<Ada Apa Denganmu>
(Kembali ke masa sekarang)
Sepanjang lorong rumah sakit, Fakhri tak henti menampilkan senyum manisnya. Begitupun dengan hatinya yang selalu melafadzkan "hamdalah" di setiap detiknya. Ia begitu bahagia mendengar kabar bahwa istrinya telah sadar.
"Arrrghttt." Raut wajah sumringah Fakhri bergati dengan raut wajah khawatir saat mendengar teriakan Shilla.
"Lepas!"
Fakhri terdiam di depan pinty ruang inap Shilla. Kondisi istrinya saat ini sangat kacau, khimar yang biasa ia kenakan kini lepas dari kepalanya, menampilkan rambut hitam lebat yang tampak awut-awutan. Ia terus memberontak saat dua orang suster memegangi kedua tangannya.
Seorang dokter di depannya sedang mengambil ancang-ancang untuk menyuntik Shilla. Ia butuh obat penenang.
Cushh ...
Tepat setelah jarum suntik yang menancak di lengan Shilla terangkat. Perempuan itu langsung berbarung tak sadarkan diri. Wajahnya pucat, tetes air mata membekas dengan jelas di wajah cantiknya.
"Dokter, apa yang terjadi dengan istri saya?" tanya Fakhri dengan raut khawatir yang bertengger di wajahnya.
"Seperti dugaan saya sebelumnya, ingatan istri Anda telah kembali. Kemungkinan besar ingatan itu berkaitan dengan hak buruk yang menimbulkan traumatis, itulah penyebab istri Anda seperti itu.''
"Saya permisi."
Fakhri tak menjawab sepatah kata pun ucapan dokter di hadapannya. Pandangannya kosong, ia diliputi ketakutan. Dengan langkah lunglai, ia mendekati brankar. Ia menarik kursi di samping brankar lalu mendudukkan dirinya di sana.
"Jangan tinggalkan aku Shilla. Aku sangat menyayangimu," gumam Fakhri dalam pelukan Shilla. Ralat, bukan Shilla yang memeluk Fakhri, melainkan Fakhri yang memeluk Shilla dengan sebelah tangannya.
Tanpa sadar air matanya menetes, potongan-potingan peristiwa kini terbingkai menjadi sebuah cerita. Fakhri masih ingat dengan jelas, kisah yang telah ia lewati selama enam bulan ini bersama Arshilla Salsabila.
Awalnya memang terasa berat, di awal pernikahan mereka, Shilla tak mengerti tentang agama ditambah lagi kondisinya yang amnesia membuat Fakhri harus membimbing Shilla dengan keras hingga ia menjadi seorang istri shalihah seperti saat ini. Namun, terlepas dari kekurangan Shilla ia tak pernah mengeluh. Ia justru bahagia dan beruntung memiliki istri seorang Arshilla.
Tangan Fakhri terangkat menyentuh pipi Shilla. Ia memiringkan kepalanya menghadap istrinya dengan posisi yang masih terduduk di kursi. Sebenarnya bisa saja Fakhri ikut berbaring di brankar, tapi ia tak mau membuat istrinya terganggu.
"Aku menyayangimu, Istriku. Arshilla Salsabila," ucap Fakhri dengan tulus sembari mengelus pipi Shilla dengan penuh kasih sayang.
Tanpa sadar Fakhri tertidur dengan posisi tangan yang masih berada di pipi istrinya.
***
"Eughht ..."Shilla mengerjapkan matanya perlahan. Ia menggosok matanya khas seorang yang bangun tidur, ia tertegun saat merasakan kulit tangannya bersentuhan dengan kulit lain yang ia sadari betul bukan kulit wajahnya.
Deg ...
Shilla menyingkirkan tangan yang menempel di wajahnya dengan hati-hati namun, tetap saja meskipun ia melakukannya dengan pelan si empu langsung tersadar.
"Shilla ...." Wajah orang di hadapannya ini langsung berbinar dan sumringah.
Shilla menarik selimutku lebih ke atas dan beringsung mundur dengan pandangan waswas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari yang Tersembunyi[END]
EspiritualFakhriza Ghiffari diajak nikah oleh seseorang yang ia tolong. Demi mempertahankan prinsipnya sebagai seorang ustad ia menikahi gadis amnesia yang tak diketahui asal-usulnya itu. Lalu apa yang akan terjadi setelahnya saat Arshilla Salsabila mendapat...