Part 19

1.3K 141 0
                                    

"Yuki..." panggil orang yang berada di belakang Gio. Gio melepaskan pegangan tangannya di bahu dan menoleh ke belakang.

"Elo..." Gio melihat Kevin dan Stefan berada di belakangnya.

"Elo ngapain disini? Kelas lo kan di atas," ujar Kevin yang berdiri tepat di samping Stefan yang masih menatap Yuki lekat. Kevin melirik ke sampingnya, melihat Stefan yang tak melepaskan tatapannya pada Yuki. Kevin menyenggol tubuh Stefan pelan. Stefan mengalihkan pandangannya.

"Gue masuk dulu," ujar Yuki seraya masuk ke dalam dan meninggalkan mereka bertiga. Gio memandang Stefan. Kemudian ia tersenyum dan menepuk bahu Stefan pelan.

"Sorry, gue juga suka sama Yuki." ujar Gio dengan nada suara yang penuh penekanan pada saat ia mengatakan 'juga suka' pada Stefan. Stefan tidak menanggapi ucapan Gio. Ia pun berjalan mendahului Gio dan Kevin.

"Gio...Gio...kenapa harus Yuki?" tanya Kevin. Gio hanya tersenyum kecil. Tanpa menjawab ia pun pergi meninggalkan Kevin. Kevin hanya menggeleng pelan melihat tingkah kedua temannya itu.

= * =

Yuki berada di parkiran. Ia berdiri di dekat mobil Stefan. Ia teringat dengan kejadian semalam. Semuanya terlihat begitu nyata. Kedua orang tuanya terlihat masih segar bugar. Apa yang terjadi sebenarnya? Yuki mengacak rambutnya pelan karena frustasi memikirkan kejadian yang seperti mimpi namun terlihat sangat nyata.

"Lo ngapain, Ki?" tanya Kimmy yang tiba-tiba datang mendekati Yuki. Yuki sedikit terkejut dengan kehadiran Kimmy.

"Gue nungguin Stefan," jawab Yuki sambil tersenyum.

"Kita mau ke Cafe, lo ikut ya?" ujar Kimmy.

Yuki tampak berpikir lalu kemudian ia mengangguk. Beberapa menit kemudian Stefan datang bersama... Nasya. Gadis itu menggandeng tangan Stefan erat. Tiba-tiba Yuki merasa kepalanya panas. Ia mengibas-ngibaskan rambutnya cepat.

"Hai, Kim." sapa Nasya tanpa memperdulikan Yuki yang berada disebelah Kimmy. Kimmy hanya tersenyum.

Tak berapa lama kemudian, Gio dan Kevin datang mendekati mereka. Yuki tampak enggan memandang Gio. Ia merasa canggung karena masih ia ingat dengan jelas Gio tadi mengutarakan cinta padanya. Entah ada angin apa, tiba- tiba Stefan menarik tangan Nasya dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.

"Dia kenapa sih? Ngediemin gue, sok kecentilan sama kutilang. Ih...nyebelin banget sih." gerutu batin Yuki. Entah kenapa Stefan tiba-tiba dingin terhadapnya. Meskipun ini bukan yang pertama kalinya Stefan bersikap dingin, namun kali ini berbeda. Seperti ada sikap lain selain sikap dingin dan acuh.

"Lo naik mobil Kimmy aja," ujar Stefan dingin.

Yuki tercengang. Ia tidak menyangka Stefan akan menyuruhnya pergi. Yuki menarik napas panjang. Lalu dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ke Gio.

"Gue naik mobil Gio aja," ujar Yuki tak kalah dingin. Stefan langsung mendelik tajam.
"Ayo," ujar Gio seraya menggandeng tangan Yuki dan berjalan ke arah mobil Gio.

Tangan Stefan mengepal keras. Ia pun segera masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan kampus. Kimmy dan Kevin hanya saling berpandangan. Keduanya pun tersenyum.

"Kita naik motor gue aja," ujar Kevin. Kimmy mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Kevin.

= * =

Stefan dan Nasya tiba lebih dulu di cafe tempat mereka janjian. Kemudian disusul oleh Kevin dan Kimmy. Stefan tampak bingung, kenapa Yuki belum datang? Padahal dia naik mobil dan berangkat lebih dulu dari Kevin dan Kimmy. Stefan terlihat gelisah. Nasya menyadari itu. Ia pun memegang tangan Stefan dan menatap Stefan dalam.

"Ada apa, Stef? Kamu baik-baik aja kan?" tanya Nasya dengan panik. Stefan melepaskan tangan Nasya dengan pelan.

"Cewek itu emang selalu bikin gue khawatir," gumam Stefan sambil terus memandang ke arah gerbang masuk. Kimmy yang menyadari kekhawatiran Stefan terhadap Yuki. Kimmy tertawa kecil. Ia pun berjalan pelan menuju pintu masuk.

"Gue kasih tahu sama lo, Gio beneran suka lho sama Yuki. Lo tahu kan, Gio akan bawa Yuki kemana aja dia mau." ujar Kimmy seraya berlalu dari hadapan Stefan.

Stefan tampak syok mendengar ucapan Kimmy. Benar, Gio bisa bawa Yuki kemana saja. Tapi kemana? Hati Stefan semakin khawatir memikirkan Yuki. Kevin terkekeh geli disamping Stefan.

"Udah, ayo masuk. Nanti juga dia dateng. Ada sesuatu yang harus gue omongin sama lo." ujar Kevin lalu menyusul Kimmy ke dalam. Stefan memandang lekat ke arah Kevin. Ia penasaran sesuatu apa yang akan dibicarakan Kevin.

Di dalam mobil Gio, Yuki hanya diam. Ia memandang keluar jendela. Gio memandang sekilas lalu tersenyum kecil.

"Gimana? Apa jawaban lo?" tanya Gio. Yuki tercekat. Ia menelan ludahnya susah payah. Mobil Gio berbelok ke arah cafe.

"Kita udah sampai ya," ujar Yuki mengalihkan pembicaraan.

Gio hanya tertawa kecil. Ia tahu Yuki menghindari pertanyaan darinya. Mobil sudah terparkir dan keduanya pun berjalan menuju pintu masuk. Tiba-tiba langkah Yuki terhenti karena Gio memegang tangannya. Zzzss... Mereka menghilang.

Yuki dan Gio tiba di sebuah padang ilalang yang luas. Dengan suasana matahari senja serta tiupan angin yang membuat setiap ilalang bergoyang berirama. Yuki terperangah melihat pemandangan alam yang begitu indah. Ia tidak henti-hentinya tersenyum kagum.

"Indah kan?" ujar Gio.

"Banget. Gue ngga pernah ngeliat tempat seindah ini." ujar Yuki kagum. Ia tersenyum pada Gio. Gio memandang Yuki lekat. Ia berjalan mendekati Yuki. Yuki hanya diam mematung. Ia seperti terhipnotis dengan tatapan Gio yang semakin dalam menatapnya.

"Yuki..." Gio memegang kedua tangan Yuki.

"Gue..." Yuki tersenyum tipis.

"Gue beneran suka sama lo. Gue pengen ngejalanin setiap harinya sama lo. Lo mau kan jadi cewek gue," ujar Gio.

Yuki masih diam. Ia menatap Gio lama. Hembusan angin membuat rambut Yuki menutupi wajahnya. Dengan lembut Gio merapikan helaian rambut itu. Yuki menarik napas pelan.

Di cafe...

Stefan dan lainnya menunggu Gio dan Yuki yang belum juga muncul. Kekhawatiran semakin terlihat jelas di wajah Stefan. Ia mengetuk-ngetuk meja tak menentu. Matanya sesekali mengarah ke pintu masuk. Di tempat lain, Yuki menatap Gio lama. Ia tersenyum kecil.

"Gio, gue..."

= * =

continue...

Back in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang