Part 31

1K 117 0
                                    

Hmmppff... Sebuah tangan berhasil membekap mulut Yuki. Lalu dengan paksa pemilik tangan itu menarik tubuh Yuki ke belakang.

"Stefan...tolongin gue..." pekik batin Yuki. Orang itu membawa Yuki ke semak-semak. Hampir Yuki berteriak namun ia urungkan saat tahu siapa yang telah menyeretnya.

"Om Arian?" ujar Yuki pelan.

"Ssstt..." Arian berdesis sambil menutup bibirnya dengan jari telunjuk. Yuki mengangguk.

Orang suruhan Cathy berhenti tepat di depan pohon tempat Yuki bersembunyi tadi. Untung ia sudah berpindah tempat, kalau tidak ia pasti sudah tertangkap. Orang suruhan Cathy celingak-celinguk mencari Yuki. Namun tidak ditemukan. Akhirnya ia memilih untuk meninggalkan tempat itu. Yuki dan Arian keluar dari tempat persembunyian.

"Makasih ya, Om. Om udah nyelamatin aku," ujar Yuki.

"Yuki, kamu harus segera kembali...ke masa depan..." ujar Arian. Yuki menatap Arian lekat.

= * =

Stefan tiba di rumahnya. Saat ia masuk, ia melihat Max sedang berada di ruang tengah sambil memegang sebuah album.

"Stefan, baru balik lo?" tanya Max tanpa melihat ke arah Stefan. Stefan berjalan mendekati Max dan duduk di sebelahnya. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Lalu menghembuskan napas perlahan.

"Eh, lo masih inget ngga dengan orang ini?" tanya Max seraya memberikan album foto tersebut. Stefan menerimanya dengan malas.

"Cewek yang lo temuin hanyut di laut." ujar Max.

Deg! Stefan tercekat mendengar ucapan Max. Sedetik kemudian matanya membulat besar saat melihat orang yang ada di foto itu.

"Ini..." Stefan menggantung kalimatnya sambil menatap nanar foto itu.

"Itu kak Yuki. Cewek yang kita selamatin. Masa lo lupa," ujar Max.

Pikiran Stefan kembali ke masa lalu. Ia berusaha mengingatnya. Yah, ia ingat sekarang. Gadis itu memang Yuki. Gadis yang ia temukan hanyut di laut belasan tahun yang lalu. Kenapa ia baru menyadarinya sekarang?

"Terus lo ingat, dia ada dimana?" tanya Stefan pelan.

"Bukannya dia udah meninggal karena kecelakaan. Waktu itu lo kehilangan dia banget. Karena kecelakaan itu terjadi didepan mata lo sendiri." jelas Max.

Tangan Stefan bergetar memegang album tersebut. Tiba-tiba semua ingatan masa lalunya muncul jelas. Yuki yang terlempar ke aspal karena ditabrak sebuah mobil. Tubuhnya terlempar jauh. Hal itu membuatnya mati seketika.

= * =

"Bagaimana Om tahu kalau aku dari masa depan?" tanya Yuki hati-hati. Arian tersenyum.

"Karena kami melihatnya." ujar Arian kemudian. Yuki mengerutkan keningnya. Bingung. Tidak mengerti dengan apa yang Arian katakan.

"Maksud Om?" tanya Yuki pelan sambil menatap Arian penuh pertanyaan.

"Ingat ini. Kadang segala sesuatu yang telah terjadi, kita tidak bisa mengubahnya. Semua itu adalah takdir. Segala yang terjadi selalu ada hikmah dibelakangnya." ujar Arian sambil menepuk pelan bahu Yuki. Yuki terdiam. Ia memikirkan maksud dari perkataan Arian.

Setelah kejadian tadi, hari ini ia memutuskan untuk kembali ke masa depan. Namun sebelumnya ia ingin pamitan lebih dulu pada Stefan dan Max kecil. Yuki pergi menjemput keduanya. Kebetulan hari ini Max ada tambahan pelajaran. Jadi ia belum bisa pulang. Sekarang Yuki dan Stefan kecil berjalan untuk pulang ke rumah. Stefan kecil tampak senang karena dijemput. Dengan perlahan dan hati-hati Yuki mengatakan kalau dirinya akan segera pulang.

"Tapi nanti kakak akan datang kerumah kita lagi kan?" tanya Stefan kecil. Yuki tersenyum lalu mencium lembut kening Stefan kecil.

"Suatu saat nanti kita pasti akan ketemu." ujar Yuki sambil tersenyum.

Stefan kecil terlihat sangat senang. Dari kejauhan sebuah mobil kijang hitam melaju dengan kencang menuju ke arah Yuki. Mobil itu terus melaju dengan kecepatan tinggi. Akhirnya mobil itu hampir mendekati Yuki.

"Kakak, awaaaaas..." pekik Stefan kecil.

Braaakk...

continue...

Back in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang