"Abang! Kok Alin dibolehin masuk! Kan aku udah bilang! Kalo ada Alin jangan dibiarin masuk!"
"Aira! Berisik! Anak gadis nggak boleh teriak-teriak!"
"Iya maaf, Ma!"
"Kamu teriak lagi?!"
"..."
"Mana nggak jawab!"
"Kata Mama nggak boleh teriak!"
Aira menghela napas kesal, cewek itu berbalik menghadap Alin yang duduk santai di ranjang layaknya seorang tuan rumah. Bahkan cowok itu sudah berbaring miring dengan tangan kiri sebagai penopang tubuh, juga tangan kanan yang sibuk memainkan ponsel.
"Lo!" Aira menunjuk Alin. Ingat bahwa Aira masih dendam kesumat. "Nyogok apa sama Bang Terry?!"
Alin masih fokus pada ponselnya. "Tanya aja."
"Abang?!" Aira berteriak dari kamarnya, jika tidak budeg pasti Terry mendengar.
"Apa, Sayang?!"
"Disogok apa sama Alin?!"
"Sorry, Abang lebih butuh kuota unlimited Telkomsel! Abang mandi dulu!"
Aira melongo, dirinya jauh lebih murah daripada paketan internet?! Pokoknya Aira juga marah pada Terry!
Iya, Aira mengerti Telkomsel tuh mahal, tapi tidak begini juga!
Alin menahan tawanya, ia duduk bersila dan melipat tangan di depan dada. "Di mata Abang lo aja, lo nggak berharga. Apalagi di mata gue, upil lebih baik daripada lo."
"Alin, keluar dari kamar gue sekarang."
"Aira, keluar dari kamar gue sekarang."
"Alin keluar!"
"Aira keluar!"
"Alin ini kamar gue!"
"Aira ini kamar gue!"
Aira kesal, cewek itu mengambil novel yang ada di meja belajarnya dan berjalan menuju ranjang—tempat Alin bersila dengan nyaman—kaki Aira juga dihentakan dengan sengaja.
"Gue bunuh lo ya!"
Aira mengacungkan novelnya, Alin melotot. "Woy Ra! Itu tebelnya udah kaya buku catatan dosa!"
"Bodo amat bodo amat."
Dugh!
"Aw! Aira!"
Kepala Alin puyeng.
"Ra! Sakit bego!"
Ini saatnya bagi Alin untuk—
"Tante! Aira nyiksa aku! Aku dipukulin sampe biru-biru!
"Aira! Jangan gitu sama Alin! Anak cewek tapi kaya preman!"
Aira berhenti, cewek itu terengah-engah dengan rambut panjang yang ke mana-mana.
"Lampir!" Alin mengusap-usap kepalanya. Rasanya benar-benar puyeng. "Sedendam itu lo sama gue?"
"Iya!"
Alin menarik Aira untuk duduk di sampingnya, cewek itu masih saja menatapnya galak. Seperti akan menelan Alin hidup-hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antitesis (X) | Hwang Hyunjin
Teen Fiction"Gue kegantengan ya? Soalnya kalo ketemu lo selalu ilang fokus."-Haris Pranata Arkana. Haris Pranata Arkana, namanya. Cowok bermata sipit, berhidung mancung, berkulit putih, berselera humor rendah, punya banyak teman, dan memiliki mantan seorang se...