Yuki dan lainnya pergi ke rumah Stefan. Untuk memastikan kalau lelaki itu baik-baik saja. Namun mereka harus menelan pedih karena kenyataannya Stefan tidak ada disana. Rumah itu kosong. Menurut beberapa orang yang berada didekat rumah itu, rumah itu sudah kosong sejak belasan tahun yang lalu. Yuki berdiri didepan pagar rumah Stefan. Menatap rumah itu lama. Ia masih ingat jelas bagaimana keadaan rumah itu. Tubuh Yuki gemetar. Kimmy menyentuh bahunya lembut.
"Ki," panggil Kimmy pelan. Tangis Yuki kini pecah. Ia menangis sekerasnya.
"Kenapa jadi kayak gini? Gue harusnya dengerin dia. Harusnya gue ngga pergi. Dan dia ngga mungkin akan..."
Yuki tidak sanggup lagi melanjutkan kalimatnya. Ia merasa bersalah. Ia merasa karena dirinyalah Stefan menghilang. Kimmy, Kevin, dan Gio hanya diam. Mereka tidak ingin membuat Yuki tambah sedih dengan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Betapa khawatirnya Stefan kehilangan Yuki saat itu. Ia seperti orang gila mencari Yuki kesana kemari.
Namun yang membuat hal ini paling miris adalah hilangnya Stefan secara mendadak. Kimmy dan Kevin juga tidak bisa menjelaskan apa yang mereka hilang. Tubuh Stefan tiba-tiba hilang diantara mereka. Tangis Yuki berhenti. Ia berpikir sejenak. Kenapa ia tidak pergi ke masa lalu dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Stefan. Yuki menghapus airmatanya.
"Gue harus pergi ke masa lalu," ujar Yuki kemudian. Gio memegang tangan Yuki.
"Jangan melakukan kesalahan lagi," ujar Gio tegas. Yuki menatap Gio lekat.
"Kalo lo mau pergi, maka kita semua harus pergi." ujar Kevin. Kimmy mengangguk setuju. Yuki memandang temannya satu persatu. Kemudian mengangguk pelan.
= * =
Yuki, Gio, Kevin, dan Kimmy sudah tiba dimasa lalu. Mereka mengedarkan pandangannya kesekeliling. Kevin tersenyum kecil.
"Ada apa?" tanya Kimmy. Kevin menggeleng pelan.
"Gue hanya keinget dengan masa lalu." ujar Kevin.
Mereka pun berjalan menuju rumah Stefan.
Mereka tiba didepan rumah Stefan. Ada seseorang terlihat dihalaman rumahnya. Mang Asep, penjaga malam rumah Stefan. Yuki mengenalnya karena sebelumnya ia pernah tinggal disana."Mang Asep," panggil Yuki. Mang Asep menoleh dan tersenyum. Ia berlari kecil menghampiri Yuki dan membuka pintu pagar.
"Mba kemana aja? Tiba-tiba menghilang." ujar Mang Asep. Yuki hanya tersenyum kecil. Ia tidak menyangka Mang Asep masih mengenalnya.
"Mang, Stefan ada dimana?" tanya Yuki pelan. Wajah Mang Asep berubah sedih. Yuki menoleh pada Kimmy.
"Mang, Stefan-nya baik-baik aja kan?" tanya Kimmy kemudian.
"Den Stefan kecelakaan. Dia koma. Jadi Den Max dan Pak Arian membawanya berobat ke luar negeri. Mamang ndak tahu dimana, Mba. Kata Pak Arian mereka akan pulang setelah Den Stefan sembuh. Tapi ndak tahu kapan, Mba." jelas Mang Asep.
Ada kelegaan diwajah mereka masing-masing. Meskipun tidak tahu keadaannya seperti apa, tapi mereka yakin Stefan akan baik-baik saja. Yuki tersenyum kecil.
"Syukurlah..." ujarnya kemudian. Sesaat kemudian mereka menghilang. Kembali ke masa depan.
= * =
Masa depan...
Yuki, Gio, Kimmy, dan Kevin berkumpul di sebuah cafe. Meskipun tanpa Stefan, tapi mereka terus mencari tahu keberadaan Stefan.
"Ehmm...ini perasaan gue aja atau apalah, tapi semua kejadian ini selalu membawa Om Arian didalamnya, bener ngga sih?" tanya Gio sambil memandang ketiga temannya.
Kevin dan Kimmy mengangkat bahu pelan. Mereka tidak tahu. Lebih tepatnya tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi. Mulai Yuki terjebak dimasa lalu dan sekarang Stefan mendadak hilang. Lenyap. Yuki tampak mencerna perkataan Gio barusan. Benar juga, bahkan dimasa lalu pun ia bertemu Arian. Dan kata Gio, yang membantunya pergi ke masa lalu adalah Arian.
"Stefan begitu yakin Om Arian dapat membantunya. Mungkin Stefan tahu sesuatu yang ngga kita tahu," ujar Gio kemudian.
"Gue juga ngeliat Om Arian dimasa lalu. Dia, Stefan, dan Max nolongin gue. Apa mungkin Om Arian juga tahu dimana keberadaan Stefan sekarang?" ujar Yuki. Semua memandang ke arah Yuki.
= * =
continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Back in Time
FantasíaMasa lalu tetaplah masa lalu. Biarlah itu menjadi kenangan. Dan biarlah semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Karena apa yang telah kita dapatkan pastilah ada makna indah tertentu di dalamnya - Azura Stefkivers