<Masa Lalu Shilla>
Flashback onMusik diputar begitu nyaring, di bawah kemerlap lampu dalam sebuah bar orang-orang bersenang-senang meski dengan sempoyongan karena kesadaran mereka kian menghilang terbawa efek mabuk.
Shilla tengah sibuk menari di tengah-tengah kerumunan, tanpa ia sadari sesorang mengintainya sejak tadi, seseorang itu tersenyum puas sembari mengambil handphonenya lalu menelpon seseorang. "Jalankan misi kita sekarang."
Tut ... ia memutus telpon dengan sepihak, seringaian tipis muncul di wajahnya. "Selamat tinggal benalu! dan aku tak akan membiarkan Ricko berpaling lagi dariku."
Club adalah rumah kedua bagi Shilla, terhitung sudah delapan tahun ia menghabiskan waktunya di club malam ini. Sejak usia lima belas tahun, Dinda--Ibunya menuntutnya agar turut terjun dalam dunia malam. Awalnya terasa sangat berat bagi Shilla bagaimana tidak, anak-anak seusianya masih asyik bermain dan hangout ke mall dan tempat-tempat kekinian namun, Shilla harus terkurung dalam club malam. Ia gadis remaja yang dipaksa bersikap dewasa. Namun, seiring berjalannya waktu ia mulai menyadari bahwa hanya dengan cara itu ia bisa menghidupi dirinya sendiri dan Ibunya dengan layak. Dan sekarang ia sudah benar-benar nyaman dengan profesinya.
Kehidupan di Ibu kota memang sangat keras, butuh perjuangan keras hanya untuk mendapat sesuap nasi. Shilla hanya tinggal berdua dengan Ibunya, Ayahnya meninggalkannya ketika Winda hamil.
***
Ayam jago telah berkokok menandakan telah memasuki waktu pagi, lebih tepatnya saat ini pukul tiga dini hari.Shilla berjalan sempoyongan menuju tempat parkir, sebelum ia membuka handel pintu mobil tangannya lebih dulu ditarik dan mulutnya di bekap dengan kain. Dua orang mengenakan penutup kepala itu langsung mengangkat tubuh Shilla ke mobil.
Mobil itu membelah jalanan sepi, dan dengan sadis salah-satu orang itu mendorong tubuh Shilla hingga jatuh ke tanah dalam keadaan mobil itu masih melaju. Kepala Shilla membentur batu besar dengan keras, darah segar langsung mengalir dari pelipisnya.
"Saya sudah melakukan sesuai perintah Anda, Boss."
"Bagus."
***
Sementara di sisi lain, Fakhri baru saja keluar dari masjid, ia hendak pulang ke rumahnya, tapi entah mengapa perasaannya justru mengantarnya menuju lorong (gang) sepi, sebenarnya rumah Fakhri juga bisa lewat gang itu namun, biasanya Fakhri memilih lewat di gang biasanya.Fakhri menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas penglihatannya. Ya, ia melihat seorang wanita tergelatak di pinggir jalan. Dengan langkah cepat Fakhri langsung mendekatinya.
"Astagfirullahhaladzim," gumam Fakhri mengelus dadanya karena kaget.
Kondisi seorang wanita yang tergeletak itu jauh dari kata baik, di pelipisnya mengalir darah segar, betisnya juga dipenuhi luka-luka. Fakhri melepas surban yang menggantung di pundaknya, ia menyelimuti tubuh wanita itu dengan surbannya.
Fakhri merongoh saku celenanya, ia mengambil handphonenya dan menelpon seseorang untuk meminta bantuan.
"Assalamualaikum Harizt, kamu ke sini sekarang ya. Gang xxx dekat rumah, pakai mobil Rizt. Assalamualaikum," cerocos Fakhri tak membiarkan Harizt menyala maupun bertanya. Fakhri menjelaskan sedetail mungkin lalu memutuskan sambungannya sepihak.
"Kasihan sekali dia, siapa yang tega melakukan semua ini. Semoga aku tidak terlambat menolongmu," gumam Fakhri memandamg wanita itu dengan iba.
Fakhri segera menggendong tubuh seorang wanita itu, ia membaringkan tubuh wanita itu di kursi belakang. Setelah memastikan posisi wanita itu benar, Fakhri memutar balik menuju kursi penumpang yang terletak di sebelah kursi kemudi, tepat di sebelah Harizt.
![](https://img.wattpad.com/cover/240425170-288-k612045.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari yang Tersembunyi[END]
SpiritualFakhriza Ghiffari diajak nikah oleh seseorang yang ia tolong. Demi mempertahankan prinsipnya sebagai seorang ustad ia menikahi gadis amnesia yang tak diketahui asal-usulnya itu. Lalu apa yang akan terjadi setelahnya saat Arshilla Salsabila mendapat...