1146[Tempat Bersandar]١٣

3.5K 264 10
                                    

<Tempat Bersandar>

Today

Mas! Jemput aku ya.
15.03 ✔✔

P. Ustadz Suami😘
Dimana? Share lock!

Shilla hendak mengirimkan lokasi, tapi Fakhri lebih dulu mengiriminya pesan beruntun.

4 unreads message

P. Ustadz Suami😗
Shilla
Jangan buat khawatir
K

amu di mana
Shill!

Send live location
Live until 16. 04 15.04✔✔
Stop sharing

P. Ustadz Suami
Jangan kemana-mana

***
Fakhri mengemudikan motornya sesuai petunjuk lokasi dari pesan Shilla. Saat mendapat pesan dari istrinya Fakhri langsung pamit kepada Winda. Ya, sedari tadi Fakhri berada di rumah mertuanya. Ia paham Shilla butuh waktu sendiri, yang ia takutkan hanyalah Shilla salah mengartikan tindakannya selama ini yang selalu memberi uang kepada mertuanya dengan nominal yang tidak wajar.

Tin ... tin ...

Suara bel yang dibunyikan Fakhri mengambil atensi Shilla yang sedang termenung menatap jalanan. Tanpa melepaskan helmnya Fakhri langsung mendekat ke arah Shilla dan memeluknya.

Tak bisa dijabarkan bagaimana khawatirnya Fakhri terhadap istrinya itu, tapi sekarang kekhawtiran itu teredam dalam dekapannya.

"Ayo pulang." Shilla mengangguk singkat. Ia berjalan bersisihan dengan Fakhri menuju ke sepeda matic suaminya itu yang hanya berjarak tidak lebih dari sepuluh langkah.

Fakhri mengusap kepala Shilla sebelum memakaikan helm di kepala istrinya. Setelahnya barulah ia memakai helmnya sendiri bersamaan dengan lantunan doa menaiki kendaraan yang terbisik dari mulutnya.

"Subhaanalladzii sakhkhara lanaa hadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqolibuun." Mulutnya berucap, sementara hatinya meyakini artinya "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari kiamat)."

"Langsung pulang ke rumah kita ya, Mas," pinta Shilla sedikit memajukan wajahnya ke samping pundak suaminya itu agar Fakhri bisa mendengar jelas suaranya.

"Nggak mau ke apart dulu, baju kita ada di sana loh kalau kamu lupa." Shilla merengut kesal. Ia menjauhkan wajahnya ke posisi semula lalu mulai berteriak untuk meluapkan kekesalannya itu.

"Cuma tiga, Mas." Oh ayolah, hanya tiga baju! Tak akan berpengaruh untuk Shilla maupun Fakhri, toh juga bisa beli lagi.

"Ya." Fakhri mengalah. Hanya tiga stel pakaian memang tak berarti, tapi masalahnya di sana ada jaket kesayangan Fakhri. Jaket sudah menjadi kebutuhan pokok bagi Fakhri yang tubuhnya tidak tahan dingin.

Selanjutnya tak ada perbincangan lagi. Mereka saling terdiam, menikmati desiran angin yang mengiringi perjalanan.

Mereka berhenti di sebuah masjid untuk sholat magrib lalu melanjutkan kembali perjalanannya pulang ke desa.

Bidadari yang Tersembunyi[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang