Nina.
"Sebentar... Yuki? Sahabat gue? Kalian bercanda? Ngga ada yang namanya Yuki disini. Apalagi sahabat gue. Dari hari pertama yang ada cuma Chika di sebelah gue." ujar Nina sambil sesekali tertawa kecil. Ia merasa lucu dengan pertanyaan Gio barusan.
"Lo beneran ngga tahu, Nin. Apa lo lupa? Dia temen SMA lo," ujar Stefan meyakinkan. Nina menggeleng pelan.
"Stefan, lo kan kakak kelas gue. Emangnya ada yang namanya Yuki di sekolah kita. Mimpi lo kali," ujar Nina.
Stefan menarik napas panjang. Tanpa banyak bicara lagi ia pun pergi dari kelas Nina. Gio dan lainnya mengikuti. Mereka berhenti di parkiran. Arrgghh... Stefan berteriak frustasi sambil menendang ban mobilnya.
"Jadi hanya kita yang masih mengenal Yuki," ujar Kimmy pelan. Stefan mendelik tajam.
"Gue udah tanya bagian informasi kampus, mereka bilang ngga ada mahasiswi yang bernama Yuki disini," ujar Kevin. Tangan Stefan mengepal keras.
"Kenapa ngga lo cegah?" tanya Gio pelan sambil memandang kosong ke depan.
"Udah. Dia rupanya ngga dengerin gue," jawab Stefan pelan, terdengar putus asa.
"Bagaimana dengan keluarganya?" tanya Kimmy. Stefan tampak berpikir sesuatu. Kenapa ia tidak memikirkan tentang keluarga Yuki. Mungkin saja mereka tahu dimana Yuki.
= * =
Seorang anak kecil laki-laki berusia sekitar 6 tahunan sedang bermain di tepian dermaga. Ia memainkan perahu kecil yang terbuat dari kayu. Tak jauh dari sana, terlihat seorang anak seperti seusianya sedang merakit perahu. Saat sedang asyik bermain, tiba-tiba anak kecil itu berteriak keras. Karena ia melihat sesosok mayat mengapung di air.
"Kakaaaak...ada mayaaaat..." teriak anak tersebut. Anak yang sedang merakit pun berlari mendekatinya.
"Mana...mana..." tanyanya panik.
Anak tadi menunjuk ke arah mayat yang mengapung di air. Seorang gadis dengan rambut panjang terurai. Posisinya terlentang. Sehingga terlihat jelas ada luka di kepalanya.
continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Back in Time
FantasyMasa lalu tetaplah masa lalu. Biarlah itu menjadi kenangan. Dan biarlah semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Karena apa yang telah kita dapatkan pastilah ada makna indah tertentu di dalamnya - Azura Stefkivers