Part 28

1K 116 0
                                    

"Kamu cari bantuan, kakak tunggu disini," ujar sang kakak. Adiknya pun segera berlari mencari bantuan. Beberapa menit kemudian adiknya datang bersama seseorang.

"Om Arian, tolong, ada mayat. " ujar sang kakak.

Arian langsung terjun ke air dan membawa gadis itu naik ke darat. Sesampainya didarat, Arian memeriksa kondisi gadis itu. Apakah ia masih hidup atau sudah mati.

"Kalian ngapain disini?" tanya Arian. Adiknya mendekati Arian melihat mayat tersebut.

"Kita lagi main perahu, Om." jawab sang adik.

"Lain kali jangan...astaga! Dia masih hidup!" pekik Arian tertahan.

Dua kakak beradik itu saling berpandangan. Lalu dengan segera mengemasi mainannya. Sang adik berlari ke arah mobil dan membukakan pintu mobil untuk Arian. Mereka menuju rumah sakit.

"Untung Anda cepat membawanya kemari. Kalau tidak, nyawa gadis ini tidak bisa diselamatkan." ujar dokter yang merawat gadis itu. Arian tampak lega. Ia tidak terlambat membawa gadis itu ke rumah sakit.

= * =
Stefan dan lainnya tiba di depan rumah keluarga Rein. Rumah Yuki. Mereka saling berpandangan sejenak sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam. Gio menekan bel pintu rumah. Dan terlihat seorang wanita paruh baya.

"Tante Cathy, tante masih ingat sama saya?" tanya Stefan tanpa basa-basi. Harusnya wanita itu mengingat wajah Stefan saat ia datang menerobos masuk untuk menolong Yuki. Cathy tampak berpikir.

"Kamu...teman Natasha? Iya kan?" ujar Cathy. Kali ini Stefan yang harus terkejut.

"Ayo, silahkan masuk. Natasha ada didalam. Nanti tante panggilkan. Silahkan duduk." ujar Cathy lembut. Tak berapa lama kemudian, ia kembali bersama Natasha. Gadis itu kelihatan bingung. Siapa orang-orang ini?

"Maaf, tante. Kedatangan kami kemari bukan untuk bertemu Natasha." ujar Gio cepat. Cathy menatap Gio bingung.

"Lalu? Ada keperluan apa kalian kemari?" tanya Cathy kemudian.

"Kami mencari Yuki." ujar Kimmy. Raut wajah Cathy berubah seketika. Ia memandang lekat ke arah Kimmy. Lalu memandang mereka satu per satu.

"Kalian mencari Yuki keponakan saya?" tanya Cathy tidak percaya.

"Iya, tante. Kami mencari Yuki. Beberapa hari ini dia menghilang." jelas Kevin. Natasha ternganga tidak percaya. Sedangkan Cathy menggeleng pelan.

"Tidak mungkin. Ehmm...mungkin kalian salah orang atau salah alamat." ujar Cathy dengan suara gemetar. Stefan menarik napas pelan.

"Kami tidak mungkin salah, tante." ujar Stefan.

"Tapi Yuki sudah meninggal 12 tahun yang lalu. Jadi tidak mungkin kalian mengenal Yuki." jelas Cathy kemudian.

Mereka tampak terkejut mendengar penjelasan Cathy. Yuki sudah meninggal. Cathy bercerita, Yuki meninggal karena kecelakaan bersama orangtuanya. Dia menghilang dan tidak pernah ditemukan. Tangan Stefan mengepal keras. Ingin rasanya ia membongkar semua kejahatan wanita yang ada dihadapannya saat ini. Wanita inilah penyebab kecelakaan itu. Stefan beranjak dari duduknya dan berlalu pergi begitu saja.

"Permisi, tante." ucap Kevin kemudian pergi yang diikuti oleh Kimmy dan Gio.

"Stefan, tenangin diri lo." ujar Kimmy menenangkan.

"Lo ngga tahu kan, di masa lalu wanita itu yang merencanakan pembunuhan terhadap orangtua Yuki." ujar Stefan penuh emosi. Kimmy dan lainnya terkejut mendengar cerita Stefan.

"Pencarian kita lanjutkan besok." ujar Kevin. Semuanya pun pergi. Mereka cukup lelah hari ini mencari Yuki.

= * =

Arian memutuskan untuk merawat gadis itu dirumah. Ia pun membawanya pulang. Hampir seminggu gadis itu tidak sadarkan diri. Kedua kakak beradik itu selalu menjaganya. Hari ini sang adik yang bergiliran menjaga gadis itu. Ia saat ini tengah asyik menggambar.
Bayangan sesosok lelaki berlari dan teriak memanggil sebuah nama.

"Yuki...lo harus kembali..."

Kalimat itu selalu mengitari pikirannya. Tubuhnya tiba-tiba menegang. Keringat membasahi sekujur tubuhnya. Napasnya terdengar memburu. Ia serasa kelelahan karena terus berlari. Bayangan sesosok lelaki itu mulai mengabur dan akhirnya menghilang.

"Stefaaaan..." teriak gadis itu sekerasnya. Bukk...bukk... Terdengar lari kecil menghampirinya.

"Kakak udah sadar?" tanya sang adik.

"Hah?"

"Kakak juga manggil nama aku," ujar sang adik senang.

"Apa?"

continue...

Back in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang