Part 3

1.7K 171 1
                                    

Seorang pria mendengar baik pembicaraan kedua gadis itu. Matanya menatap lekat ke arah Yuki. Dia memperhatikan dengan baik wajah Yuki. Sesaat sebuah senyum terukir diwajahnya. Kemudian dia berjalan meninggalkan Yuki dan Nina.

"Kayaknya lo udah sakit parah, Ki. Kronis. Akut tingkat dewa," ujar Nina memasang wajah serius.

"Hah! Sakit? Gue ngga sakit. Gue baik-baik aja," ujar Yuki polos.

"Lo tuh sakit karena terserang virus CMB2!" jelas Nina. Yuki mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"CMB2?? Apaan tuh?" tanya Yuki.

"Cinta Mati Banget...Banget sama Stefan." ujar Nina. Haha...Terdengar tawa geli dari Yuki. Nina pun ikut tertawa. Dia tidak mengira Yuki begitu menyukai Stefan, sampai dalam mimpinya pun ada Stefan.

"Lo Yuki kan?" tanya seorang lelaki yang tiba-tiba datang. Sepertinya dia senior Yuki di kampus. Yuki memperhatikan wajah lelaki itu bingung.

"I...ya, ada apa ya?" tanya Yuki.

"Kenalin, gue Kevin. Kevin Arka. Anak tingkat 3 Fakultas Seni." ujar Kevin seraya mengulurkan tangannya ke arah Yuki dan Nina.

"Ada perlu apa ya, kak?" tanya Yuki seraya memandang Nina.

"Just Kevin. Lo anak Fakultas Design kan? Gue mau ngajak lo gabung bareng kelompok gue," jelas Kevin. Yuki dan Nina saling berpandangan. Yah, Yuki memang mengambil jurusan design, tapi ia tidak menyangka kalau secepat ini ia akan diajak bergabung dalam sebuah kelompok.

"Kak, ehm... Kevin, lo ngga salah orang kan?" tanya Yuki masih tidak percaya.

"Iya, lagian kita kan mahasiswi baru disini," tambah Nina. Kevin tersenyum kecil.

"Ya ngga lah. Gue emang disuruh cari Yuki Azzahra Rein dari Fakultas Design. Dan itu elo kan?" tanya Kevin meyakinkan. Yuki mengangguk pelan.

"Bagus. Kalo gitu, ayo gue kenalin lo sama yang lainnya," ajak Kevin.

Yuki terdiam. Ia masih tidak yakin, tapi wajah seniornya ini juga tidak seperti penipu ataupun penjahat. Yuki pun mengangguk dan meminta Nina untuk pergi ke kelas lebih dulu. Nina pun menyetujuinya dan pergi. Sedangkan Yuki dan Kevin berjalan menuju basecamp kelompok yang dibicarakan Kevin. Kini Yuki berdiri di depan sebuah pintu berwarna hijau tua. Ia memandang ke atas dan membaca tulisan disana. Ruang Sekretariat Seni. Kevin membuka pintu dan masuk, dia memperhatikan Yuki yang masih berdiri mematung.

"Ayo, masuk." ajak Kevin.

"Iya," ujar Yuki seraya berjalan masuk. Disana ia melihat seorang lelaki paruh baya sedang duduk sambil membaca koran ditemani secangkir kopi hitam yang masih mengepulkan asapnya.

"Yuki Azzahra Rein, sudah lama kami menunggu kamu," ujar lelaki itu tanpa mengalihkan pandangannya dari koran. Yuki menelan ludahnya pelan. Ia merasakan sesuatu akan terjadi. Entah itu apa.

"Apa yang lainnya sudah kamu beritahu?" tanya lelaki itu.

"Sudah," jawab Kevin seraya berjalan menuju sofa hitam yang terletak disudut ruangan. Yuki mengedarkan pandangannya. Ia masih berdiri menatap kesekeliling. Ia berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya kenapa ia berada disini. Sekretariat Seni? Tapi ini tidak terlihat seperti itu.

"Ehm...Apa tujuan Anda memanggil saya kemari?" tanya Yuki pelan sambil menahan napas. Lelaki itu tersenyum kecil, lalu melipat dan meletakkan korannya di atas meja. Dia menyeruput kopinya.

"Kamu adalah yang terpilih, Yuki. Kamu istimewa," ujar lelaki itu kemudian. Yuki terperangah kaget mendengar perkataan lelaki itu.

"Terpilih? Istimewa?" tanya Yuki bingung sekaligus penasaran.

"Iya, sebelumnya perkenalkan, aku Arian. Aku salah satu dosen yang mengajar disini. Dan..." Kalimat Arian terpotong karena ada seseorang yang datang.

"Maaf, tapi gue belum telat kan?" tanya seorang gadis cantik. Gadis itu berpakaian modis. Fashionable. Terlihat seperti seorang model. Yuki memandangnya lalu tersenyum.

"Apa dia orang kelimanya?" tanya gadis itu dengan senyum yang dapat memikat siapa saja yang melihatnya. Kevin mengangguk mantap. Arian pun hanya tersenyum. Gadis itu berjalan ke arah Yuki. Dia memperhatikan Yuki dari atas hingga bawah.

"Cantik. Sederhana. Hai, gue Kimmy. Kimmy Ryder. Senang rasanya bertambah satu gadis cantik lagi disini," ujar Kimmy.

"Hai, gue Yuki." ujar Yuki sambil tersenyum kecil. Braakk... Yuki terkejut mendengar sesuatu yang terbentur keras. Ia terperangah melihat seorang lelaki yang meringis kesakitan sambil memegang bahunya.

"Aaww... Kayaknya gue harus pindahin lemari ini," ujar lelaki itu sambil menendang lemari besi. Yuki menatap lelaki itu penuh takjub. Aneh. Lelaki itu tiba-tiba muncul dan menabrak lemari besi.

"Elo..." Yuki tercekat. Tubuhnya bergetar, antara ketakutan dan terkejut. Kejadian ini benar-benar diluar logikanya.

"Hei, siapa gadis manis disebelah gue ini," tanya lelaki itu sambil tersenyum memandang Yuki.

"Namanya Yuki Azzahra Rein. Dia orang yang kelima," jelas Kevin.

"Oh, jadi elo orang yang kelima. Gio Lyer. Lo cukup panggil gue Gio." ujar Gio seraya mengulurkan tangannya. Yuki dengan ragu menerima uluran tangan Gio.

"Yuki. Tunggu...Ada yang bisa jelasin ke gue, apa yang terjadi disini?" tanya Yuki bingung. Semuanya tertawa mendengar pertanyaan Yuki. Bukan pertanyaannya, tapi ekspresi wajah bingung Yuki yang membuat mereka tertawa. Yuki makin terperangah.

"Kita tunggu satu orang lagi,"

Satu orang aneh lagi akan datang. Tiba-tiba seseorang membuka pintu dan Yuki penasaran siapa orang aneh yang terakhir. Orang itu masuk dan berdiri dihadapan Yuki. Tanpa ekspresi. Kali ini mata Yuki membulat sempurna karena melihat orang yang saat ini berdiri didepannya.

"Stefan,"

continue...

Back in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang